BANDA ACEH – Aceh bersiap kembali mempromosikan potensi pariwisatanya. Kali ini, Pemerintah Provinsi Aceh melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) akan menggelar Aceh Sumatera Expo 2019 di Mall Kasablanka, Jakarta, 14-16 November.
Aceh Sumatera Expo 2019, atau disebut ASPO, adalah pameran pariwisata berbasis Meeting, Incentive, Convention and Expo (MICE).
Rencananya, kegiatan ini akan dihadiri Plt. Gubernur Aceh, Ir. Nova Iriansyah, MT serta dihadiri sejumlah tokoh politik dan tokoh masyarakat Aceh di Jakarta.
Aceh Sumatera Expo 2019 mengangkat tema Like, Love & Share Aceh. Kegiatannya akan diawali dengan Seminar Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang akan dibuka oleh Plt. Gubernur Aceh, Ir. Nova Iriansyah, MT. Kegiatan ini akan digelar di Hotel Puri Denpasar, Jakarta. Tampil sebagai Keynote Speaker dan Narasumber utama adalah Asdep Pengembangan Destinasi Regional I Kemenparekraf Reza Fahlevi, Nezar Patria (Jakarta Post), M. Arif Budiman (Praktisi Branding & Creativeprenure), TB. Fiki Astari (ketua Umum Indonesia Creative City Network) dan AAN (CEO. Kostumfest Indonesia).
Plt. Gubernur Aceh, Nova Iriansyah menyatakan, kegiatan perdana ini bertujuan untuk memperkenalkan dan mempromosikan Aceh sebagai destinasi wisata halal unggulan. Juga destinasi investasi dunia. Sekaligus mendekatkan Aceh ke pasar wisatawan nusantara dan mancanegara di Jakarta. Karenanya, kegiatan ini melibatkan pelaku industri wisata dan Industri Kecil Menengah (IKM) Aceh.
“Aceh terus melakukan berbagai upaya dalam promosi industri pariwisatanya melalui berbagai strategi pemasaran, baik melalui strategi pemasaran, seperti Destination, Origin dan Time (D.O.T), Strategi Promosi, seperti Branding, Advertising dan Selling (B.A.S) dan strategi media lainnya, seperti Paid Media, Owned Media, Social Media, Endorser (P.O.S.E). Ada sejumlah destinasi wisata Aceh yang patut dikunjungi wisatawan nusantara maupun mancanegara. Dari data yang ada, setidaknya ada lebih dari 800 lokasi wisata yang terdapat di Aceh, baik itu wisata bahari, wisata alam, wisata budaya, wisata religius, wisata kuliner, cagar budaya dan sebagainya, ” tutur Nova, Rabu (6/11).
Nova menambahkan, pihaknya juga sangat bersyukur sebab Aceh telah ditetapkan sebagai World’s Best Halal Cultural Tourist Destination oleh International Travel Week (ITW) 2016 di Abu Dhabi. Aceh juga menjadi Destinasi Wisata Halal Unggulan versi Indonesia Muslim Travel Index (IMTI) 2019 oleh Kemenpar RI.
Penghargaan ini, kata Nova, merupakan kesempatan bagi Aceh untuk terus mengemas dan membenahi industri pariwisata. Sekaligus memperkuat positioning Aceh sebagai destinasi wisata halal yang layak dikunjungi oleh setiap wisatawan melalui semangat “The Light of Aceh”.
“Kita ingin image atau branding wisata Aceh semakin positif dan viral serta Aceh berkontribusi memajukan pariwisata Sumatera dan Indonesia secara umum. Aceh Sumatera Expo 2019 dengan taglinenya “Like, Love & Share Aceh” dipersembahkan dari Aceh untuk Sumatera dan Indonesia. Juga kita ingin mendekatkan Aceh ke pasar wisatawan nusantara dan mancanegara. Perkembangan industri pariwisata di Aceh bersifat inclusive melibatkan semua pihak, khususnya pelaku industri pariwisata Aceh, Sumatera dan nasional lainnya,” tambah Nova.
Selanjutnya Nova mengatakan, promosi wisata Aceh akan dilengkapi pihaknya dengan ragam suguhan pesona dan dan atraksi budaya Aceh agar wisatawan semakin percaya diri dan tertarik datang ke Aceh.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh, Jamaluddin menambahkan, kegiatan ini tidak hanya sebagai ajang promosi wisata Aceh. Tetapi juga meningkatkan angka kunjungan wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara ke Aceh. Sekaligus juga menciptakan peluang dan akses jaringan ekonomi dan investasi pelaku industry wisata di Pulau Sumatera, maupun tanah air. Sehingga dapat menjadikan Aceh sebagai destinasi wisata yang layak dikunjungi para wisatawan, baik dalam, maupun luar negeri.
