JAKARTA – Perekonomian masyarakat Kabupaten Pekalongan dihidupkan kembali melalui kanal pariwisata. Pendorongnya adalah gerakan BISA (Bersih, Indah, Sehat, Aman). Kegiatan tersebut dilaksanakan pada tanggal 8-9 Agustus 2020, lokasinya berada di Welo Asri, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Muaranya penerapan protokol kesehatan di destinasi wisata selama New Normal.
“Masa transisi New Normal menjadi momentum terbaik untuk menggerakkan perekonomian di daerah. Pariwisata menjadi sektor yang paling strategis untuk menghidupkan kembali perekonomian masyarakat. Sebab, cakupannya luas dan melibatkan banyak lini industri,” ungkap Deputi Kebijakan Strategis Kemenparekraf/Baparekraf Kurleni Ukar, Jumat (7/8).
Gerakan BISA di Kabupaten Pekalongan diikuti 100 peserta. Backgroundnya adalah para pelaku industri pariwisata dan ekonomi kreatif terdampak Covid-19. Program BISA juga menjadi media pendistribusian bantuan pendukung protokol kesehatan bagi destinasi wisata. Demi menghadirkan kebersihan, bantuan berupa tempat sampah dan alat kebersihan diberikan.
“Pariwisata tetap menjadi jaminan perekonomian masyarakat. Dengan beragam produk wisata dan infrastrukturnya yang luar biasa, pariwisata mampu menggerakkan massa besar. Hal ini tentu positif bagi perekonomian karena nilai transaksinya sangat besar. Untuk itu, kami memberikan banyak dukungan untuk mempercepat proses tersebut,” terang Kurleni.
Untuk memberikan jaminan Keindahan, program pengecatan ulang destinasi pun dilakukan. Lini Kesehatan dikuatkan melalui bantuan peralatan seperti Thermogun, Disinfektan, Faceshield, hingga wastafel. Adapun syarat Keamanan dipenuhi melalui Signage. Kurleni menambahkan, destinasi wisata Kabupaten Pekalongan siap menerima wisatawan New Normal.
“Beragam bantuan diberikan untuk mendukung kelayakan destinasi dalam melayani wisatawan di masa New Normal ini. Pada prinsipnya, destinasi wisata Kabupaten Pekalongan sangat layak dikunjungi. Mereka menerapkan protokol kesehatan secara menyeluruh, harus berhati-hati dan waspada,” lanjutnya.
Menjadi program semacam padat karya, program BISA secara khusus memang memiliki beberapa tujuan strategis. Sebut saja, menjadi media pemberdayaan pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif pasca pembatasan sosial berskala besar. Program ini juga mendukung indikator health and hygiene hingga Safety and Security untuk menaikan Travel & Tourism Competitiveness Index (TTCI).
Lebih lanjut, Gerakan BISA menjadi sinergi besar seluruh stakeholder pariwisata di pusat dan daerah. Sebab, daerah harus menaikan kualitas dan daya saing destinasinya. “Kondisi tatanan baru pasca Covid-19 harus diantisipasi. Untuk itu diperlukan kesepahaman antara pusat dan daerah. Apalagi, potensi pariwisata Kabupaten Pekalongan sangatlah besar,” jelasnya lagi.
Menurut Bisri Romly, Anggota DPR RI komisi X, “di daerah Petungkriyono ini tempat wisatanya banyak dan juga bagus, hanya saja kurang adanya oleh-oleh atau kenang-kenangan.” Oleh karena itu harus ada sebuah produk agar wisatawan bisa berkesan jika berwisata di Petungkriyono.”