Letak geografis Kota Dumai yang strategis berada di jalur internasional Selat Malaka, menjadikan kota di Provinsi Riau itu sebagai pintu nomadic tourism (pariwisata nomaden) di bagian barat Indonesia.
Hal ini dibuktikan dengan hadirnya 24 orang turis dari Jerman yang membawa 11 mobil karavan jenis Mercedes, Man dan Ford Iveco, pada Sabtu (3/8/2019).
Sebelum tiba di Dumai, rombongan turis Jerman ini telah melewati beberapa negara diantaranya, Rusia, Kazakhstan, Usbekistan, Kirgistan, Cina, Laos, Kamboja, Thailand dan Malyasia. Tiba di negeri Jiran 11 mobil karavan diangkut menggunakan kapal ponton berkecepatan 1 knot dari Port Klang (Pelabuhan Klang), menyeberangi jalur internasional Selat Malaka menuju pelabuhan Dumai.
Menurut keterangan Bintang yang merupakan pemimpin tur turis Jerman tersebut, dipilihnya kota Dumai sebagai pintu masuk dari Negara Jiran karena letak geografisnya sangat dekat dibandingkan daerah lainya di Sumatera.
“Pelabuhan di Kota Dumai Jarak tempuhnya paling dekat dari Malaysia, dibandingkan dengan pelabuhan lainya di Sumatera. Namun akibat gelombang laut yang besar, waktu tempuh dari Port Klang ke Dumai memakan waktu 48 jam perjalanan. Jika normal waktu tempuhnya hanya 36 jam. Jika melalui pelabuhan Belawan, Medan, Sumatra Utara akan memakan waktu lebih lama lagi,” tuturnya.
Ia menjelaskan, ketika mobil karavan diangkut kapal ponton, 24 turis yang rata-rata para pensiunan itu sudah diberangkatkan terlebih dahulu menggunakan tranportasi umum Ferry Malaka – Dumai.
“Mereka rata-rata para pensiunan yang memiliki berlebih uang. Mengunjungi beberapa negara hanya untuk bertamasya. Kalau kita umat muslim di Indonesia jika memiliki banyak uang akan pergi haji atau umroh. Nah kalau orang Jerman punya uang mereka akan berlibur seperti ini,” kata Bintang.
Ia mengatakan, para turis ini keliling dunia meninggalkan rumah di negara asalnya dengan membawa mobil karavannya masing-masing.
Di Indonesia akan mengunjungi beberapa destinasi di Sumateara yaitu Dumai, Danau Toba Sumatra Utara, Bukit Tinggi, Painan, Bengkulu, dan Lampung,.
“Di Pulau Jawa akan mengunjungi Sukabumi, Kawah Putih, Jogyakarta, Magelang dan Probolinggo. Kemudian para turis menuju pulau Bali, Lombok, Sumbawa, Labuan Bajo dan Maumere. Setelah itu rombongan akan menuju Dili, Timor Leste dan Australia,’’ ujar Bintang yang juga menjabat sebagai Penasehat HPI (Himpunan Pramuwisata Indonesia) Provinsi Jawa Barat.
Sementara, Wakil Sekjen DPP HPI, Osvian Putra mengaharapkan pelabuhan roro yang berada di Dumai bisa segera direalisasikan. Mengingat potensi Dumai sebagai gerbang masuk utama wilayah Indonesia bagian barat untuk trans continent trip (perjalanan lintas benua), seperti yang berlangsung hari ini, Sabtu (3/8/2019) akan terus meningkat permintaan dan peminatnya.
“Dari tahun lalu uji coba trans continental trip ini sudah berjalan, dan untuk tahun depan komitmen penyelenggara tour ini sudah disampaikan kepada kami secara lisan dengan membawa lebih banyak camper van,” ujar Osvian Putra.