SOLO – Gelaran Solo International Performing Arts (SIPA) 2019 menarik hadirnya banyak wisatawan. Jika Anda menjadi bagian dari mereka, jangan lupa kunjungi pabrik gula Colomandu. Tempat ini sudah direvitalisasi, sehingga kini berubah menjadi objek wisata dan kawasan komersil.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani mengatakan, sesuai dengan revitalisasi tersebut, kini pabrik gula Colomadu berubah nama menjadi De Tjolomadoe. Lokasinya sangat mudah dijangkau, tak jauh dari Bandara Adi Sumarmo Solo.
“Pabrik gula Colomadu sudah lama terbengkalai. Berkat inisiatif Presiden Joko Widodo, kini pabrik tersebut berubah menjadi sebuah museum yang sangat layak dikunjungi,” ujarnya, Kamis (5/9).
Dengan hanya membayar tiket Rp25 ribu/ orang, wisatawan bisa masuk ke dalam museum keren ini. Wisatawan bisa melihat sejumlah koleksi arsip dan artefak dari pabrik gula Colomadu, yang disertai keterangan tentang sejarah bangunan tersebut.
“Tak hanya museum, di sini juga ada Stasiun Ketelan yang difungsikan sebagai area Food and Beverage, Stasiun Penguapan sebagai area Arcade, Stasiun Karbonatasi sebagai area Art & Craft, dan Besali Cafe,” bebernya.
Selain itu ada Tjolomadoe Hall atau concert hall dan Sarkara Hall sebagai multi-function hall yang bisa disewakan untuk venue pernikahan. Di area museum ini juga banyak sekali spot foto yang sangat instagramable. Tak heran banyak kaum millenial yang mengunjungi museum ini.
Ketua Tim Pelaksana Calendar of Event (CoE) Kementerian Pariwisata Esthy Reko Astuty mengatakan, pabrik gula Colomadu atau De Tjolomadoe menjadi daya tarik lain bagi wisatawan yang ingin hadir ke SIPA 2019. Kegiatan ini berlangsung di Benteng Vastenburg Solo, tanggal 5-7 September ini.
“SIPA sudah memasuki tahun ke-11. Untuk perhelatan kali ini, SIPA mengusung tema ‘Arts As a Sosial Action’. Tema tersebut dipilih karena seni pertunjukan yang disajikan di panggung SIPA tak hanya untuk dinikmati. Tetapi juga menyampaikan isu-isu krusial dalam kehidupan sosial,” jelasnya.
Menurutnya, SIPA adalah event yang sangat bagus. Sangat kaya akan inovasi. Khususnya yang menyangkut seni pertunjukan atau performing art. Ada seni budaya tradisional, ada juga kebudayaan modern. Artinya, SIPA bisa merangkul semua kalangan.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menyatakan, Indonesia sangat kaya akan seni dan budaya. Setiap daerah memiliki ciri masing-masing. Dan di SIPA, seni dan budaya daerah mendapatkan ruang untuk mengaktualisasi diri. Para pelaku seni bisa berekspresi dan berinovasi. Ini menjadikan budaya daerah bukan hanya lestari, tetapi juga berkembang.
“Saya sangat mengapresiasi gelaran SIPA. Event ini bukan hanya mampu menghadirkan sesuatu yang menghibur bagi masyarakat, tetapi juga turut melestarikan seni budaya,” tandasnya. (*)