JAKARTA – Sebagai Destinasi Super Prioritas, Borobudur harus menghadirkan sejumlah atraksi berkualitas. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mendukung hal tersebut dengan menggelar Workshop Pengembangan Atraksi Wisata Budaya di Destinasi Super Prioritas (DSP) Borobudur, Jumat 29 November 2019, di Omah Eling Brongsongan (Kampung Semar), Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Acara ini dihadiri Asdep Pengembangan Destinasi Pariwisata Regional II Kemenparekraf Wawan Gunawan, Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Disporapar Provinsi Jawa Tengah Prambudi Traju Trsino, Staf Ahli Menteri Pariwisata Bidang Seni dan Budaya Taufik Rahzen.
Hadir juga sejumlah praktisi seni dan budaya seperti Gaura Mancacaritadipura, Ray Bachtiar, Eko Sunyoto, dan Chrysnanda Dwilaksana, serta 70 peserta.
Menurut Asisten Deputi Pengembangan Destinasi Pariwisata Regional II Kemenparekraf Wawan Gunawan, Borobudur harus terus diperkuat dengan 3A.
“Pengembangan atraksi, aksesibilitas dan amenitas menjadi kunci utama dalam pengembangan destinasi di Indonesia. Apalagi, pemerintah sudah menetapkan 5 Destinasi Super Prioritas, salah satunya adalah Borobudur,” paparnya.
Untuk itu, Wawan menilai perlu dilakukan diidentifikasi siapa, dimana, melakukan apa.
“Jadikanlah Borobudur destinasi lengkap, bukan hanya dilihat candinya saja. Wilayah sekitarnya sehingga perlu dibangun. Harus ada sinergitas antar pemangku kepentingan. Buat Borobudur,
Wayang bisa dikembangkan. Karena sangat potensial. Apalagi sudah menjadi masterpiece yang ditetapkan oleh UNSECO,” ujar Wawan.
Pernyataan tidak jauh berbeda disampaikan Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Kemenparekraf Dadang Rizki Ratman. Menurutnya, Borobudur adalah destinasi yang berpotensi mengembangkan wayang.
“Bahkan, Borobudur dapat dikembangkan menjadi kiblat wayang dunia. Sekaligus
memperkaya atraksi wisata budaya di Borobudur,” katanya.
Namun, Dadang mengimbau perlunya
sinergi antara birokrat dan seniman. Agar pengembangan Borobudur sebagai Destinasi Super Prioritas dapat berjalan dengan baik.
“Dalam pengembangan pariwisata, setiap tempat adalah destinasi. Artinya bisa menciptakan hal-hal yang baru, membuatkan ide-ide yang baru. Namun, yang terpenting ada komitmen untuk memajukan Borobudur,” ujarnya.(***)