POLEWALI MANDAR – Sebagai sebuah atraksi, Polewali Mandar Folk and Art Festival (PIFAF) 2019 dirancang untuk mengangkat potensi wisata Polewali Mandar (Polman). Apalagi acara yang digelar 1-7 Agustus ini diikuti peserta berbagai negara. PIFAF 2019 memiliki agenda padat. Salah satunya gelaran street dance di lima kecamatan. Yaitu Kecamatan Tapango, Bulo, Mapilli, Limboro dan Polewali.
“Ini keren. Cara efektif untuk memperkenalkan potensi pariwisata di penjuru Polman. Jadi konsep acaranya tidak tercentral di satu titik, tetapi menyebar diseluruh tempat. Dengan itu seluruh potensi yang ada semakin terangkat,” ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya, Rabu (31/7).
Yang pertama, street dance akan dimulai di Kecamatan Bulo. Lokasinya berada di SMPN 6 Wonomulyo pada Jumat (2/8), pukul 15.30 WITA. Dimana dijadwalkan tiga delegasi negara akan tampil di tempat ini. Yakni India, Ceko dan Korea Selatan.
Street dance kedua berlanjut di Lapangan sepakbola Kecamatan Limboro, Sabtu (3/8). Sama seperti hari sebelumnya, acara dimulai pukul 15.30 WITA. Di tempat ini giliran delegasi dari Timor Leste, Ekuador, Slovakia yang dijadwalkan tampil.
Pasar Pelitakan Kecamatan Tapango, menjadi destinasi selanjutnya pelaksanaan street dance, Senin (5/8). Dijadwalkan delegasi Timor Leste, Ekuador dan Slovakia akan tampil di tempat ini. Agenda street dance keempat beralih ke Kecamatan Mapilli, Selasa (6/8). Dimana delegasi Ceko, Korsel dan India akan pentas di Sport Centre Mapilli.
“Saya yakin ini akan menjadi corong marketing yang baik. Karena mereka datang dan tampil diberbagai tempat. Ini tentu menjadi pengalaman yang unik yang menjadi sebuah cerita menarik. Belum lagi postingan mereka di media sosial ketika mereka berkunjung ke Polman. Ditambah lagi efek pemberitaan media yang semakin mengangkat nama Polman itu sendiri,” ujar Tenaga Ahli Menteri Pariwisata Bidang Management Calendar of Event (CoE) Esthy Reko Astuti.
Deputi Bidang Pemasaran I Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Rizki Handayani mengapresiasi upaya maksimal yang dilakukan untuk mengangkat potensi wisata lewat PIFAF 2019. Dengan itu PIFAF menjadi corong promosi yang efektif disamping sebagai atraksi mendatangkan wisatawan.
“Memang seharusnya seperti itu. Atraksi wisata menjadi alat untuk mempromosikan berbagai potensi wisata yang ada di daerah. Apalagi delegasi peserta PIFAF ini berasal dari berbagai negara. Tentunya cerita ini akan mereka bawa pulang dan menjadi corong efektif memperkenalkan potensi pariwisata Polman ke dunia internasional,” kata Rizki yang diamini Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenpar Muh. Ricky Fauziyani.
Plt Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Dispopar) Polman, Andi Masri Masdar menjelaskan, berbagai rangkaian acara jelas ditujukan untuk mempromosikan potensi pariwisata Polman. Mulai kunjungan ke tempat wisata hingga mementaskan kesenian dari negara masing-masing. Dari kelima tempat tersebut pun telah disurvey pihak Counseil International des Organisations de Festivals de Folklore et d’art Traditionnels (CIOFF) Indonesia.
“Delegasi enam negara peserta ini pun kita bawa mengunjungi sentra kerajian dan pariwisata. Termasuk kunjungan ke wisata edukasi pelestarian penyu di Pantai Mampie, Desa Galeso, Kecamatan Wonomulyo. Mereka pun akan diajak memeriahkan Sandeq Race 2019 pada Rabu (7/8). Termasuk juga mengunjungi berbagai destinasi yang lainnya di Polman. Semoga upaya ini semakin membuat pariwisata Polman tampil di pentas dunia,” paparnya. (*)