JAKARTA – Wakil Ketua Umum PSSI, Cucu Somantri kembali mendapat sorotan negatif. Kali ini, pria yang juga Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB) ini dinilai melakukan kolusi dengan memasukkan anaknya yang bernama Pradana Aditya Wicaksana sebagai General Manajer PT LIB.
Tentu ini hal tidak bagus dalam menentukan kebijakan. Apalagi Cucu juga merangkap jabatan sebagai Waketum PSSI dan Direktur Utama LIB. Amat mungkin Cucu dan anaknya bisa berkolusi saat menahkodai PT LIB.
Hal ini sudah diakui oleh Direktur Bisnis PT LIB, Rudy Kangdra mengatakan bahwa anak Cucu Somantri memang benar masuk di PT LIB dan menjabat General Manager.
“Iya betul, yang bersangkutan ada di PT LIB. Ia dimasukkan oleh pak Cucu,” kata Rudi.
Namun pernyataan Rudi dibantah oleh Media and Public Relation, PT LIB, Hanif Marjuni. Ia menyebut
struktur organisasi itu belum pasti. Karena belum ada surat keputusannya untuk Pradana Aditya.
Terkait ini, Rudi pun kecewa terhadap pernyatan Hanif, ia menilai Hanif telah memutar balikkan fakta yang terjadi. Apalagi struktur sudah ada dan anak Cucu Somantri sudah aktif berada di kantor PT LIB.
Untuk itu, Rudi pun langsung menkonfirmasi Hanif melalui sambungan telepon. Berikut petikan suara Rudi dan Hanif.
Rudi: Siang pak Hanif, kenapa buat pernyataan di media kaya gitu kemarin pak Hanif?
Hanif: Oh pernyataan, iya iya, jadi itu yang tanya goal pak, kan banyak media yang tanya, terus saya sampaikan ke pak cucu kebetulan pak cucu waktu itu hpnya sempet gak aktif kan, pak ini media pada tanya, salah satunya siapa, goal, ya udah kamu jawab aja seperti ini gitu pak, bahwa itu belum selesai, oke.
Jadi gimana pak, nanti statemennya dari kamu, tapi itu sudah persetujuan dan perintah dariku, gitu pa, oke, terus goalnya saya jawab gitu pak, jadi cuma goal doang pak, gitu.
Rudi: Tapi kan Pak hanif tidak bisa. Pak hanif itu kan orang media, terima gak sirkulernya.
Hanif: Maksudnya pak?
Rudi: Terima ga struktur organisasi?
Hanif: Iya
Rudi: Terima kan?
Hanif: Iya betul.
Rudi: Nah kenapa diarahin kaya gitu?
Hanif: karena di ini saya kan media dan public relation PT LIB pak
Rudi: ya tapi harus bicara sesuai fakta loh pak hanif. Apalagi orang media.
Hanif: ya fakta bagi saya itu adalah fakta yang penjelasan pak Cucu bahwa itu belum fix gitu pak. Makanya karena perintah itu ya saya sampaikan gitu pak.
Rudi: karena pak Hanif bisa digiring ke pidana loh kalau kaya gitu bicaranya.
Hanif: maksudnya pak, pidana yang seperti apa ya?
Rudi: kalau gak sesuai dengan fakta, kan bisa jadinya kena pidana, bener ga, kita kan sama2 tahu.
Hanif: iya betul. Nah karena di penjelasan yang diberikan ke saya itu kan belum ada SK-nya pak tentang struktur organisasi itu. Nah karena pak Cucu menjelaskan seperti itu, dan minta saya menjelaskan seperti itu ya saya jelaskan ke goal ini gitu pak.
Jadi saya gak ada inisiatif, tapi karena diperintah pak Cucu gitu loh pak, kronologisnya itu, dan saya hanya ngomong ke Goalcom doang karena bapa mintanya ke goal, dan tidak ada rilis, begitu pak kronologisnya.
Rudi: ya harusnya kan dipikir, kalau ngejawab itu harus sesuai dengan fakta pak Hanif.
Hanif: iya siap iya pak. Kalau ini saya siap salahlah. Dan mungkin ini ujian saya di awal ramadhan pak. Tapi jujur saya gak ada tendensi apapun block mana block mana karena perintah dari pak Cucu itu pak.
Gitu pak, jadi jujur saya gak ada tendensi kemana mana, saya juga lama di bola dan sudah tiga kali mengalami kaya gini gitu pak. Jadi saya hanya melakukan apa yang diperintahkan atasan gitu, kemarin itu hanya seperti itu.
Rudi: okelah kalau kaya gitu pak Hanif ya.
Hanif: Iya siap. saya mohon maaf kalau itu melukai bapak. Tapi tidak ada tendensi apapun, saya hanya melaksanakan perintah yang dari pak Cucu gitu, katakan ya tiba2 ada perintah gitu ya saya laksanakan pak.
Rudi: Sebenarnya bukan melukai saya pak hanif, itu melukai semuanya karena berbicara gak sesuai dengan fakta, bener ga.
Hanif: Iya
Rudi: kita udah tahu Pradana Aditya itu aktif, bener ga, pak Hanif tau gak?
Hanuf: Siapa pak?
Rudi: Adit itu aktif
Hanif: Aktif dalam artian?
Rudi: Di perusahaan, di PT LIB
Hanif: Oh iya iya, di grup juga sudah ada nama dia pak.
Rudi: oh ya udah, kan kalau diarahin yang salah kan harus membenarkan justru.
Hanif: Iya siap pak.
Rudi: Okelah, kalau gitu ya di clear in lah kalau gitu.
Setelah sambungan telepon ini, Hanif berjanji akan mengklarifikasi, merilis dan minta maaf terkait komentarnya di beberapa media. Karena pernyataannya di beberapa media atas tekanan dan perintah Cucu Somantri. Namun, hingga saat ini belum ia lakukan.
Pradana Aditya bersekolah di Jurusan Psikologi Universitas Jenderal Achmad Yani, Kota Cimahi. Lalu, ia mengambil lagi kuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) di universitas yang sama dan Sekolah Tinggi Hukum Swadaya Medan.
Ia juga maju sebagaiWakil Bupati Garut pada Pilkada Garut 2018. Berpasangan dengan Agus Hamdani, Pradana Aditya gagal memenangkan persaingan Pilkada Garut 2018.
Pada Senin (13/4) lalu, Cucu juga membuat blunder dengan menyebut Maaike Ira Puspita bakal naik jabatan menjadi Sekretaris Jenderal PSSI menggantikan Ratu Tisha Destria dikritik banyak pihak. Cucu membuat blunder dengan komentar yang bukan wewenangnya, kini giliran Exco PSSI lainnya yakni Yunus Nusi yang menyayangkan komentar Cucu.
Cucu terpilih sebagai direktur utama PT LIB saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada 23 Januari 2020 di Bali. Ia didampingi Sujarno sebagai direktur operasional, Anthony Chandra direktur keuangan, Rudy Kangdra direktur bisnis, dan Sonhaji sebagai komisaris utama. Selain itu, ada empat nama sebagai komisaris yakni Munafri Arifuddin, Ferry Paulus, Hasani Abdulgani, Endri Erawan, dan Hakim Putratama.