PLBN Motaain Awali Festival Wonderful Indonesia di Crossborder Timor Leste

oleh -1,736 views

ATAMBUA – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) cerdik membaca peluang. Perayaan HUT ke-74 RI dimanfaatkan untuk meluncurkan Festival Wonderful Indonesia. Lokasinya di crossborder Timor Leste. Tepatnya di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motaain, Atambua, Nusa Tenggara Timur (NTT), 17-18 Agustus.

Berbagai rangkaian menarik dijamin bakal tersaji dalam pembukaan festival yang dibuka pada 17 Agustus 2019. Dari mulai musik corner, pertunjukan budaya hingga bazzar UMKM. Festival di PLBN Motaain menjadi pembuka dari 12 kegiatan Festival Wonderful Indonesia di 3 PLBN, Motaain, Wini, dan Motamasin.

“Ini merupakan langkah lanjutan dari berbagai Festival Wonderful Indonesia yang sebelumnya gencar kita gelar di PLBN-PLBN yang ada. Bedanya festival kali ini lebih pada fokus bazzar bagi UMKM di sekitar PLBN. Harapannya bukan saja makin banyak wisatawan yang datang tetapi juga mengangkat perekonomian masyarakat di sekitar PLBN,” kata kata Deputi Bidang Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani Mustafa, Jumat (16/8).

Menjadi pembuka dari rangkaian panjang Festival Wonderful Indonesia, bazaar yang dihadirkan jelas bukan sekedar bazzar UMKM biasa. Di dalamnya, bakal diisi oleh berbagai produk menarik yang dihasilkan oleh UMKM daerah. Selain itu akan ada juga bazzar kuliner dan bahan kebutuhan pokok yang selalu menjadi buruan wisatawan Timor Leste.

Dengan itu diharapkan pembukaan festival akaa menjadi prototype dari seluruh Festival Wonderful Indonesia yang akan dilaksanakan setiap minggu tersebut.

“Karena kita menyasar 3 PLBN di NTB, yaitu 6 kegiatan di PLBN Motaain, 4 kegiatan di PLBN Wini, Serta 2 kegiatan di PLBN Motamasin. Makanya bazzar di acara pembukaannya harus lengkap. Sengan itu PLBN ini tumbuh menjadi salah satu destinasi menarik yang mampu mendatangkan wisatawan. Pergerakannya melalui Festival Wonderful Indonesia,” papar Rizki.

Sementara itu, Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenpar Muh. Ricky Fauziyani memaparkan, selain bazzar program ini pun akan berisi berbagai atraksi menarik dari putra daerah. Kontennya beragam. Dari mulai musik hingga seni budaya NTT. Dengan itu diharapkan wisatawan yang datang akan lebih terhibur lagi ketika mengunjungi bazzar.

“Ini akan sangat menarik. Karena wisata belanja itu digemari oleh orang-orang Asia, termasuk juga Timor Leste. Apalagi harga yang ditawarkan juga sangat bersaing, disamping juga hiburan menarik yang kita siapkan,” ujar Ricky.

Program ini pun didukung penuh oleh Menteri pariwisata Arief Yahya. Ia mengatakan, pariwisata perbatasan atau border tourism jumlahnya sangat besar di dunia. Ia mencontohkan negara-negara di eropa yang jumlah kunjungan wisatawannya besar karena ditunjang dengan border tourism. Seperti Prancis yang setiap tahunnya mencapai 80 juta atau Spanyol yang mencapai 85 juta wisatawan. Begitu juga dengan negara-negara kecil di eropa yang memiliki jumlah wisatawan mencapai 10 juta karena ditopang oleh wisatawan perbatasan (border tourism) yang baik.

Karena itu Kemenpar terus mengembangkan pariwisata perbatasan yang saat ini baru memberikan kontribusi sebesar 18 persen di Indonesia.

“Pariwisata perbatasan saat ini yang berjalan baru ada di Kepri (Kepulauan Riau) dan berhasil. Tapi kenapa hanya di Kepri? Padahal kita punya banyak titik sentuh dengan negara lain seperti di Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara dan di NTT, khususnya di Belu atau Atambua ini,” ujar Arief Yahya.

Khusus di NTT, Menpar melihat dengan adanya tiga PLBN yang begitu baik, maka faktor aksesibilitas sudah tidak ada kendala. Yang perlu didorong adalah menghadirkan atraksi agar dapat menarik minat besar wisatawan, khususnya wisatawan dari Timor Leste.

Salah satu atraksi yang bisa dibuat adalah menawarkan wisata belanja kepada wisatawan dari Timor Leste dengan barang-barang yang lebih lengkap atau juga lebih murah dari yang ada di Timor Leste. Lokasi yang bisa dijadikan kawasan wisata belanja adalah di area atau kawasan PLBN Motoain itu sendiri.

Bencmarknya ada di Bandara Changi Singapura. Dimana sedari awal bandara tersebut dibuat tidak hanya sebagai pintu masuk wisatawan melalui udara, tapi juga sebagai destinasi wisata. Maka tidak heran jika masyarakat Singapura banyak membawa anak dan keluarganya untuk jalan-jalan di akhir pekan.

“Sekali kita disini lebih lengkap, maka orang Timor Leste akan selalu belanja disini. Saya yakin disini juga bisa jadi atraksi wisata untuk akhir pekan. Tidak hanya dari Timor Leste tapi juga dari Belu. Semakin banyak crowd yang datang dari dua negara maka akan semakin bagus,” ujar Menpar Arief Yahya. “Jadikanlah pasar itu hidup disini, dan itu akan menjadi daya tarik tersendiri untuk tetangga sebelah,” kata Menpar.

No More Posts Available.

No more pages to load.