“Kunjungan wisatawan ke Aceh terus meningkat dengan semakin dikenalnya Aceh sebagai destinasi wisata halal, baik melalui penyelenggaraan atraksi wisata, maupun publikasi melalui media sosial secara tepat sasaran. Jumlah kunjungan wisatawan meningkat mencapai 2.5 juta orang terdiri dari 2.4 juta wisatawan nusantara dan 106 ribu wisatawan mancanegara pada tahun 2018. Sementara, 2017, kunjungan wisatawan mencapai 2.3 juta orang terdiri dari 2.2 juta wisatawan nusantara dan 78 ribu wisatawan mancanegara, “ sebut Jamal.
Mneurutnya, angka ini diprediksi akan terus meningkat melalui semangat branding wisata “The Light of Aceh”. Targetnya, kunjungan wisatawan nusantara mencapai 3 juta orang dan wisatawan mancanegara mencapai 150 ribu orang pada tahun 2019. Sementara, angka kunjungan wisatawan Muslim ke Aceh diharapkan juga akan meningkat dari 35 ribu wisatawan menjadi 50 ribu wisatawan tahun 2019.
“Melalui promosi wisata Aceh di beberapa kota besar di Indonesia khususnya di Pulau Sumatera dan di Jakarta sebagai pasar wisata nusantara dan mancanegara melalui pameran bertajuk “Aceh Sumatera Expo 2019” yang akan digelar di Mall Kasablanka di Jakarta dari 14 hingga 16 November, diharapkan tidak hanya menjadi media efektif dalam rangka membangun pencitraan positif tentang Aceh, memperkenalkan Aceh sebagai salah satu Destinasi Wisata halal dunia di kawasan paling barat Republik Indonesia dan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Aceh yang diprediksikan akan mencapai 150.000 orang pada tahun 2019, namun juga memperkenalkan Aceh sebagai Destinasi Investasi Dunia dengan berbagai peluang investasi dan kemudahan perizinan lainnya, “ sebut Jamal.
Jamal mengatakan, sebelum ASPO, akan digelar Rapat Koordinasi (Rakor) Aceh Sumatera Expo 2019. Kegiatan ini akan dihadiri oleh unsur Pemerintah Aceh dan Kab/kota sebagai CEO di daerah. Serta stakeholder pariwisata terkait lainnya. Rakor akan dilangsungkan 4 November 2019 di Hotel Kyriad Banda Aceh. kemudian pada 13 November, akan digelar Seminar pariwisata dan ASPO dengan ragam kegiatan. Seperti Business Meeting (Sales Mission), pemeran produk UMKM, kreasi dan demo makanan daerah, fashion show, pentas seni dan tari, serta peforma penyayi kondang Aceh, Rafli Kande, Keubibit, dan Ganiya Ghazi.
Kepala Bidang Pemasaran, Rahmadhani, menambahkan, pariwisata Aceh perlu dukungan semua pihak. Khususnya, masyarakat millennial Aceh yang memiliki kepedulian dalam menviralkan ragam pesona wisata Aceh melalui dunia maya.
“Penyelenggaraan Aceh Sumatera Expo 2019 dengan taglinenya “Like, Love & Share Aceh” 2019 menjadi salah satu strategi efektif dalam mempromosikan pesona wisata Aceh di Jakarta, dan dukungan masyarakat millennial Aceh adalah sebuah keniscayaan agar Aceh semakin dikenal (viral), menjadi daya tarik dan layak untuk dikunjungi oleh wisatawan, “ sebut Rahmadhani.
Menurutnya tren kunjungan wisatawan ke Aceh meningkat setiap tahunnya, tapi belum fantastis.
“Kita ingin Aceh ini terus menjadi destinasi yang layak dikunjungi oleh wisatawan. Artinya kita perlu menciptakan berbagai strategi-strategi marketing yang baik dan tepat sasaran, salah satuya tidak hanya menggelar ragam even dan atraksi wisata serta partisipasi dalam berbagai pameran atau expo, tapi juga melakukan pembenahan 3A yaitu Aksebilitas, Atraksi, dan Amenitas,” paparnya.
Sementara Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenparekraf Rizki Handayani mengatakan industri pariwisata Aceh sedang berkembang.
“Perkembangan ini seiring dengan semakin tumbuhnya industri pariwisata di Pulau Sumatera dan Indonesia. Pariwisata Aceh juga memiliki identitas. Mereka mengusung semangat wisata halal dan branding wisata Aceh “The Light of Aceh” atau “Cahaya Aceh” sebagai co-branding wisata nasional Wonderful Indonesia atau Pesona Indonesia,” katanya.(*)