TOBA – Beragam program unggulan pemerintah mengalir deras ke Destinasi Super Prioritas Danau Toba. Program ini menjadi penguat destinasi melalui aspek teknis hingga Sumber Daya Manusia (SDM). Komitmen tersebut terpotret jelas di dalam Rapat Koordinasi Pengembangan Desa Wisata Danau Toba Kemenparekraf/Baparekraf, Jumat (28/8).
“Pemerintah pusat memberi perhatian dan bantuan luar biasa. Ada banyak pelatihan yang digelar, selain bantuan permodalan hingga uang tunai. Kini semua stakeholder pariwisata harus lebih bersemangat membangun daerahnya. Apalagi, aktivitas pariwisata sudah mulai ramai meski masih di masa New Normal,” ungkap Kadisparbud Sumatera Utara Ria Novida Telaumbanua, Jumat (28/8).
Rapat Koordinasi Pengembangan Desa Wisata Danau Toba digelar di Hotel GM Marsaringar, Lumban Dolok Haume Bange, Balige, Toba, Sumatera Utara (Sumut). Background peserta merupakan pelaku pengelola Desa Wisata dari kawasan Danau Toba bagian Selatan. Rinciannya, Toba, Tapanuli Utara (Taput), dan Humbang Hasundutan (Humbahas).
“Kami memang membutuhkan banyak bantuan untuk pengembangan pariwisata, khususnya di Toba. Selain SDM, kami juga perlu pengembangan infrastruktur. Kabupaten Toba ini memiliki 35 desa wisata, lalu 4 spot diantaranya desa wisata prioritas. Lebih menarik, ada 25 desa wisata yang beririsan langsung dengan Danau Toba,” kata Kadisparbud Toba Jhoni Piter Silalahi.
Menaikkan kompetensi SDM pariwisata, Direktorat Pengembangan SDM Pariwisata sudah menyiapkan 61 program sepanjang 2020. Komposisi programnya seperti pelatihan, kemitraan, bimbingan teknis, juga training of trainer (ToT). Hingga Agustus 2020, program yang sudah terealisasi sekitar 46%. Sisa program mulai digulirkan kembali awal September 2020, termasuk slot penguatan SDM di kawasan Danau Toba.
“Desa wisata di kawasan Danau Toba sangat strategis mendorong pertumbuhan pariwisata. Untuk itu, kami juga fokus untuk meningkatkan kualitas SDM-nya. Kami akan berikan banyak pelatihan sesuai dengan kebutuhannya. Ada banyak kegiatan yang sudah disusun sepanjang tahun ini,” kata Analisis Kebijakan Madya mewakili Direktur Pengembangan SDM Pariwisata Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan, Arius SM Hutahean.
Untuk pelaku pariwisata dan industri kreatif di kawasan Danau Toba, Kemenparekraf/Baparekraf pun menggulirkan pelatihan. Programnya berlabel ‘Pelatihan Pemandu Wisata Tingkat Dasar’ dengan lokasi Parapat, Simalungun. Ada juga ‘Pelatihan Offline Peningkatan Kemitraan Usaha Pemandu dan Homestay di Sumatera Utara.
Program serupa juga digelar di Sumatera Utara, Temanya, ‘Pelatihan Offline Peningkatan Kemitraan Usaha Pemandu Wisata di Sumatera Utara’.
Serupa itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) lalu menggulirkan agenda Infrastruktur TIK Bakti. Program ini mendukung transformasi digital di destinasi, khususnya desa wisata.
“Kami terus mengembangkan teknologi informasi pada destinasi wisata. Selain jumlah, kualitas layanan juga dinaikan. Hal ini searah dengan konsep quality tourism. Dan, posisi desa wisata menjadi komoditi menarik untuk mendukung optimalisasi pariwisata,” tegas Kadiv Layanan IT Untuk Masyarakat Kementerian Kominfo Ari S Wahyuniarti.
Secara umum, Kementerian Kominfo punya 6 program besar. Sebut saja, Satelit Multifungsi, Ekosistem, Penyiaran, Palapa Ring, Akses Internet, dan BTS. Mendukung digitalisasi, layanan internet sudah saat ini bisa dinikmati 7.542 spot layanan publik. Untuk 2020 hingga 3 tahun mendatang, terdapat penambahan 7.904 spot. Menariknya, sebanyak 93 spot layanan umum akan dibangun di kawasan Danau Toba.
“Beragam program unggulan yang diberikan ke Danau Toba menjadi bukti soliditas seluruh stakeholder pariwisata. Posisi desa wisata tentu akan semakin kuat mendukung destinasi Danau Toba. Kami tetap mendukung untuk seluruh potensi besar yang mereka miliki,” tegas Direktur Pengembangan Destinasi Regional I Oni Yulfian.
Adapun rincian program BAKTI untuk destinasi Danau Toba, Dairi diberi 1 slot layanan umum internet. Samosir mendapatkan kuota 7 spot, lalu Toba diberi akses 15 titik internet. Untuk Tapanuli Utara dibangun 8 titik, sedangkan 55 spot layanan umum internet dihadirkan di Humbahas. Lebih detail, spot tersebut juga dikembangkan ekosistem untuk device, application, capacity building, dan Network.
“Pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di kawasan Danau Toba seharusnya lebih bersemangat. Sebab, beberapa kebutuhan mereka sudah dipenuhi. Sekarang tinggal bagaimana mereka berinovasi agar arus wisatawan semakin optimal,” kata Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Hari Santosa Sungkari.
Program BAKTI juga menggulirkan slot e-Learning English untuk Pelaku Pariwisata. Spotnya di Samosir, Toba, Simalungun, Humbasa, Taput, dan Dairi. Kuota pesertanya sekitar 50 orang per kabupaten/kota dengan background pelaku pariwisata dan industri kreatif. Daerah didukung sinyal 3G/4G dengan usia di atas 18 tahun. Kontennya, pengenalan diri, percakapan, hingga pariwisata di masa New Normal.
“Destinasi Super Prioritas Danau Toba saat ini lebih solid. Semua stakeholder pariwisata bersatu untuk memajukan kawasan Danau Toba. Seiring peningkatan kualitas SDM dan infrastrukturnya, Danau Toba semakin optimal memberikan manfaat ekonomi,” tutup Koordinator Area I Pengembangan Destinasi Regional I Wijonarko didampingi Sub Koordinator Area I A Pengembangan Destinasi Regional I Andhy Marpaung