JAKARTA – Destinasi Super Prioritas Danau Toba terus dipoles Kementerian Pariwisata. Konsep storytelling wisata budayanya diperkuat. Caranya melalui bimbingan teknis (bimtek). Pesertanya adalah stakeholder pariwisata di sekitar Danau Toba.
Bimtek Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Wisata Sejarah dan Warisan Budaya Kemenpar dihelat Jumat (13/9). Lokasinya di Parapat, Girsang Sipangan Bolon, Simalungun, Sumatera Utara (Sumut). Tema yang diangkat adalah ‘Penguatan Storytelling Wisata Budaya di Kawasan Danau Toba’. Story telling dibangun melalui pendekatan psychological flow. Atau pengalaman ‘sesuatu di balik sesuatu’.
“Destinasi Super Prioritas Danau Toba semakin eksotis melalui storytelling yang disajikan. Ada banyak story hebat di Danau Toba, khususnya wisata budayanya. Potensi besar inilah yang akan digali sekaligus dikuatkan melalui program bimtek. Kami optimistis ada banyak output positif yang dihasilkan,” ungkap Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kemenpar Ni Wayan Giri Adnyani, Selasa (10/9).
Kawasan Danau Toba memiliki beragam kekayaan narasi terpendam. Narasi tersebut bisa dikembangkan menjadi paket wisata. Output utamanya tentu paket wisata budaya. Bisa berupa wisata sejarah, religi, hingga tradisi sekaligus seni budaya. Semua potensi tersebut lalu diselaraskan dengan teknologi digital.
“Storytelling menjadi pilar penting dalam pembuatan sebuah paket wisata. Posisinya sangat penting, khususnya untuk menarik minat pasar. Dari situ, jalur sekaligus jejak warisan budaya mampu memberi experience terbaik dan kesan mendalam bagi wisatawan,” terang Giri Adnyani.
Ada 5 narasumber akan ditampilkan. Mereka adalah Asisten Deputi Pengembangan Wisata Budaya Kemenpar Oneng Setya Harini. Ada juga Kadisparbud Simalungun Resman Saragih, lalu TPP Wisata Sejarah, Religi, Tradisi, dan Seni Budaya Punto Wijayanto. Juga Inspire Robert Moningka hingga Dosen Poltekpar Medan Emrizal.
Para narasumber tersebut akan membagikan inspirasinya. Punto Wijayanto akan menyampaikan konsep ‘Signifikansi Produk Wisata Sejarah dan Warisan Budaya di Kawasan Danau Toba’. Bahasan ‘Penguatan Storytelling Wisata Sejarah dan Warisan Budaya di Kawasan Danau Toba’ diberikan Robert Moningka. Lalu, Emrizal akan fokus pada ‘Pola Perjalanan Wisata Budaya di Kawasan Danau Toba’.
“Storytelling berpengaruh terhadap respon pasar. Produk thematic travel telah menjadi tren global dan dicari para wisatawan. Satu sisi, Kawasan Danau Toba punya potensi lengkap. Bila dikembangkan, jalur dan jejak warisan budaya di sana akan optimal menarik wisatawan,” jelas Asisten Deputi Pengembangan Wisata Budaya Kemenpar Oneng Setya Harini.
Kegiatanini akan melibatkan sekitar 30 peserta. Terdiri dari Pokdarwis sebanyak 10 orang, lalu 5 orang dari perwakilan TA/TO. Ada juga 8 orang dari Komunitas, HPI Sumatera Utara sebanyak 2 orang. Dan 3 orang dari Disparbud Simalungun, serta 2 nama orang Badan Otorita Danau Toba.
“Nantinya para peserta akan menyampaikan secara berantai kepada kelompoknya masing-masing. Kami optimistis, cara penguatan storytelling akan menaikan arus kunjungan wisatawan ke Kawasan Danau Toba,” papar Oneng lagi.
Pergerakan wisatawan ke Kawasan Danau Toba dalam 5 tahun terakhir cukup kompetitif. Dari rentang 2015-2018, arus wisnus rata-rata tumbuh 25%. Pada 2018, pergerakan wisnus berada di angka 12,14 Juta orang. Adapun arus wisman rata-rata tumbuh 1%. Pada 2018, arus wisman ada di angka 231.288 orang. Dan, perubahan konsep kemasan storytelling dipercaya bisa mengatrol jumlah wisatawan signifikan.
“Storytelling menjadi sesuatu yang penting bagi Danau Toba. Pembaruan kemasan dan treatment dari storytelling diperlukan di Danau Toba. Kalau stakeholder di sana sudah memahami semuanya, nantinya Kawasan Danau Toba akan memiliki konsep storytelling yang bagus. Dengan begitu, pasar memahami dan pergerakan wisatawan makin naik signifikan,” tutup Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya yang juga Menpar Terbaik ASEAN.(****)