BELU – Kementerian Pertanian, melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) ikut mendorong Penyuluh Pertanian untuk memberikan dukungan penuh untuk pengembangan food estate di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur.
Dukungan disampaikan setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) melakukan tanam jagung di lokasi food estate di Desa Fatuketi, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, Kamis (24/3).
Dalam kesempatan ini Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengatakan siap menggerakan SDM Pertanian untuk mendukung pengembangan food estate agar peningkatan ekonomi masyarakat perbatasan lintas negara semakin cepat yang juga berdampak pada ketahanan pangan nasional.
“Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian akan memberikan dukungan melalui peningkatan kapasitas SDM pertanian. Tahun 2022 sebanyak 120 orang yang akan kita tingkatkan SDM-nya, tahun 2023 sebanyak 240 orang dan tahun 2024 sebanyak 240 orang,” katanya.
Tidak itu saja, Dedi menambahkan jika BPPSDMP akan melakukan penguatan kelembagaan petani. Rinciannya, tahun 2022 sebanyak 9 unit, tahun 2023 sebanyak 9 unit dan tahun 2024 sebanyak 9 unit.
“Kita juga akan melakukan pengawalan dan pendampingan melalui penyuluh. Tahun 2022 pendampingan dan pengawalan akan dilakukan terhadap 70 orang, tahun 2023 sebanyak 70 orang dan tahun 2024 sebanyak 70 orang,” jelasnya.
Dedi menegaskan, petani merupakan pahlawan pembangunan pertanian karena telah mampu menyediakan pangan bagi 267 juta penduduk Indonesia dan sampai saat ini mampu sebagai penopang pertumbuhan perekonomian Indonesia.
Mendukung pengembangan food estate Belu, Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian Bustanul Arifin Caya, mengunjungi Desa Fatuketi, Rabu (23/3/2022) saat pelatihan para petani dan penyuluh yang dilaksanakan di Balai Desa Fatuketi.
“Di tengah keterbatasannya, penyuluh terus aktif mendampingi petani di tengah sawah, seperti pesan Bapak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meskipun ditengah pandemic covid 19 pertanian tidak berganti. Penyuluh harus mampu menjadi ujung tombak peningkatan produksi pangan terutama jagung yang semula baru 2 ton/ha ditingkatkan menjadi 5 ton/ha”, ujar Bustanul
“Penyuluh juga harus mampu sebagai jembatan diterapkannya inovasi teknologi pertanian sehingga terciptanya pertanian yang maju, mandiri dan modern,” tambahnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, melakukan tanam jagung bersama para petani. Food estate di Belu ini sudah menggunakan teknologi pertanian modern.
“Hari ini, kita membuka lahan seluas 53 hektar untuk ditanam jagung dan airnya menggunakan springkel yang berasal bendungan Rotiklot yang baru saja diresmikan. Dari sini kita memperluasnya (food estate,- red) hingga 500 hektar. Kalau itu berhasil, produksinya bagus kita melompat ke daerah yang lain yang punya lahan pertanian datar seperti ini seluas 15 ribu hektar,” ujar Presiden Jokowi.
Menurutnya, food estate merupakan salah satu terobosan untuk membangun pertanian dalam satu hamparan luas dengan menggunakan teknologi modern.
Presiden menambahkan, dengan mencoba teknologi di lahan-lahan yang sulit seperti NTT, akan terlihat apa yang perlu diperbaiki, dikoreksi dan apa alat mesin pertanian yang cocok digunakan di lahan kering seperti NTT sehingga dapat memajukan perekonomian masyarakat.
Saat kesempatan tersebut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo juga mengatakan Presiden Jokowi mengapresiasi pengembangan kawasan food estate Kabupaten Belu dan sesuai perintah Presiden Jokowi perluasan areal harus terus diupayakan pada tahun ini. Dengan mengintegrasikan laju pertanian dari hulu hingga hilir, food estate Belu diharapkan mampu meningkatkan ketahanan pangan, gizi serta kesejahteraan petani.
“Presiden Jokowi sangat ingin kehidupan masyarakat NTT mengalami peningkatan perekonomian, rakyat makin sejahtera. Salah satunya melalui bidang pertanian. Inilah harapan hadirnya pengembangan food estate ini,” ujarnya.
Lebih lanjut SYL menjelaskan pengembangan kawasan food estate seluas 559 ha di Kabupaten Belu ini tersebar di 4 kecamatan yakni Leosama, Manleten, Umaklaran, dan Kecamatan Fatuketi yang terdiri dari pengembangan padi seluas 411 ha dan jagung seluas 148 ha. Kegiatan pengembangannya dilakukan secara bertahap dari tahun 2021 hingga 2024.
“Pengembangan food estate Belu utamanya untuk komoditas padi dan jagung namun kita harapkan untuk menambah penghasilan masyarakat di pinggir lahan akan ditanam komoditi perkebunan, hortikultura ditambah usaha peternakan ayam atau bebek dan sapi,” tegasnya.