BALI – Kementerian Pertanian melalui Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) mendorong percepatan pemanfaatan Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Bali. Apalagi, di masa pandemi Covid-19 KUR bisa menjadi tumpuan bagi petani untuk bisa tetap beraktivitas.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan pemanfaatan KUR harus dilakukan petani. Karena KUR bisa membantu permodalan.
“Buat petani yang ingin menjalankan usahanya, tapi tidak memiliki cukup modal, KUR adalah pilihan terbaik. Karena tidak akan memberatkan petani. Selain itu cara mendapatkannya juga mudah. Jadi jangan sampai ada alasan petani tidak bisa melakukan tanam karena tidak memiliki modal. Kita pikirkan hal itu agar pertanian berjalan maksimal,” tutur Mentan SYL, Sabtu (22/08/2020).
Sementara Dirjen PSP Kementerian Pertanian, Sarwo Edhy, beserta Direktur Pembiayaan Pertanian, Indah Megahwati, yang turut mendampingi Mentan SYL dalam Rapat Koordinasi Tingkat Menteri (RKTM) yang dilaksanakan di Nusa Dua, Bali, menegaskan pembiayaan melalui program KUR akan terus dioptimalkan.
“Terbukti sampai dengan 19 Agustus 2020, realisasi KUR sektor pertanian tercatat lebih dari Rp 26 Triliun. Hal ini membuktikan bahwa di tengah pandemi covid-19, sektor pertanian menjadi tumpuan dan harapan masyarakat untuk terus menciptakan produksi pertanian,” terangnya.
Sarwo Edhy menambahkan, pengoptimalan penggunaan KUR juga akan dilakukan di Provinsi Bali. Apalagi, penggunaan KUR di Pulau Dewata terus bertambah.
Sampai 19 Agustus 2020 realisasi KUR sektor Pertanian di Provinsi Bali sebesar Rp 576,3 Miliar lebih, dengan total debitur sebanyak 16.899 orang.
“Program KUR ini menjadi tumpuan para petani di semua daerah termasuk para petani di Bali, apalagi situasi sekarang sedang tidak stabil dengan adanya covid-19 ini, sehingga program fasilitasi KUR ini harus terus di dorong agar tercipta kesejahteraan bagi petani,” ujar Sarwo Edhy.(*)