TOBA – Destinasi Super Prioritas Danau Toba jadi rumah besar bagi kidung Batak. Ada beragam warna eksotis yang direpresentasikannya melalui keindahan lirik dan aransemen musiknya. Magic-nya bahkan mampu membius Rapat Koordinasi Pengembangan Desa Wisata Danau Toba pada Jumat (28/8). Bait-bait harmoni tersebut menggema melalui lirik mantra ‘O Tano Batak’.
Suasana Rapat Koordinasi Pengembangan Desa Wisata Danau Toba berubah jadi konser dadakan, Jumat (28/8). Venue rapat Hotel GM Marsaringar, Lumban Dolok Haume Bange, Balige, Toba, Sumatera Utara, seolah jadi sounboard merdu bagi akapela 80 peserta rapat. Mereka berasal dari Toba, Tapanuli Utara, hingga Humbang Hasundutan. Bersama-sama menyanyikan lagu khas Batak, yaitu ‘O Tano Batak’.
“Lagu ‘O Tano Batak’ sangatlah menginspirasi. Selalu memunculkan semangat untuk terus membangun destinasi Danau Toba. Melalui lirik lagu ‘O Tano Batak’ pula, pelaku industri pariwisata dan ekonomi kreatif di area Danau Toba harus termotivasi. Melahirkan inovasi dan karya produktif melalui desa wisata demi kebaikan,” ungkap Kadisbudpar Sumatera Utara Ria Novida Telaumbanua, Jumat (28/8).
Secara umum, lagu ‘O Tano Batak’ menjadi representasi kerinduan terhadap tanah Batak. Khususnya, kerinduan masyarakat Batak yang hidup di perantauan akan kampung halamannya (bona pasogit, bona ni pinasa). Menjadi pelepas rindu (pasombu sihol) dan dengan keindahan liriknya, lagu ‘O Tano Batak’ pernah dinyanyikan juga oleh Victor Hutabarat.
“Tano Batak bisa diartikan sebagai Tanah Batak. Lagu ‘O Tano Batak’ memang indah. Seindah alam dan budaya destinasi Danau Toba-nya. Siapapun pasti akan dibuat takjub. Rindu untuk berkunjung kembali. Menikmati eksotisnya kekayaan destinasi ini. Silahkan datang langsung dan nikmati alunan lagu-lagu khas Batak,” terang Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Hari Santosa Sungkari.
Membuat rindu, gambaran eksotisnya Tanah Batak memang detail diceritakan melalui lirik lagu ‘O Tano Batak’. Lagu diawali syair ‘O Tano Batak, Haholonganku’ yang artinya ‘Oh Tanah Batak Kesayanganku’. Lirik berikutnya, ‘Sai Namalungun Do Au Tu Ho’ yang bermakna ‘Aku Rindu Sekali Padamu’. Ada juga ‘Dang Olo Modom, Dang Nok Matakku’ atau ‘Tak Bisa Tidur, Tak Bisa Aku Memejamkan Mata’. Lalu, ‘Sai Namasihol Do Au, Sai Naeng Tu Ho’ dengan arti ‘Selalu Rindu Aku, Selalu Ingin Aku datang Padamu’.
“Syair lagu ‘O Tano Batak’ memang menarik. Semua warna alam dan budaya sama-sama dijaga lestari. Dan, suasana seperti ini muncul dalam desa wisatanya. Wisatawan bisa tidur dalam homestay, lalu ikut membaur dalam aktivitas keseharian masyarakatnya. Ini akan jadi experience yang menakjubkan,” kata Hari lagi.
Warna-warni eksotis Tanah Batak dimunculkan di dalam bait syair lainnya. Ada ‘O Tano Batak, Andigan Sahat’ atau ‘Oh Tanah Batak , Kapankah Dapat Aku Jumpai’. ‘Au On Naeng Mian Di Ho, Sambulokki’, artinya ‘Aku Selalu Ingin Kembali Padamu, Kesayanganku’. Lalu, Molo Dung Biccar Mata Ni Ari (Bila Matahari Telah Terbit). Disusul, ‘Lao Panapuhon Hauma I’ dengan makna ‘Untuk Menerangi Sawah-Sawah’. Dan, ‘Denggan Do Ngolu Siganop Ari’ yang merujuk ‘Hidup di Sana Sungguh Nyaman’.
“Tanah Batak dengan Danau Toba di dalamnya sangatlah kaya dan mempesona. Lirik kerinduan lagu ‘O, Tano Batak’ sudah cukup menjadi gambaran eksotisnya destinasi ini. Secara keseluruhan, Batak dengan Danau Toba memang kaya akan karya lagu yang sangat menginspirasi,” jelas Direktur Pengembangan Destinasi Regional I Oni Yulfian.
Selain lagu ‘O, Tano Batak’, Batak memiliki banyak lagu daerah yang populer. Sebut saja, ‘Sinanggar Tullo’ yang berasal dari Tapanuli. Liriknya menceritakan seorang pria yang harus mencari gadis bermarga Tobing untuk dijadikan pasangan hidupnya. Ada juga ‘Alusi Au’ yang berisi harapan seorang pria untuk disambut cintanya oleh gadis yang disukainya . Atau, lagu ‘Sik Sik Sibatumanikam’ yang populer dengan ritme cepatnya.
“Destinasi Danau Toba ini menjadi pustaka besar yang berisi banyak pengetahuan dan kebijaksanaan. Semuanya penuh dengan inspirasi. Lagu ‘O Tano Batak’ sangat luar biasa. Wajar bila lagu ini tiba-tiba dinyanyikan dalam Rapat Koordinasi Pengembangan Desa Wisata Danau Toba. Ada energi besar di dalamnya,” tegas Koordinator Area I Pengembangan Destinasi Regional I Wijonarko.
Danau Toba dan budaya Bataknya semakin unik dengan musik pengiringnya. Menjadi kesatuan dengan lirik, Danau Toba pun banyak memiliki alat musik tradisional penghasil nada indah. Sebut saja, Gondang, Sarune Bolon, Hasapi, Taganing, Garantung, dan lainnya. Sub Koordinator Area I A Pengembangan Destinasi Regional I Andhy Marpaung memaparkan, wisatawan bisa belajar seni budaya Batak.
“Wisatawan bisa mempelajari lagu Batak dan musiknya sekaligus. Mereka ini bisa belajar langsung dari masyarakatnya. Desa wisata di Danau Toba banyak memiliki sanggar yang bisa mengajarkan musik dan lagu sekaligus. Kami tunggu di Danau Toba. Silahkan eksplorasi beragam sisi eksotisnya,” papar Andhy. (*)