LAMPUNG – Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan ketersediaan stok pangan di Provinsi Lampung khususnya di bulan Ramadhan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri. Hal itu dipastikan langsung oleh Tim PIC Kementan wilayah Provinsi Lampung yang terdiri dari Pusat Pelatihan Pertanian BPPSDMP, Balai Pelatihan Pertanian Lampung dan Balai Pelatihan Pertanian Jambi dengan memonitoring Ketersediaan Pangan ke gudang dan distributor.
Ikut hadir langsung Wali Kota Metro, Wakil Wali Kota, Asisten 2, Kepala Bappeda, staf ahli, kadis ketahanan pangan pertanian dan perikanan, kadis kominfo, kadis perhubungan, kabag perekonomian, kejaksaan, kapolres, kodim, dan DPRD.
Beberapa stok pangan yang dicek ketersediaannya di antaranya adalah beras, bawang putih, bawang merah, ternak sapi dan telur ayam. Tak hanya itu, Tim juga melakukan survei harga dan stok di Pasar Besar Kota Metro.
Walikota Metro, Wahdi Siradjuddin, menjelaskan tujuan dilaksanakannya monitoring harga di pasar untuk menjaga stabilitas harga barang agar tidak mengalami kenaikan. Selain itu, memastikan stok kebutuhan pokok aman bulan suci Ramadhan, bahkan hingga momen lebaran.
“Berdasarkan hasil monitoring yang didapat dari para pemilik Gudang, secara umum masih aman. Stok sembako dan pangan lainnya masih tercukupi, monitoring pemantauan harga sembako ini dilakukan untuk menyerap aspirasi yang berkembang di masyarakat”, ujar Wahdi.
Selain itu ditambahkannya upaya ini sekaligus dalam rangka deteksi dini, agar harga bahan pokok tidak melonjak naik secara drastis dengan menjaga pasokan dari pasar . Kemudian demi terwujudnya ketahanan pangan nasional.
“Saya berharap selama bulan Ramadan ini, masyarakat melakukan konsumsi secara wajar, berjualan secara jujur dan bijak, berbelanja secara bijak sesuai kebutuhan, menerapkan pola hidup sederhana. Kami juga mengajak masyarakat untuk melakukan diversifikasi makanan, baik dari bahan maupun cara pengolahannya”, terangnya.
Selain stok menurutnya, untuk harga bahan pokok saat ini masih stabil. Pemerintah juga terus berupaya menjaga supply bahan pokok masih aman agar harganya tidak mengalami kenaikan.
“Harga saat ini juga masih stabil belum ada kenaikan yang signifikan. Nanti kita juga akan lakukan penetrasi pasar agar harga bahan pokok tidak naik”, kata Wahdi.
Khusus untuk beras, lanjut Wahdi, Kota Metro surplus 3 ribu ton. Dimana, hasil panen sawah di Bumi Sai Wawai pertahun mencapai 35 ribu ton gabah dan jika dikonversi menjadi beras sebanyak 18 ribu ton.
“Sedangkan kebutuhan beras masyarakat Kota Metro itu 15 ribu ton. Artinya, kita masih surplus 3 ribu ton beras. Karena itu untuk beras pasti cukup”, tutupnya.
Hal ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) yang mengatakan, ketersediaan pangan merupakan salah satu faktor penting yang harus dijaga. Itu sebabnya Kementerian Pertanian terus melahirkan program yang berorientasi pada ketersediaan pangan untuk kebutuhan masyarakat.
“Ketersediaan pangan merupakan tujuan utama yang diupayakan oleh kami. Pangan ini merupakan hajat hidup orang banyak. Kementan terus menjamin bahwa kebutuhan pangan untuk rakyat tak boleh kurang,” kata Mentan SYL
Sementara terpisah Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi menambahkan, salah satu faktor penting ketersediaan pangan adalah produktivitas.
“Dan untuk meningkatkan produktivitas, hal pertama dan utama yang harus diupayakan adalah Sumber Daya Manusia (SDM). SDM ini menopang 50 persen peningkatan produktivitas, selain dari mekanisasi pertanian sebesar 25 persen dan peraturan perundangan sebesar 25 persen,” kata Dedi.
Di sisi lain, menurut Dedi ketersediaan pangan sejalan dengan tujuan pembangunan pertanian nasional yakni menyediakan pangan untuk seluruh rakyat, meningkatkan kesejahteraan petani dan menggenjot ekspor.
“Maka, dengan terus menggenjot produktivitas ketersediaan pangan dapat kita capai. Kita juga harus genjot SDM pertanian kita. Penyuluh kita berdayakan agar petani dapat terus meningkatkan hasil budidaya pertanian mereka,” kata Dedi.
Dikatakan Dedi, target utama dalam jangka panjang lembaganya adalah mengembalikan program swasembada pangan yang pernah diraih oleh Indonesia semasa Presiden Soeharto. Hal itu bisa dilakukan apabila seluruh insan pertanian fokus dan serius mencapai target tersebut.
“Mari kita semua insan pertanian kembali ke sawah. Kita genjot produktivitas kita. Kita capai swasembada pangan,” ajak Dedi.
Sebagai informasi Tim juga melakukan pertemuan dengan Koordinator Ketersediaan Pangan dan Administrasi Kabupaten Lampung Tengah dan Sekretaris Dinas serta Kepala Bidang Ketersediaan dan Administrasi Kabupaten Lampung Timur.
Sementara Kepala Pusat Pelatihan Pertanian BPPSDMP Kementan, Leli Nuryati mengatakan, berdasarkan hasil monitoring ketersediaan dan harga bahan pokok hingga akhir bulan Maret, kebutuhan di Provinsi Lampung rata-rata masih aman.
“Berdasarkan data yang kita miliki, untuk komoditas beras misalnya surplus hingga 95,61%. Begitu juga jagung yang mampu mencukupi hingga 99,93% di seluruh wilayah kabupaten/kota di Provinsi Lampung,” tuturnya.
Harapannya, koordinasi yang erat antara Pusat Pelatihan Pertanian, BPP Lampung, BPP Jambi, Dinas Teknis Provinsi Lampung dan dinas terkait di kabupaten menjadi kunci keberhasilan pengawalan dan pengawasan bahan pangan pokok Provinsi Lampung.
“Pendekatan dan pelibatan Asosiasi Produsen dan Asosiasi Pengecer menjadi hal wajib dilakukan seluruh petugas dalam tugas khusus pengawalan ini, karena menentukan kevalidan data input yang akan digunakan penentu kebijakan di level kabupaten dan provinsi,” tutup Leli.