JAKARTA – Aksesibilitas pariwisata ke Sulawesi Utara (Sulut) melalui udara semakin terbuka lebar. Setelah maskapai Garuda Indonesia bersiap meluncurkan rute terbaru Manado ke Davao, Filipina. Rencananya, penerbangan perdana akan berlangsung, Jumat (27/9). Rute ini dilayani dengan pesawat ATR 72-600 berkapasitas 70 penumpang.
“Garuda Indonesia medukung Sulut sebagai Pacific Gateway of Indonesia (gerbang Indonesia menuju Asia Pasifik). Kami sedang mempersiapkan penerbangan Garuda Manado-Davao dengan baik,” kata Manager New Revenue Opportunity Garuda Indonesia Prasetyo Budi, Selasa (17/9).
Menurut Prasetyo ada beberapa pertimbangan mengapa Garuda Indonesia tertarik mengoperasikan tersebut.
Yang pertama, ada potensi besar yang tumbuh di kedua kota, terutama Manado. Manado saat ini berkembang menjadi destinasi unggulan yang luar biasa. “Yang kedua, adanya KEK Likupang yang merupakan salah satu dari lima destinasi super prioritas,” jelasnya.
Terpisah, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani
menuturkan, rute itu dapat menjadi modal Sulut untuk mendapatkan dampak limpahan dari geliat pariwisata Filipina.
“Davao sendiri merupakan salah satu kota pariwisata di Filipina. Ada sekitar 1 juta orang wisman asal Negeri Ginseng yang datang ke Filipina setiap tahunnya, belum lagi wisman berbagai negara lainnya seperti Jepang, dan Amerika Serikat. Ini merupakan potensi yang besar,” kata Rizki.
Bukan itu saja, para pelancong dari negara tersebut memiliki kemampuan belanja yang besar. Dengan itu geliat perekonomian di Sulut juga makin matang.
“Mereka itu kan wisatawan yang berkualitas. Jepang dan Korea Selatan adalah turis yang menikmati hidup. Uang sudah tidak masalah lagi, sehingga aktualisasi diri dia hanya perlu mencari cerita hebat setiap tahunnya lewat berwisata,” jelasnya.
Terpisah Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenpar Muh. Ricky Fauziyani menyakini jika Sulut akan berkembang menjadi hub pariwisata yang baik berkat rute baru tersebut.
Karena dengan hadirnya rute tersebut dapat menekan biaya dan waktu perjalanan bagi wisman. Dengan biaya penerbangan yang relatif terjangkau, wisman diharapkan dapat memaksimalkan sisa dananya untuk pergi ke daerah lain.
“Kalau wisman Korsel ke Jakarta itu ongkosnya sudah Rp12,5 juta, belum ke Manado. Tapi kalau dia dari Seoul dia ke Davao cuma Rp3 juta, nanti dari Davao ke Manado dia pasang tarif Rp2 juta, jadi cuma Rp5 juta dia sudah sampai di Manado,” katanya.
Hadirnya rute penerbangan ini makin membuat Menteri Pariwisata Arief Yahya happy. Menurutnya pertumbuhan pariwisata Sulut bakal lebih gemilang. Wisman bakal makin deras mengalir ke Sulut berkat dukungan berbagai pihak.
“Spiritnya menjadikan pariwisata sebagai leading sektor ekonomi bangsa. Spirit menjadikan Indonesia menjadi negara yang terbaik di industri periwisat, itu kuncinya. Dukungan dari seluruh stakeholder untuk melakukan percepatan menjadikannya mudah dilakukan,” kata Menpar Arief.
Konektivitas ini pun semakin membuktikan Sulut sebagai The Rising Star sektor pariwisata Indonesia. Dalam empat tahun terakhir pariwisata Sulut tumbuh sebesar 6 kali lipat atau 600 persen.
“Dalam 4 tahun kunjungan wisman ke Sulut meningkat 6 kali lipat. Begitu juga pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) dari sekitar 2 juta menjadi 4 juta atau dua kali lipat, 200 persen, padahal di daerah lain hanya sekitar 5 sampai 10 persen. Saya yakin ini akan terus berkembang seiring hadirnya Likupang sebagai salah satu destinasi super prioritas,” tutup Menpar. (*)