Teknik Budidaya yang Tepat dan Inovatif, Ketersediaan Bawang Merah Terjamin

oleh -529 views

LEMBANG – Bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan komoditas hortikultura yang memiliki banyak manfaat dan bernilai ekonomis tinggi serta mempunyai prospek pasar yang menarik.

Seluruh keluarga di Indonesia merupakan konsumen bawang merah dalam berbagai bentuk. Namun budidaya bawang merah di Indonesia masih bersifat musiman, menyebabkan kebutuhan bawang merah di luar musim kurang terpenuhi sehingga hasil produksi masih kurang dibandingkan dengan besarnya permintaan pasar domestik maupun ekspor.

Peningkatan produktivitas dan mutu bawang merah diperlukan dengan melakukan teknik budidaya yang tepat dan inovatif. Teknik budidaya yang baik membutuhkan peran SDM pertanian yang menggerakkan peningkatan produktivitas.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, menyampaikan, “Orientasi SDM unggul harus mampu menghasilkan pangan dengan jumlah mencukupi. Serta didukung jaminan kualitas sebagai produk berkelanjutan demi mencapai target kemandirian pangan,” katanya.

Sedangkan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian So, Dedi Nursyamsi menyampaikan, “untuk mewujudkan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia membutuhkan SDM pertanian Indonesia yang profesional, mandiri, berdaya saing dan berjiwa wirausaha.

“Syarat utamanya memiliki pengetahuan, jejaring, jiwa wirausaha, dan melalui pelatihan vokasi,” jelas Dedi.

Peningkatan kapasitas SDM pertanian, salah satunya melalui pendidikan dan pelatihan vokasi. Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang melaksanakan Pelatihan Vokasi Budidaya Bawang Merah. Pelatihan dilaksanakan selama 7 hari efektif mulai dari 23 Februari – 1 Maret 2022. Peserta pelatihan berasal dari 17 kabupaten/kota di 3 provinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pelatihan bertujuan agar peserta menjadi SDM yang handal, siap pakai dan siap terjun di dunia usaha dan dunia industri (DUDI), dan yang paling penting dapat merubah mindset atau perubahan karakter petani milenial menjadi petani yang maju, berwawasan dan terampil di bidangnya.

Selama berlatih, peserta Pelatihan Vokasi Budidaya Bawang Merah mempelajari materi inti tentang Pemilihan Lokasi dan Penentuan Waktu Tanam, Deskripsi  Varietas dan Persiapan Benih, Persiapan Lahan dan Penanaman, Pupuk dan Pemupukan, Pemeliharaan (Penyiangan, Penyulaman, Pengairan, Pembumbunan, Pendangiran), Pengendalian Hama dan Penyakit, serta Panen dan Pascapanen.

Koordinator Substansi Aneka Sayuran dan Buah Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, Nur Eva Hayati ,saat memberikan materi Kebijakan Program Pengembangan Tanaman Bawang Merah secara virtual, Kamis (24/02/2022),  banyak berdiskusi dengan peserta tentang daerah potensi dan pengembangan tanaman bawang merah hingga inisiasi penetapan daerah Program Food Estate yang dapat diusulkan oleh pemerintah daerah kepada Kementerian Pertanian.

“Persyaratan usulan wilayah Food Estate diantaranya dilihat dari luasan lahan hingga jaminan adanya offtaker yang bisa menampung hasil panen bawang merah dari petani,” ujar Eva.

Pada materi Deskripsi Varietas dan Persiapan Benih, Widyaiswara BBPP Lembang, Abd. Rohim, menyampaikan, “Setelah berlatih materi ini, harapannya peserta dapat menentukan varietas benih bawang merah yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan di wilayah petani masing-masing. Saya juga berharap peserta mampu memilih dengan cerdas teknologi perbanyakan benih bawang merah yang sesuai kebutuhan dan kondisi petani,” jelas Abd. Rohim.

Di lahan praktik Inkubator Usahatani BBPP Lembang, peserta diajak mempraktikkan materi Persiapan Lahan dan Penanaman dengan bimbingan Widyaiswara BBPP Lembang, Cece Mulyana, Jumat (25/02/2022). Peserta melakukan olah tanah, membuat bedengan, melakukan pemupukan dasar, membuat lubang tanam dan menanam benih bawang merah varietas Sumenep, Maja Cipanas dan Batu Karet.

Dalam rangka menambah wawasan dan bertukar pengalaman dengan pelaku usaha bawang merah yang sukses di bidang agribisnis bawang merah, peserta diajak kunjungan lapang ke Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung.  Ujang, salah satu pengelola menjelaskan produksi dan pemasaran bawang merah yang mencapai 14 ton/hari. “Kami ingin meningkatkan target produksi dan pemasaran tahun 2022 ini menjadi 25 ton/hari,” jelas Ujang.

“Kami optimis ini tercapai karena komoditas bawang merah sangat diminati masyarakat berbagai kalangan. Olahan pangan senantiasa menggunakan bawang merah sebagai bumbu penyedap. Kedepan ingin menambah jejaring kemitraan lagi,” harap Ujang.

Tampak antusiasme peserta selama kunjungan lapang. Peserta sangat tertarik menggali informasi tentang kriteria produk bawang merah yang banyak diterima pasar, modal usaha, jejaring kerjasama, sampai dengan penetapan harga dan transportasi. (Yoko/Che)

No More Posts Available.

No more pages to load.