MALANG – Kabupaten Malang membuka lebar-lebar pintu investasi di semua sektor, termasuk pariwisata. Destinasi wisata pun tumbuh. Destinasi terbaru yang hadir adalah Lembah Indah Malang yang mengusung konsep edu resort.
Lembah Indah Malang terletak di Desa Balesari Kecamatan Ngajum. Destinasi ini bisa menjadi pilihan menghabiskan akhir pekan bersama keluarga. Lembah Indah Malang memadukan landscape pemandangan yang instagramable dengan konsep edukasi dibidang pertanian, perkebunan, perikanan hingga peternakan.
“Konsepnya berawal dari keinginan kami sebagai pihak investor untuk membuat suatu kawasan wisata alternatif yang baru di Malang Raya,” kata CEO Lembah Indah Malang, Fadli Umam.
Kawasan Gunung Kawi dipilih sebagai venue sebab secara historis Gunung Kawi telah memiliki branding sebagai wisata religi. Dengan menggabungkan branding serta potensi alam yang mendukung, Umam menuturkan bahwa pihaknya ingin menghadirkan kolaborasi wisata edukasi ditengah harmoni alam yang mendukung.
Dibangun di lahan seluas 18 hektare, wisata Lembah Indah Malang dilengkapi dengan beberapa fasilitas pendukung seperti vila, glamor camping, hingga camping ground.
“Ada juga pertanian sayuran organik, hidroponik, kebun buah, peternakan dan juga pusat food and baverage,” jelas Umam.
Meski mengusung konsep resort yang identik dengan tempat liburan bagi kalangan borjuis, pihak pengelola justru menyasar masyarakat di segmen menengah kebawah sebagai sasarannya.
Tidak perlu takut merogoh kocek dalam-dalam jika ingin berkunjung ke tampat ini. Untuk satu orang pengunjung, pengelola hanya membandrol tiket seharga Rp 15 ribu saja.
“Segmen kami justru untuk kalangan milenial dan keluarga. Kami ingin memberikan edukasi ke masyarakat middle low bahwa resort yang selama ini dianggap sebagai tempat liburan kalangan atas juga bisa kami hadirkan untuk kalangan menengah kebawah,” jelas investor asal Jakarta tersebut.
Sementara Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Malang Dr Made Arya Wedanthara menuturkan, pemerintah membuka lebar peluang bagi pihak swasta yang ingin bersama-sama membangun pariwisata di kabupaten.
“Saya sangat welcome dan mengapresiasi jika semangat untuk mengangkat potensi daerah, baik itu muncul dari inisiatif investor maupun masyarakat atau pokdarwis,” kata Made.
Dijelaskannya, destinasi yang dikelola oleh swasta maupun pokdarwis, punya kelebihan dan kekurangan masing-masing.
“Kalau pokdarwis yang pasti mereka harus menyiapkan dana yang besar dan masih bergantung pada DD dan ADD. Kalau investor cepat karena dananya pasti sudah siap, tapi mereka juga harus benar-benar matang dalam memilih konsep dan tempat yang akan dikembangkan supaya tidak rugi,” jelas Made.
Direktur Pengembangan Destinasi Pariwisata Regional II Kemenparekraf, Wawan Gunawan, memberikan apresiasi kepada Pemkab Malang.
“Dengan segala potensi alam dan budaya yang dimilikinya, Kabupaten Malang memiliki daya tarik luar biasa untuk mendatangkan investor. Mereka hanya harus memberikan kemudahan berinvestasi namun tetap menjaga kelestarian,” tutur Wawan.(***)