LEMBANG – Kementerian Pertanian menggenjot peran penyuluh agar produktivitas para petani dapat ditingkatkan.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, selalu menyemangati Penyuluh Pertanian.
“Menjadi penyuluh pertanian itu tugas mulia karena menjadi ujung tombak garda terdepan peningkatan produktivitas. Saya minta semua penyuluh harus kerja lebih keras lagi dan rajin turun ke lapangan,” tutur Mentan SYL.
Senada dengan arahan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi, mengatakan memperkuat kinerja penyuluh pertanian salah satunya melalui kegiatan pelatihan.
“Penyuluh harus hadir mendampingi petani, menyemangati petani. Penyuluh juga harus mampu memberikan solusi kepada para petani,” jelas Dedi.
Salah satu rangkaian penting pada Pelatihan Dasar Fungsional Penyuluh Pertanian Ahli yang diselenggarakan oleh Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang selama 3 minggu berlatih adalah Praktik Kompetensi dilanjutkan dengan Uji Kompetensi.
Praktik Kompetensi selama 5 hari mulai 23 – 27 Februari 2022 dan dilanjutkan Uji Kompetensi selama 1 hari pada tanggal 1 Maret 2022.
“Praktik kompetensi meliputi menganalisis data potensi wilayah dan agroekosistem dengan menggunakan metode SWOT, menyusun programa penyuluhan di tingkat kecamatan/kabupaten, menyusun rencana kerja tahunan penyuluhan pertanian, merencanakan dan melaksanakan evaluasi kegiatan penyuluhan pertanian, dan menyusunan laporan hasil praktik kompetensi,” jelas Aris Hanafiah, Koordinator Widyaiswara BBPP Lembang, saat menguji para peserta pelatihan, Selasa, (01/03/2022).
“Praktik kompetensi menggunakan metode observasi lapangan, wawancara, survei, pengisian kuesioner, praktik penyuluhan, penyusunan laporan,” ujar Aris.
Praktik Kompetensi dilaksanakan di Kabupaten Bandung, tepatnya di bawah koordinasi Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) lingkup Dinas Pertanian Kabupaten Bandung. Seluruh peserta didampingi oleh Widyaiswara BBPP Lembang dan Penyuluh Pertanian setempat.
Peserta dibagi menjadi 4 kelompok di 4 BPP dengan rincian: 1) BPP Cimaung, peserta praktik kompetensi di 8 desa yaitu Desa Jagabaya, Cimaung Sukamaju Cipinang Wargabakti, Cikalong, Pasirhuni dan Campaka, 2) BPP Banjaran, peserta praktik kompetensi di 8 desa yaitu Desa Margahurip, Neglasari, Kiyangroke, Kamasan, Sindangtanom, Banjaran, Banjaran Wetan dan Ciapus, 3) BPP Arjasari, peserta praktik kompetensi di 8 desa yaitu Baros, Arjasari, Pinggirsari, Ancol Mekar, Mekarjaya, Mangungjaya, Wargaluyu, dan Lebakwangi, dan 4) BPP Pameungpeuk, peserta praktik kompetensi di 6 desa yaitu Bojongmanggu, Bojongkunci, Langonsari, Rancamulya, Rancatungku, dan Sukasari.
Salah seorang peserta, Nor Menada Putri, menjelaskan, Saat praktik kompetensi, pertama ia dan rekan-rekan melakukan identifikasi potensi wilayah (IPW) dan agroekosistem. Tujuannya agar kami dapat menganalisis data potensi wilayah dan agroekosistem, melalui data sekunder dan data primer,” jelas Nor.
“Langkah kedua, kami menganalisisnya dengan analisa SWOT, berikutnya kami menyusun programa penyuluhan tingkat kecamatan dengan merumuskan keadaan, menetapkan tujuan, yang merupakan perumusan keadaan yang hendak dicapai dalam jangka waktu 1 (satu) tahun, menetapkan masalah, merumuskan faktor-faktor yang dapat menyebabkan tidak tercapainya tujuan, menetapkan rencana kegiatan untuk mencapai tujuan, rencana monitoring dan evaluasi, dan penyempurnaan programa penyuluhan,” kata Nor.
“Terakhir, kami menyusun Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP) serta penyusunan rencana dan pelaksanaan monitoring dan evaluasi penyuluhan pertanian,” tutur Nor. (Yoko/Che)