Teluk Dalam – Beruntungnya Pantai Sorake, Nias Selatan. Sebab, Sorake memiliki salah satu ombak kanan (right hander) terbaik di dunia. Ombak yang dicari oleh para peselancar. Keunggulan inilah yang tersaji di kejuaraan selancar internasional atau Nias Pro Internasional Surfing.
Untuk merasakan ombak kanan yang besar di pantai ini tidaklah mudah. Para peselancar harus terlebih dahulu mengayuh papan selancar ke bagian tengah pantai. Duduk sambil mengamati datangnya ombak menjadi kegiatan yang umum dilakukan. Ombak Pantai Sorake akan mulai meninggi dari tengah lalu mengarah ke kanan hingga menepi ke bibir pantai.
Perwakilan (world surf league) WSL Indonesia Tipi Jabrik mengatakan, jika pontesi ombak di Nias ini seperti tambang emas yang tidak akan pernah habis bila terus dilestarikan.
“Nias punya salah satu right hander terbaik di dunia. Tingginya bisa sampai 4 meter, lalu ada lagi G-Land di Banyuwangi itu left hander juga, ini potensi wisata yang harus dikembangkan, ibarat ombak di Nias itu gold mine, potensi untuk mensejahterakan masyarakat sangat besar,” kata Tipi Jabrik, Jumat (13/9).
Tipi yang juga salah satu surfer terbaik di Tanah Air, mengaku potensi wisata bahari dari olahraga selancar sangatlah besar. Bahkan bila dibandingkan dengan jenis sport tourism lain, selancar memberikan dampak langsung ke masyarakat. Dan dampaknya sangat besar.
“Bila dibandingkan dengan kejuaranan olahraga sepeda internasional di Indonesia, Surfing yang paling memberikan dampak signifikan bagi masyarakat langsung. Saat event spending mereka lumayan besar. Mereka tinggal selama 10 hari dan rata-rata mengeluarkan uang 100 dolar AS perhari. Setelah pertandingan surfing semisal di Nias ini, masih banyak para surfer yang akan datang kembali ke sini,” katanya.
Ia juga mendorong bagi pemerintah pusat atau daerah untuk sama-sama menggali potensi wisata bahari khususnya di olahraga surfing. Selain itu, investasi untuk mengembangkan surfing di Indonesia juga terbilang minim bahkan tidak ada sama sekali.
“Ombak sudah ada, wisatawan datang ke pelosok Indonesia selama ada ombak. Untuk itu, pemerintah daerah atau pusat harus memilih waktu yang tepat untuk menyelenggarakan event olahraga selancar internasional ini,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Asisten Bidang Pengembangan Pemasaran I Area I Kemenpar Dessy Ruhati menambahkan, Nias Pro Internasional Surfing yang menjadi rangkaian dari Sail Nias ini harus didukung secara serius karena potensi wisata bahari yang besar ada disana.
“Kejuaran ini bukan kejuaraan main-main. Ini benar-benar sangat bergensi. Karena para atlet datang dari berabagai negara dan tingal lama di sini. Dan event ini harus didukung serius oleh stakeholder pariwisata lainnya,” kata Dessy.
Nias Pro Internasional Surfing ini diikuti 102 peserta laki-laki dan 24 peserta perempuan yang berasal dari 15 negara. Para peserta dibagi dalam dua kategori. Yaitu Man Qualifying Series (QS) 3000 dan Women Qualifying Series (QS) 1000.
Nias Pro Internasional Surfing akan berlangsung hingga tanggal 15 September nanti. Para peserta akan memperebutkan total hadiah sebesar 80 ribu dolar AS. Dengan pembagian untuk kategori Man sebesar 75 ribu dolar AS, dan kategori Women sebesar 5 ribu dolar AS.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata Rizki Handayani mengatakan Nias sudah menjadi salah satu destinasi tujuan surfing.
“Dengan kelebihan ombak yang dimilikinya, Nias akan selalu menjadi pilihan surfer mancanegara. Hal ini yang membuat Pantai Sorake tidak pernah sepi dari wisatawan mancanegara,” papar wanita yang akrab disapa Kiki itu.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan ombak kanan Nias sudah menjadi atraksi berkelas. Menpar berharap Nias harus memanfaatkan momentum ini.
“Bagaimana cara memanfaatkannya? Yaitu dengan memperkuat amenitas. Nias harus memperkaya diri dengan penginapan. Bisa hotel, resort, homestay, dan lainnya. Wisatawan yang datang harus memiliki pilihan. Dan harus didukung juga dengan aksesibilitas untuk memudahkan mobilitas wisatawan,” paparnya.(***)