LABUAN BAJO – Menparekraf Wishnutama Kusubandio dan Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo meninjau pengembangan destinasi super prioritas yaitu Mandalika di Nusa Tenggara Barat dan Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) / Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kepala Baparekraf) Wishnutama Kusubandio dan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf)
/ Wakil Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Waka Baparekraf) Angela Tanoesoedibjo melakukan kunjungan kerja ke dua destinasi super prioritas itu pada 27-29 November 2019.
Kunjungan tersebut untuk memastikan kesiapan pengembangan yang sedang difokuskan pemerintah untuk memperluas dampak ekonomi pariwisata.
Saat mengunjungi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika Rabu (27/11/2019), Wishnutama melihat langsung perkembangan pembangunan KEK Pariwisata, infrastruktur pendukung, dan street circuit di Mandalika yang akan dipersiapkan sebagai lokasi MotoGP pada 2021.
“MotoGp tentunya akan jadi salah satu event internasional terbaik yang pernah ada. Untuk itu, masyarakat sekitar juga harus bisa merasakan dampak dari event tersebut,” ujarnya.
Selain itu, ia juga berharap kawasan Mandalika bukan hanya sekadar menjadi destinasi wisata baru, tapi akan menjadi ruang ekosistem untuk tumbuh, hidup, dan berkembangnya industri kreatif.
“Bagi kami, Mandalika akan membawa dampak terhadap pariwisata dan ekonomi kreatif, dan yang paling utama adalah membawa manfaat nyata untuk kesejahteraan masyarakat setempat,” ujarnya.
Setelah dari Mandalika, Menparekraf beserta rombongan bertolak ke Labuan Bajo, juga untuk melihat pengembangan infrastruktur dan menggali potensi-potensi serta pemanfaatan Sumber Daya Manusia lokal, agar masing-masing tempat mempunyai keunikan dan diferensiasi tersendiri.
“Ini sejalan dengan tren pariwisata masa depan, yakni ecotourism yang kian diminati wisatawan, ‘from quantity tourism to quality tourism’. Bagaimana soal infrastruktur, sampah, air, ‘carrying capacity’ dan pemanfaatan SDM lokal, harus menjadi perhatian serius,” katanya.
Menparekraf Wishnutama juga sempat menjajal trekking ke Pulau Padar, melihat satwa komodo (Varanus komodoensis) di habitatnya yaitu Pulau Rinca dan Pulau Komodo.
“Komodo itu memang jadi daya tarik kuat bagi wisatawan dari berbagai penjuru dunia untuk datang. Namun kita harus mengemas dan mengatur arus wisatawan yang datang agar ekosistem Komodo tetap terjaga,” katanya.
Ia juga ingin suatu saat nanti para pengrajin dan penjual suvenir dapat dilatih untuk membuat diversifikasi produk-produk kerajinan agar lebih unik, variatif, dan diminati wisatawan.
“Kami berharap masyarakat setempat terlibat dan menerima dampak positif dari pembangunan, sehingga perekonomian masyarakat akan semakin membaik karena pariwisata dan industri kreatifnya,” ujarnya.(*)