Tangerang–Dalam upaya memperkuat peran generasi muda dalam sektor pertanian dan mendorong pencapaian swasembada pangan, Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia terus menciptakan inovasi teknologi dan efisiensi model bisnis berkelanjutan mendukung kebutuhan Dunia Usaha, Dunia Industri, dan Dunia Kerja (DUDIK).
Demikian disampaikan Muhammad Amin, Kepala Pusat Pendidikan Pertanian Kementerian Pertanian (Kementan) saat meninjau Sarana dan Prasarana yang ada pada Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia dalam mendukung pendidikan vokasi memiliki peran strategis dalam mendukung empat kinerja utama pemerintahan yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.
Empat kinerja utama tersebut yakni penciptaan lapangan kerja, peningkatan produktivitas, ketahanan pangan dan energi, serta terobosan teknologi Inovasi.
“Terbukti dengan hadirnya mahasiswa PEPI pada saat ini, dapat menciptakan inovasi-inovasi khususnya dalam alat mesin pertanian pada saat ini mulai dilirik oleh DUDIK. Nantinya Pendidikan vokasi tidak boleh lagi dipandang sebagai kelas kedua. Justru di banyak negara maju seperti Jerman, Swiss, dan Belanda pendidikan vokasi menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi,” katanya.
Salah satu inovasi teknologi pertanian dari Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia (PEPI) adalah mesin pembuat dan pembenah pematang sawah. Inovasi ini bertujuan untuk mengatasi masalah yang dihadapi petani dalam membenahi pematang sawah.
Sejalan dengan arahan Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman untuk terus memacu mahasiswa Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia (PEPI) Kementerian Pertanian agar mampu menciptakan inovasi dalam menghasilkan alat mesin pertanian.
“Mahasiswa Politeknik Enjinering Pertanian Indonesia atau PEPI harus menjadi penggerak utama inovasi di sektor pertanian modern,” kata Amran dalam keterangan di Jakarta.
Amran mengaku telah meninjau mahasiswa Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia (PEPI) Kementerian Pertanian yang membuat alat mesin pertanian (Alsintan) berupa traktor di Serpong, Tanggerang, Bateng.
Mentan mengajak mahasiswa PEPI mampu menguasai seluruh aspek pertanian, mulai dari produksi hingga hilirisasi. Pentingnya peran generasi muda dalam mendukung ketahanan pangan nasional.
“Petani milenial dan penyuluh pertanian memiliki peranan kunci dalam mendukung swasembada beras melalui adopsi teknologi, mekanisasi, dan inovasi pertanian. Kita harus memastikan bahwa pertanian tetap menarik bagi generasi muda dengan memberikan akses terhadap teknologi modern, modal usaha, dan pasar yang luas,” ungkapnya.
“Dengan begitu, mahasiswa PEPI kedepannya mampu menguasai berbagai bidang di sektor pertanian,” jelasnya.
Ia berharap banyak mahasiswa terlibat dalam penelitian dan pengembangan alat mesin pertanian sehingga Indonesia bisa menjadi contoh bagi pertanian dunia.
Mentan menegaskan bahwa mahasiswa, terutama yang berkecimpung di sektor pertanian, harus bekerja keras mewujudkan Indonesia swasembada pangan.
Ia juga menekankan pentingnya peran mahasiswa sebagai ujung tombak masa depan bangsa, dengan kemampuan menciptakan teknologi baru yang dapat menjadi acuan bagi pertanian nasional hingga global.
“Hilangkan pikiran mencari kerja, tetapi usahakan agar kita yang membuka lapangan kerja. Latih kemampuan dari sekarang, kita sebagai mahasiswa Indonesia bisa membuat cadangan (sparepart) Alsintan sendiri,” ujar Mentan.
Senada dengan Mentan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti dalam paparannya mengatakan penyuluh adalah jembatan antara kebijakan pemerintah dan implementasi di lapangan. Dengan pendampingan yang tepat, petani milenial dapat mengembangkan usaha tani yang lebih produktif dan efisien.(*)