GARUT – Upaya Kementerian Pertanian untuk mentransformasikan seluruh Balai Penyuluh Pertanian (BPP) di Indonesia menjadi BPP Komando Strategis Pembanguan Pertanian (Kostratani) terus dilakukan. Kali ini, Kementan melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) menjadikan 2 BPP di Garut, Jawa Barat, sebagai Model BPP Kostratani.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan penguatan Kostratani juga harus diimbangi dengan peningkatan kemampuan dan pengetahuan penyuluh.
“Percuma punya persenjataan dan amunisi yang hebat dan banyak kalau yang menembak tidak ada. Karena itu SDM, dalam hal ini penyuluh, menjadi hal yang utama bagi keberhasilan pertanian Indonesia,” tutur Mentan SYL, Kamis (13/08/2020)
Sementara Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi mengatakan Kostratani dibangun untuk semakin memperkuat SDM dan juga pertanian di Tanah Air. Hal tersebut disampaikan di depan jajaran pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat.
“Kami bangun petani, penyuluh, dan juga Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) nya dengan Komando Strategis Pembangunan Pertanian langsung di tingkat kecamatan. Kita lengkapi Kostratani dengan sarana dan prasarana seperti komputer, modem, dan jaringan internet,” katanya.
Dedi menegaskan, dengan Kostratani pertanian tidak akan berhenti dan makin ter-upgrade dengan konektivitas teknologi Informasi 4.0.
“Dengan dilengkapi sarana IT, BPP Kostratani akan terkoneksi langsung Agriculture War Room yang ada di Kementerian Pertanian, atau dengan Kostratanas yang dikomandani langsung Menteri Pertanian. Jadi, seluruh kegiatan pertanian daerah bisa langsung terpantau Kementerian Pertanian,” tuturnya
Menurutnya, pengembangan sektor pertanian harus dilakukan. Apalagi berdasarkan data BPS pada kuartal 1 dan 2, Pertanian menjadi satu-satunya sektor yang PDB nya meningkat, bahkan sampai 16%.
Untuk menjaga tren positif ini, Kementan menghadirkan BPP Kostratani, termasuk mentranformasikan 2 BPP di Garut.
“BPP Tarogong dan BPP Samarang di Garut menjadi contoh BPP Kostratani untuk seluruh BPP di Jawa Barat. Oleh karena itu, BPP Kostratani harus memaksimalkan fungsinya dan memiliki interkonektivitas dengan AWR Kementan. Karena BPP Kostratani ini juga menjadi contoh untuk pembangunan BPP di seluruh Tanah Air,” tegas pria yang akrab disapa Prof Dedi itu.
Dedi mengungkapkan, saat ini BPPSDMP Kementan sedang membangun model yang akan menjadi benchmark untuk BPP lain. Dedi juga mengajak seluruh insan pertanian Garut untuk sama-sama membangun pertanian dengan pemberdayaan penyuluh, petani poktan, Gapoktan, dan P4S.
Bupati Garut, Rudy Gunawan, menyambut baik pengembangan BPP menjadi BPP Kostratani yang dilakukan Kementan di wilayahnya.
“Saya berharap program unggulan Kostratani ini dilaksanakan di Garut. Untuk membantu pengembangan BPP, kami anggarkan pendanaan. BPP kami luas-luas dan bangunannya juga bagus-bagus dengan teknologi informasi. Jadi saya sangat bergembira Garut dijadikan percontohan dan siap mendukung dari APBD,” tutur Rudy Gunawan.(Prb)