KAHYANGAN.NET//JAWA TIMUR – Kegiatan Sekolah Lapangan proyek Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Project (IPDMIP), mengajarkan petani di Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, pembuatan mikroorganisme lokal (Mol).
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap petani dalam pembuatan dan pemanfaatan bahan alami sebagai pendekomposer, pupuk hayati dan sebagai pestisida organik. Penggunaan Mol selain dapat menyuburkan lahan pertanian juga ramah lingkungan dan membuat tanaman tahan terhadap serangan hama dan penyakit.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memberikan dukungan terhadap kegiatan ini. Terlebih mengajarkan hal baru untuk petani dan penyuluh.
“Pertanian harus diisi dengan SDM berkualitas. Agar pertanian bisa semakin maju dan produktivitas kita semakin meningkat,” tutur Mentan SYL, Selasa (11/08/2020).
Dukungan juga disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi.
“Pengetahuan petani dan penyuluh harus terus ditingkatkan salah satunya melalui metode Sekolah Lapangan bagi petani agar nantinya dapat menghasilkan SDM pertanian yang profesional, berdaya saing dan berjiwa wirausaha tinggi,” katanya.
Sekolah lapangan (SL) di Kecamatan Mojowarno Kabupaten Jombang dilaksanakan di 2 Poktan yaitu Poktan Guwo Desa Latsari dan Poktan Sidoluwih Desa Mojowarno dengan jumlah peserta seluruhnya 50 orang.
Dalam kesempatan ini, peserta mendapatkan materi juga melakukan praktek pembuatan Mol yang berasal dari bahan-bahan sekitar seperti sabut kelapa, sisa sayuran dan nasi. Peserta juga diberikan pengetahuan tentang cara mengukur pH tanah.
Sebab, Mol dapat membantu akselerasi pengomposan sebab Mol merupakan cairan yang terbuat dari bahan alami sebagai media hidup dan berkembangnya mikroorganisme yang berguna untuk mempercepat penghancuran bahan organik.
Menurut Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Mojowarno, Wiwik Budiati, dengan kegiatan ini petani diharapkan mulai menggantikan penggunaan bahan kimia dengan bahan alami dalam olah lahan dan penanganan OPT guna menjaga keseimbangan ekosistem.
“Dan dengan adanya SL ini petani terus diharapkan mampu menerapkan kebiasaan baik dalam usaha tani nya seperti dilakukannya pengamatan OPT secara rutin, penggunaan pupuk yang berimbang dan penggunaan pestisida secara lebih bijaksana,” katanya.(TR/EZ)