SAMOSIR – Program sosialisasi CHSE (Cleanlinnes, Health, Safety, Environment Sustainability) jadi penegas status Samosir sebagai destinasi kreatif tradisional layak dikunjungi sepanjang New Normal. Ada banyak subsektor yang bisa dieksplorasi wisatawan. Semuanya aman karena mendapatkan garansi CHSE. Apalagi, Samosir memang berstatus zona hijau Covid-19 sejak November 2020.
Sosialisasi CHSE Destinasi Super Prioritas Danau Toba sudah digulirkan di Negeri Indah Kepingan Surga-julukan Samosir-pada Rabu (2/12). Lokasinya ada di Warung Kopi Synergy, Pangururuan, Samosir, Sumatera Utara (Sumut). Program tersebut juga jadi bagian branding potensi ekonomi kreatifnya, lebih khusus 5 subsektor industrinya. Ada Seni Pertunjukan, Musik, Film, Fashion, hingga Kuliner.
“Kami terus mendampingi para pelaku ekonomi kreatif. Mengajak mereka bekerjasama. Kami fasilitasi mereka agar terus maju melalui beragam kegiatan, apalagi pada masa New Normal seperti sekarang ini. Sejauh ini, progressnya positif. Akselerasinya semakin bagus seiring penerapan program CHSE secara menyeluruh,” ungkap Kepala Dinas Pariwisata Samosir Dumosch Pandiangan.
Memamerkan potensi subsektor industrinya, Negeri Indah Kepingan Surga pun sengaja menampilkan Tari Penyambutan dan Tari Marlas Niroha pada Sosialisasi CHSE Destinasi Super Prioritas Danau Toba. Tarian ini semakin unik dan menarik dengan busana penarinya yang menyertakan Ulos Sadum. Secara filosofi, Ulos ini menggambarkan perasaan suka cita dan motivasi penyemangat dalam berkarya.
Selain Sadum, Negeri Indah Kepingan Surga juga menghasilkan Ulos Ragidup. Ulos tersebut menjadi gambaran kehidupan dan doa restu kebahagiaan. Untuk itu, motif Ulos Ragidup dibuat benar-benar seperti lukisan yang hidup. Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Hari Santosa Sungkari menerangkan, ekonomi kreatif sebagai potensi besar yang harus dikembangkan.
“Ekonomi kreatif memiliki potensi besar dari subsektornya. Untuk itu harus terus dikembangkan. Makin menarik, Samosir menawarkan kekhasan industri kreatifnya yang eksotis. Nuansa tradisional dihadirkan dalam keragaman dan menjadi daya tarik sendiri. Potensi ini akan terus tumbuh dan berkembang seiring penguatan aplikasi CHSE di Samosir,” terang Hari.
Selain Tari Marlas Niroha dengan kombinasi Ulos Sadumnya, Samosir memang memiliki keragaman seni budaya tradisi yang besar. Negeri Indah Kepingan Surga memiliki Tari Mola-Mola (Tari Pembuka), Tari Somba-Somba (Menyembah), dan Tor Tor Mangaliat. Tor Tor Mangaliat sangat khas karena dilakukan massal sembari berkeliling.
Eksotisnya Negeri Indah Kepingan Surga juga ditegaskan melalui Tor Tor Marhusip. Tor Tor tersebut ditarikan dengan membisikkan keindahan Samosir dan Danau Toba. Koleksi khas Samosir lainnya adalah Tor Tor Sawan. Tor Tor Sawan menjadi media pencuci dari beragam aura negatif. Biasanya digunakan untuk mensucikan suatu tempat hingga kelompok masyarakat agar terbebas dari bencana.
“Beragam warna tradisional Samosir tentu menjadi daya tarik dan potensi tersendiri. Sudah seharusnya semuanya itu tetap dikembangkan agar lestari. Wisatawan juga akan mendapatkan beragam atraksi yang unik dan menarik saat berkunjung ke sana. Apalagi, penguatannya sudah diberikan melalui program CHSE,” ujar Direktur Pengembangan Destinasi Regional I Oni Yulfian.
Negeri Indah Kepingan Surga memang semakin berwarna dengan potensi kreatif Vokal. Lini ini sangat fokus mengembangkan opera daerah Batak. Apalagi, publik jarang mengetahui lagu-lagu opera Batak. Pertunjukannya semakin megah karena diiringi musik tradisional khas Batak. Tanpa sentukan alat musik modern, seperti keyboard. Opera ini warisan leluhur dengan alur ceritanya seperti, Putri Lopian, Batu Gantung, Simardan, dan lainnya.
“Opera Batak menjadi atraksi yang tidak boleh dilewatkan. Kekayaan ini tetap lestari karena banyak dimainkan oleh sanggar seni di Samosir. Untuk itu, silahkan datang ke Samosir. Puaskan saja menikmati sajian alam dan budayanya yang sangat otentik. Semuanya aman karena ada CHSE,” tutup Koordinator Area I Pengembangan Destinasi Regional I Wijonarko didampingi Sub Koordinator Area I A Pengembangan Destinasi Regional I Andhy Marpaung.(*)