SUBANG – Isu lingkungan disuarakan lantang melalui Road to Jawa Barat Reggae Star Festival 2020. Mengusung tema Olah Reggae Vol 3, publik pun diajak mengembangkan gaya hidup ramah lingkungan. Lebih spesial, program tersebut akan digulirkan pada 11 wilayah di Jawa Barat.
Subang menjadi start program Road to Jawa Barat Reggae Star Festival 2020, Sabtu (25/1). Dimulai pukul 08.00 WIB, agenda tersebut digelar serentak pada 4 wilayah di Subang, Jawa Barat. Selain Subang, event ini juga akan dihelat di Purwakarta, Karawang, Cikarang, Cikampek, Bandung, dan Garut. Zona lainnya adalah Tasikmalaya, Cirebon, Sukabumi, Majalengka, hingga Indramayu.
Mengusung konsep musik bergenre Reggae, festival menjadi panggung kampanye lingkungan. Ada 5 isu lingkungan yang diapungkan. Sebut saja, mengurangi dan mengolah sampah, gerakan bijak energi, dan diet plastik. Publik juga diajak sadar lingkungan melalui Workshop 3R hingga ajakan penghematan penggunaan kertas dan tisu.
“Apresiasi bagi agenda Road to Jawa Barat Reggae Star Festival 2020. Bukan hanya kemeriahan, tapi ada nilai besar yang dihembuskan di situ. Lingkungan menjadi isu yang sangat penting di tengah pemanasan global dengan beragam efek bawaannya,” ungkap Asisten Deputi Destinasi Regional II Kemenparekraf Wawan Gunawan.
Khusus untuk wilayah Subang, penguatan isu lingkungan terfokus kepada plastik. Sebab, keberadaan plastik mengkhawatirkan dunia. Dampak negatifnya mengancam keberlangsungan kehidupan di Bumi yang lestari. Aksi simpatik tersebut langsung direspon positif oleh publik. Mereka terlihat antusias dan memadati berbagai venue festival.
Memberikan inspirasi bagi publik, beragam latar belakang pun berkumpul di lokasi event. Beberapa diantaranya komunitas, praktisi bisnis, pemerintah, hingga media massa. Mereka semua berkomitmen mensukseskan program penyelamatan lingkungan melalui berbagai macam lini. Wawan menambahkan, harmoni antara alam dan manusia akan tercipta di Jawa Barat.
“Anemo yang diperlihatkan publik sangat luar biasa. Mereka terkesan dan tergerak untuk ikut bersama mensukseskan program yang digulirkan. Dengan kesadarannya yang tinggi, lingkungan beserta alam di Jawa Barat akan lestari. Artinya, ada keseimbangan dalam keberlangsungan hubungan antara manusia dan alam,” lanjut Wawan.
Secara riil, publik Subang berkomitmen untuk menekan penggunaan sampah plastik. Sebab, tiap tahun tingkat produksi sampah dunia mencapai 2,12 miliar ton. Menariknya, sebanyak 18,9% atau sekitar 400 juta ton adalah sampah plastik. Indonesia menjadi penyumbang 65,8 juta ton sampah per tahun. Dari jumlah itu, 16% diantaranya adalah sampah plastik.
Mengacu produksi sampah plastik dunia, proses daur ulang baru dilakukan 9%. Sebanyak 12% sisa dari sampah plastik itu dibakar, tercecer, hingga hanyut ke laut. Sampah plastik tersebut ada juga yang ditibun di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Namun, TPA bukan solusi karena justru menimbulkan efek lingkungan dan sosial. Contohnya, insiden longsornya sampah di TPA Panebong, Subang.
“Fokus pada isu sampah plastik, publik Subang tentu akan semakin menekannya. Sebab, porsi sampah plastik ini cukup besar dalam skala dunia atau domestik. Impact negatifnya juga sangat besar dan selalu diikuti masalah sosial,” tegas Wawan.
Menegaskan komitmennya, publik Subang akan memberlakukan penggunaan sampah plastik berbayar. Lebih lanjut, publik juga akan diajak untuk melakukan diet sampah plastik dan melakukan gaya hidup ramah lingkungan. Sinergi besar lintas latar belakang juga digalang untuk menguatkan goal dari agenda Road to Jawa Barat Reggae Star Festival 2020.
“Setelah penyelenggaraan Road to Jawa Barat Reggae Star Festival 2020, Subang akan semakin menarik sebagai destinasi wisata. Sebab, lingkungannya bersih dan sehat. Para wisatawan pasti semakin nyaman saat berada di sana,” tutup Wawan.(***)