Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno berharap santri menjadi garda terdepan dalam menciptakan ekonomi kreatif demi Indonesia emas 2045.
Harapan itu disampaikan Sandiaga di depan ratusan santri Pondok-Pesantren Az-Ziyadah, Klender, Jakarta Timur pada acara Santri DigitalPreneur Indonesia 2024 bertajuk “Generasi Kreatif, Berdaya Saing” pada Selasa (27/8) sore.
“Santri harus bisa berinovasi, beradaptasi dengan era digitalisasi serta membangun kolaborasi atau taawun. Dengan begitu santri bisa menjadi pelaku ekonomi kreatif dan menjadi garda terdepan untuk Indonesia emas,” kata Menparekraf Sandiaga.
Menurut Sandiaga, pihaknya mendorong santri berinovasi, beradaptasi dan berolaborasi dengan program Santri Digitalpreneur Indonesia 2024.
Program ini didesain untuk mencetak santri yang berkarakter kuat dan berintegritas dalam berkarya, memberdayakan santri unggulan agar kompetitif di industri kreatif dan digital, serta menjadikan santri modern yang tetap mengutamakan akhlakul karimah.
Harapannya, di masa depan, santri diharapkan dapat menjadi produsen informasi dan literasi, serta penggerak konten dan produk berkualitas yang bernilai Islami
“Target kami bisa mencipatakan 4 juta lapangan pekerjaan. Kami sudah keliling di seluruh provinsi di indonesia. Menyentuh para santri dengan pelatihan, Kita bantu pemasaran, bantu permodalaan, workshop, bahkan peralatan menjadi atau pelaku ekonomi ketarif yang terdigitalisasi.
Melalui kegiatan pelatihan Santri DigitalPreneur, Menparekraf berharap santri bisa memanfaatkan ilmu yang diperoleh untuk berdakwah di era digital dengan penuh semangat dan dedikasi. Serta, para santri mampu menciptakan konten dakwah yang menarik, kreatif, dan inspiratif, sehingga dapat menyebarkan nilai-nilai Islam secara luas dan efektif.
Kegiatan Pelatihan Santri DigitalPreneur Indonesia diadakan di 10 kabupaten/kota terpilih, yaitu Lombok Barat, Balikpapan, Sukabumi, Gorontalo, Gresik, Yogyakarta, Malang, Jakarta Timur, Semarang dan Tangerang.
Pemilihan peserta didasarkan pada minat para santri terhadap proses kreatif dan digitalisasi. Harapannya, para santri yang memiliki minat, pengetahuan, atau bahkan telah memiliki karya, dapat meningkatkan kemampuan mereka melalui kegiatan ini.
Di setiap kota, Santri Digitalpreneur Indonesia akan menjaring 50 orang peserta dari 10 pesantren yang akan mengikuti pelatihan selama 4 hari. Setiap pesantren akan tergabung menjadi 1 kelompok beranggotakan 5 orang, dan diminta untuk menghasilkan 1 konten. Karya terbaik dari masing-masing kota nantinya akan dipamerkan pada Demo Day di Jakarta.
Turut mendampingi Menparekraf Sandiaga, Pengasuh Pondok Pesantren Az-Ziyadah, KH Ahmad Muhajir Zayadi serta super mentor Alfatahar.