Lembata, 09 Oktober 2025- Setelah berlangsungnya pembukaan Kharisma Event Nusantara (KEN) : “Festival Lamaholot“ yang dilaksanakan pada Selasa siang (7/19/2025), Pemerintah Kabupaten Lembata NTT melanjutkan agenda festival tersebut di Desa Atakore, pelaksanaan kegiatan di Desa Atakore bukan hanya dilakukan sebagai acara tambahan namun merupakan bagian utama dari keseluruhan festival ini yang disuguhkan dengan berbagai macam pertunjukan tarian budaya yang diisi oleh warga Desa dari beberapa suku di Lembata.
Pelaksanaan lanjutan dari Festival Lamaholot ini menjadi salah satu bentuk komitmen Pemerintah Daerah Lembata dan Masyarakat Lembata untuk menunjukan kepada khalayak umum bahwasannya Lembata selain memiliki keindahan dan kekayaan alam juga memiliki keindahan Desa Wisata yang dibaluri dengan warisan seni budaya yang tentunya memiliki makna yang begitu dalam dan penuh cerita sejarah.
Dalam kunjungan di Desa Atakore, Wakil Bupati Lembata, Muhamad Nasir Laode, menyampaikan bahwasannya Pemerintah Kabupaten Lembata saat ini tidak hanya mempromosikan wisata alam di Lembata namun juga wisata di Desa Wisata dan wisata Budaya.
“Hari ini org tidak melihat Indonesia dari pantai dan keindahan alamnya namun dari keindahan budaya dan Desa wisata. Skala prioritas kita kedepannya adalah bagaimana kita mempromosikan budaya dan keindahan Desa wisata kita di kancah nasional maupun mancanegara”
Ia juga menyampaikan bahwasannya dengan berbagai macam bentuk adat dan budaya di Lembata tentunya hal tersebut yang akan menjadi kunci untuk mencapai tujuan yang sama yang diidamkan bersama sama.
Lebih lanjut, hadir mewakili Menteri Pariwisata RI, Dwi Marhen Yono, Asisten Deputi Pengembangan Amenitas dan Asksesibilitas Pariwisata Wilayah II sekaligus Plt. Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF). Dalam sambutannya, Marhen menyampaikan kekayaan budaya dan keindahan Desa wisata menjadi Jantung Pariwisata berkualitas dan berkelanjutan di masa mendatang di Indonesia, untuk itu Marhen berharap Pemerintah Kabupaten Lembata bisa serius untuk menyiapkan suguhan atraksi seni budaya menjadi atraksi wisata yang akan menarik wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara datang / berwisata ke Lembata.
“Keindahan Desa Wisata Atakole ini, Budaya, Adat Istiadatnya yang begitu meneduhkan hati tolong dijaga, dirawat, dan siguhkan menjadi atraksi untuk ditunjukan ke wisatawan. Esensi dari wisata itu adalah kebahagiaan, ketika wisatawan datang dan bahagia maka kita juga akan bahagia, begitupun sebaliknya jika wisatawan kecewa maka kita juga tentu akan merasakan rasa kecewa itu”
“Atas nama Kementerian Pariwisata dan Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores sangat berharap Kab. Lembata kedepan tidak hanya menjadi penonton namun menjadi pemain” Tegasnya
Turut hadir dalam acara kunjungan Desa Wisata, Asisten Dua, Pater Pataries, Pimpinan OPD, Camat, Kepala Desa Atakore, Tokoh Adat, Tokoh Agama, Tokoh Perempuan dan Masyarakat Desa Atakore Kabupaten Lembata.
Dalam rangkaian Festival Lamaholot di Desa AtaKore Lembata ini ditampilkan beberapa tarian khas Lembata , antara lain :
Sole Oha: Tarian rakyat suku Lamaholot yang dimainkan dalam lingkaran dan diiringi sair-sair adat. Tarian ini mengandung makna rasa syukur dan penghormatan kepada Tuhan sebagai sumber kehidupan, serta untuk mempererat hubungan persaudaraan.
Tari Beku: adalah tarian tradisional dari Kabupaten Lembata yang menceritakan kisah perjuangan leluhur. Melalui Tarian Beku, masyarakat Lembata mengekspresikan rasa syukur atas keselamatan dan keberhasilan dalam bertahan setelah mengalami musibah, termasuk musibah air bah.
Beberapa wisatawan asing dari Jerman, Polandia dan Belanda yang juga hadir menikmati indahnya atraksi Seni Budaya Lembata sangat terhibur dan terkesan , mereka sangat bersyukur dapat kesempatan langka utk menikmati tarian tarian khas masyarakat Lembata.