KAHYANGAN.NET– Mendengar kata Yogyakarta, yang terbayang pasti destinasi wisata yang seolah nggak ada habisnya. Provinsi yang kental budaya ini, memilili destinasi wisata yang super lengkap.
Seperti destinasi alam, budaya, sejarah, kuliner, hingga buatan. Semuanya selalu mampu membius wisatawan.
Salah satunya, Studio Alam Gamplong. Lokasinya berada di Desa Wisata Gamplong, Sleman. Tepatnya sekitar 16 kilometer dari Titik Nol Yogyakarta. Gamplong Studio Alam jadi sorotan. Sebab, banyak yang menjulukinya dengan ‘Mini Hollywood’.
“Soal destinasi, Jogja itu sudah tidak saya ragukan lagi. Studio Alam Gamplong ini salah satunya. Destinasi ini wajib anda kunjungi ketika berwisata ke Yogyakarta. Terlebih jika saat ini sedang menghadiri Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF) 2018 yang juga menjadi atraksi unggulan yang masuk dalam 100 Calendar of Event Kementerian Pariwisata,” ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya, Jumat (30/11).
Studio ini diresmikan Presiden Joko Widodo pada 15 Juli 2018. Gamplong Studio merupakan lokasi syuting film. Seperti Sultan Agung The Untold Love Story serta film Bumi Manusia. Film-film tersebut merupakan besutan sutradara terkenal Hanung Bramantyo.
Di Gamplong Studio, pengunjung akan diajak melompat menembus masa silam. Pasalnya seluruh bangunan yang ada merupakan replika bangunan abad ke-17. Mulai dari pendopo semi terbuka, rumah-rumah yang menggambarkan perkampungan di era Mataram, hingga benteng VOC yang dihiasi jembatan gantung dan gerbang besar di depannya. Seluruh set ini menjadikan Studio Alam Gamplong sangat instagramable. Pengunjungnya pun banyak setiap harinya.
“Fenomena menziarahi tempat-tempat yang berada dalam film, bukanlah hal baru. Selama ini film terbukti menjadi promosi yang baik bagi pariwisata. Wisatawan selalu mencari tempat-tempat ini. Ini menjadikan Studio Alam Gamplong ini sangat potensial untuk dikembangkan,” ungkap Menpar.
Hal ini diamini oleh sineas Hanung Bramantyo. Ditemui disela-sela persiapan film barunya di Studio Alam Gamplong, Hanung mengatakan jika pembuatan studio ini untuk mengangkat nama Desa Gamplong ke pentas dunia. Sekaligus menjadi salah satu cara untuk mengangkat perekonomian masyarakat. Karena seluruh pengelolaan destinasi ini dilakukan bersama dengan pihak desa.
“Tujuannya hanya satu. Menjadikan Desa Gamplong menjadi salah satu pusat perfilman di Indonesia. Sekaligus menjadi destinasi wisata yang meningkatkan perekonomian masyarakat. Karena yang paling berperan di studio ini adalah masyarakat. Mereka yang menjaga dan mengelolanya. Kalau ada yang sewa studio ini maka yang diuntungkan adalah pihak desa ” ujar Hanung.
Untuk mencapai hal tersebut, Hanung mengaku akan terus mengembangkan studio ini. Sehingga nantinya akan menjadi studio alam yang lengkap bertaraf internasional.
“Kami ingin mengembangkan studio ini menjadi one stop shop. Menjadi destinasi yang lengkap. Nanti ada bioskop rakyat, kuliner, serta sekolah film. Jadi siapa pun bisa belajar, berkarya sekaligus mempertunjukkan karyanya di studio ini. Semoga tahun depan pembukaan JAFF BISA dilakukan di studio ini,” pungkas Hanung.