Tingkatkan Produktivitas Pertanian, Politeknik Enjiniring Kementan Persiapkan Inovasi Perubahan Iklim

oleh -65 views

TANGERANG – Dalam peningkatkan produktivitas, efisiensi, dan keberlanjutan pertanian diperlukannya Teknologi Pertanian yang tepat guna dan dinanti oleh Petani dan Penyuluh. Menyikapi hal tersebut Mahasiswa Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia Tingkat Akhir Program Studi Tata Air selenggarakan pameran inovasi dalam mendukung alat mesin pertanian (Alsintan), Senin (10/02/2025).

Andy Saryoko selaku Wakil Direktur I Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia menyampaikan bahwa sebanyak 10 jenis proyek mandiri yang dilaksanakan secara berkelompok, untuk proyek mandiri sendiri merupakan kebutuhan yang terjadi dilapangan. Dimana mahasiwa tersebut pernah melaksanakan praktek magang dalam mengembangkan kemampuan analitis dan kritis mahasiswa dalam mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah.

Dari 10 inovasi terdapat inovasi yang rencananya akan dikembangkan oleh mahasiswa program studi Tata Air Pertanian yaitu Morpho-fisiologis Tanaman Terhadap Suhu Air Pada Sistem Penanaman Hidroponik. Inovasi ini sangat diperlukan untuk perubahan pola cuaca, peristiwa cuaca ekstrem, dan meningkatnya suhu yang memengaruhi hasil panen dan produksi ternak, petani termasuk yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim.

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman menegaskan pentingnya ketahanan pangan untuk menghadapi tantangan perubahan iklim dan krisis geopolitik global demi menjaga Swasembada Pangan.

“Pemerintah melakukan percepatan program swasembada untuk menjaga ketahanan pangan nasional di tengah ancaman perubahan iklim dan krisis geopolitik,” kata Mentan.

Dia menyampaikan bahwa untuk padi, Kementan berkolaborasi dengan TNI. Sedangkan untuk komoditas jagung, Kementan bersinergi dengan Polri.

“Indonesia punya potensi lahan untuk jagung 1,2 juta hektare dan ini perlu kita kawal bersama untuk menjaga pangan di tengah berbagai tantangan global,” ujarnya.

Senada dengan Mentan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti menyatakan bahwa perubahan iklim yang ekstrem menjadi ancaman bagi sektor pertanian di Indonesia. Fenomena seperti fluktuasi suhu, perubahan pola curah hujan, dan cuaca ekstrem meningkatkan potensi gagal panen.
Untuk mengantisipasi dampak tersebut, Kementan mengambil langkah-langkah mitigasi dengan mendistribusikan pompa air. “Pompa air ini sangat penting untuk memastikan ketersediaan air di lahan pertanian”, tegas Santi.

“Peningkatan SDM pertanian menjadi salah satu fokus Kementan. Kita ingin memiliki SDM-SDM pertanian berkualitas, SDM yang bisa menghadirkan inovasi, serta mendukung peningkatan produktivitas,” ujarnya. (*)

No More Posts Available.

No more pages to load.