ToF SIMURP Ajarkan PUTS ke Petani di BPP Gebang

oleh -24,171 views
Foto : Istimewa
Foto : Istimewa

KAHYANGAN.NET//CIREBON – Sebanyak 24 petani asal BPP Gebang, Cirebon, mengikuti Training of Farmers (ToF) Climate Smart Agriculture (CSA) proyek SIMURP, 7-9 Oktober 2020, di BPP Pebadilan. Salah satu materi yang diajarkan adalah mengenai Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS).

Kegiatan ToF dibuka Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat. Hadir dalam kegiatan itu Sekretaris Dinas Pertanian, Kepala Bidang Penyuluhan, Kepala Seksi bidang Penyuluhan dan pejabat fungsional Kabupaten Cirebon.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan ToF harus diikuti dengan sungguh-sungguh oleh para petani di Indonesia.

“Kegiatan ToF CSA SIMURP memberikan banyak manfaat buat petani dan penyuluh. Ikuti kegiatan ini dengan serius sehingga bisa diaplikasikan di pertanian,” pesan Mentan SYL, Minggu (11/10/2020).

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi mengharapkan pelatihan ToF memberikan manfaat kepada petani

“khususnya dalam meningkatkan pengetahuannya untuk meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian, caranya dengan cerdas memanfaatkan iklim” katanya.

ToF dilaksanakan untuk meningkatkan kesadaran, pengetahuan dan ketrampilan para petani sebagai pelaku usaha bidang pertanian. Tujuannya, agar dapat berorientasi bertani Cerdas iklim (CSA) yang berkelanjutan dengan mempelajari dan mempraktekkan tentang pertanian cerdas iklim melalui pembelajaran tatap muka, diskusi dan tanya jawab serta praktek lapangan.

Tampil sebagai narasumber adalah fasilitator yang telah mengikuti ToT, UPTD PAPRJJ Wilayah VIII DI Cikeusik, Bank Mandiri, dan Petugas POPT.

Materi yang disampaikan adalah kebijakan pertanian, managemen pengelolaan saluran air, pembiayaan perbankkan di bidang pertanian, pengolahan tanah padi, seedtreatment, penanaman dan jarak tanam legowo 2:1, pemeliharaan, Pengendalian hama terpadu, pengelolaan air, panen & pasca panen, serta Post Test dan Rencana Tindak Lanjut kegiatan Tof.

Salah satu pembelajaran penting yang diajarkan dan dipraktekkan di ToF BPP Pabadilan adalah dapat menggunakan teknologi uji tanah sawah secara cepat dan mudah dalam menentukan kebutuhan.

Serta rekomendasi pemupukan yang tepat dosis dengan penggunaan PUTS ( Perangkat Uji Tanah Sawah) sebagai perangkat uji untuk mengukur status hara N, P, K & pH tanah sawah yang merupakan sarana pendukung Permentan No 40/SR.140/04/2007 tentang rekomendasi pemupukan padi sawah spesifik lokasi.

“Manfaat PUTS antara lain Mengukur status hara N, P, K, dan pH tanah sawah secara cepat dan mudah. PUTS juga sebagai dasar penentuan dosis rekomendasi pupuk N, P, K dan amelio ran tanah sawah, dan Menghemat penggunaan pupuk, meningkatkan pendapatan petani dan menekan pencemaran lingkungan,” terang Dedi Nursyamsi.

Menurutnya, PUTS merupakan alat bantu analisis kadar hara tanah secara kualitatif untuk menentukan status hara N, P, K, dan pH tanah di lapangan secara cepat, murah, mudah dan akurat.

Perangkat uji cepat ini berupa alat pengukur status hara N, P, K, & pH tanah dan cairan formula kimia berdasarkan kolori-metri/ (pewarnaan).

Peserta dalam praktek uji PUTS, diajarkan cara mengekstrak hara N, P, K tersedia dalam tanah, mengukur hara tersedia dengan bagan warna, dan menentukan rekomendasi pupuk padi sawah. Hasil pengujian dapat langsung diketahui saat itu juga. Kemasan elegan, mudah dibawa, praktis, dan dapat diisi ulang (re-fill).

Alat ini potensial untuk dapat digunakan secara praktis oleh petugas lapang, penyuluh pertanian dan kelompok tani di lapang agar dalam merencanakan jumlah pupuk yang harus diaplikasikan sesuai dengan kebutuhan tanaman padi sawah.

Pada akhir pelatihan ToF, koordinator penyuluhan kabupaten Cirebon, Fajar sebagai penangung jawab kegiatan ToF di Kabupaten Cirebon, mengharapkan adanya penularan ilmu. Sehingga petani dapat menerapkan pertanian CSA dalam berusaha tani.

Menurutnya ToF juga membuat kesepakatan untuk peserta, antara lain Tidak membakar jerami, Pemupukan spesifik lokalitas berdasarkan alat PUTS, Penggunaan bagan warna daun/BWD, Penggunaan pupuk organic.

Kesepakatan lainnya adalah Menerapkan jajar tanam legowo, Penerapan 4 prinsip PHT, Penggunaan pestisida nabati sebagai alternatif PHT, Melakukan penyiangan dengan alat gasrok atau weeder, Menerapkan prinsip panen yang baik untuk mengurangi kehilangan hasil/losses, serta Meningkatkan IP/Indeks Pertanaman. (LW/FJR/NF)

No More Posts Available.

No more pages to load.