Menikmati Kuliner Bengkayang di Sela-Sela Festival Nyobeng

oleh -2,155 views

BENGKAYANG – Kemeriahan International Nyobeng Dayak Bidayuh Festival sudah bisa diprediksi sejak awal. Event tahunan yang dihelat di Desa Hli Buei, Kecamatan Siding, Kabupaten Bengkayang ini bakal berlangsung tiga hari, 14-16 Juni 2019. Lantas, apa saja yang menarik dari daerah ini?

Menghadiri International Nyobeng Dayak Bidayuh Festival kurang lengkap jika langsung balik kanan alias pulang. Ada banyak hal yang perlu dicoba. Salah satunya berburu kuliner khas yang tentunya memiliki cita rasa lezat dan unik.

Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Bengkayang, I Made Putra Negara menjelaskan, beberapa kuliner yang layak dicoba antara lain kue kantong semar.

“Kue kantong semar sangat populer bagi masyarakat Bengkayang. Selain namanya yang unik, rasanya pun begitu ciamik. Kue ini paling gampang ditemukan saat Ramadhan. Sebagian orang menyebut, kue ini wajib dihidangkan untuk berbuka puasa,” ujarnya, Kamis (13/6).

Da juga Lemang, sejenis kue berbahan dasar beras ketan. Diolah dengan santan kemudian dimasukkan ke dalam buluh bambu untuk dibakar. Rasanya gurih dan lezat, apalagi jika dimakan bersamaan dengan kopi.

“Beda lagi dengan Kue Cucur atau kue tumpi. Kue ini berbahan dasar tepung beras dan gula merah. Tepung beras diadon dengan gula merah dan air kelapa. Setelah semua bahan menyatu kemudian digoreng dan menghasilkan kue yang enak,” ungkap Made Putra.

Buliner khas lainnya adalah bubur pedas. Bubur ini bisa ditemui di beberapa tempat di Bengkayang. Bubur pedas dibuat dari campuran aneka sayur mayur. Seperti kangkung, rebung, jamur, kacang panjang, pakis. Diramu dengan beras yang sudah dihaluskan dan disangrai.

SertaTelur asin perbatasan. Telur asin ini berbeda dengan telur asin kebanyakan karena rasanya yang tidak terlalu asin. Kuning telurnya mantap habis. Dan penampakan telurnya putih, bersih. Karena pengolahannya yang memang bersih.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata Rizki Handayani mengatakan, Bengkayang sendiri adalah salah satu kabupaten di wilayah Provinsi Kalimantan Barat. Selain memiliki kekayaan seni budaya, daerah ini juga menyimpan beragam destinasi wisata alam dan kuliner.

Adapun International Nyobeng Dayak Bidayuh Festival, berawal dari prosesi pesta panen padi suku Dayak Bidayuh. Sebagai ucapan syukur pada Tuhan Yang Maha Esa atau Tipaiak’ng (dalam bahasa Bidayuh), digelarlah ritual Nyobeng.

“International Dayak Bidayuh Festival akan menampilkan beragam seni tari dan adat antarnegara, serta mengundang seluruh perwakilan Kampung Bidayuh dari Malaysia-Serawak,” ujarnya.

Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional II Kemenpar Adella Raung menambahkan, budaya serumpun yang ditampilkan pada International Nyobeng Dayak Bidayuh Festival akan menjadi daya tarik bagi wisatawan. Ia memprediksi, festival ini dapat menghadirkan sekitar 1.000 wisatawan dari Sarawak.

“Ikatan emosional antarwarga suku Dayak Bidayuh sangat kuat. Momen seperti ini akan menjadi sarana mereka untuk berkumpul. Apalagi, ini momentum setahun sekali yang tujuannya memang untuk silaturahmi,” jelas Adella, didampingi Kabid Pemasaran Area III Asdep Pemasaran I Regional II Kemenpar Sapto Haryono.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menuturkan, value yang bisa ditawarkan untuk wisatawan perbatasan adalah ikatan emosional. Sebab, ada kesamaan budaya antara masyarakat di perbatasan. Ini yang akan dimaksimalkan. Menurutnya, di beberapa event crossborder, hal itu membuahkan hasil yang menggembirakan. Banyak wisatawan yang hadir untuk melihat rangkaian kegiatan.

“Kita memang mengincar jumlah yang masif dari crossborder. Sebab, potensi yang dimiliki sangat besar. Karena itu, kita menyiapkan berbagai treatment. Mulai dari musik, budaya, dan lainnya,” kata Menteri Pariwisata Terbaik Asia Pasifik ini.(****)

No More Posts Available.

No more pages to load.