SUMBAWA – Festival Moyo 2019 semakin eksotis dengan hadirnya Saka Buffalo Race Series World Championship 2019. Buktinya, banyak yachter yang bertahan di perairan Teluk Saleh. Mereka membanjiri event tersebut pada Minggu (15/9). Lokasinya di Sirkuit Sumer Payung, Karang Dima, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB). Saka Buffale Race menampilkan kombinasi story mistis dan sport science.
Saka Buffalo Race Series World Championship membuat 90 yachter asing bertahan di sana. Komunitas yachter dari berbagai negara itu masuk dari Australia. Mereka menambah length of stay menjadi 6 hari dari rencana awal 4 hari.
“Saka Buffalo Race Series jadi event yang ditunggu para yachter mancanegara. Mereka awalnya akan ke Nias, tapi akhirnya memilih tinggal lebih lama di sini. Mereka sangat tertarik dengan Saka Buffalo Race Series. Mereka banyak yang meminta ijin tinggal lebih lama. Jumlah mereka yang bergabung akan terus bertambah,” ungkap Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Sumbawa Iskandar, Minggu (15/9).
Ada beragam aktivitas yang dijalankannya. Beberapa wisman bahkan ikut merasakan sensasi memacu kerbau di track berlumpur. Mereka menggunakan kerbau pacu milik peserta. Sebelumnya, para wisman diberi tips dasar cara mengendalikan kerbau. Sebab, event ini menilai akurasi dan kecepatan kerbau dalam membidik sasaran berupa Saka atau tiang khusus.
Hasilnya, para wisman mampu bertahan di atas Kareng pada track sepanjang 99 Meter. Kareng adalah tempat berdiri para joki kala memacu kerbau. Beberapa sukses membidik target Saka. Namun, ada juga yang menjatuhkan diri sesaat kerbau mau menabrak Saka.
Ketua Panitia Saka Buffalo Race Series World Championship 2019 Hendri Sumarto menjelaskan, konsep event seperti ini hanya ada di Sumbawa.
“Saka Buffalo Race Series selalu ditunggu publik. Sebab, sangat unik dan menarik. Event ini melibatkan seluruh elemen masyarakat. Selain Sumbawa, peserta juga datang dari Sumbawa Barat. Apalagi, konsep event ini kami dorong untuk level dunia. Format event seperti ini baru ada di Sumbawa. Selain cepat, di sini juga ada akurasi,” jelas Hendri.
Kejuaraan ini diikuti 32 tim. Mereka adalah tim terbaik 20 besar dari tingkat desa. Total ada 160 pasang kerbau yang dilibatkan. Mereka bertarung pada 3 kelas berbeda, seperti Saka 3 (Kerbau Kecil), Saka 2 (Kerbau Besar), dan Saka 1. Saka 1 jadi ajang pertarungan tim terbaik dari Saka 3 dan 2. Peserta harus mengumpulkan point terbanyak dari kecepatan dan akurasi.
Untuk akurasi, parameternya adalah Karing di antara 2 kerbau yang menambrak Saka. Bila Karing bisa menabrak Saka secara akurat, maka point yang diraih 100. Untuk tim tercepat mendapat angka 160. Dan secara khusus, Saka menjadi konseptual hubungan vertikal manusia. Sebab, para joki dituntut untuk membuat alur laju kerbau lurus hingga menabrak Saka.
“Antusiasme wisman sangat luar biasa. Mereka mau menunggu untuk bisa menikmati keunikan event ini. Secara umum, Saka Buffalo Race Series merupakan permainan rakyat tradisional. Sport budaya lokal. Tapi, kemasannya menarik dengan konsep series. Sekatang tinggal lokasi eventnya didekatkan dengan bersandarnya yacht,” tegas Tenaga Ahli Menteri Pariwisata Bidang kebudayaan Taufik Rahzen.
Saka Buffalo Race Series kental dengan nuansa mistis. Untuk menancapkan Saka, bahkan diperlukan ritual khusus. Ritualnya adalah Pasuk Sakaocu. Yang menancapkan Saka pun harus seorang Sandro. Atau seorang ahli spiritual dengan kemampuan metafisika lebih. Melalui doa, Sandro harus melindungi seluruh peserta dari potensi negatif yang merugikan.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani menuturkan, event sangat khas dan otentik.
“Saka Buffalo Race Series sangat otentik. Ada banyak ornamen, bahkan mistis. Event ini memiliki pasar kuat mancanegara. Buktinya, rombongan wisman mau menunggu dan ikut terlibat di dalamnya. Hanya saja, slot khusus bagi wisatawan harus diberikan. Mereka bisa mencoba sensasi Saka Buffalo Race Series dengan memakai kerbau khusus. Yang tidak terlalu liar dan itu bisa dipaketkan,” tutur Rizki.
Saka Buffalo Race Series juga mengedapkan ‘sport science’. Ada beragam treatment yang dilakukan untuk menghasilkan kerbau pacu unggul. Kerbau pun diberi makan teratur 3 kali sehari dengan rumput segar. Setiap pekan diberi jamu khusus berupa, rempah, madu, dan telur ayam kampung. Jelang perlombaan, jamu ini juga diberikan.
“Ada banyak ornamen dalam Saka Buffalo Race Series. Semuanya menjadi daya tarik utama bagi event tersebut. Keberadaan konten ini pun semakin menaikan daya tawar event secara menyeluruh. Kami optimistis, pergerakan wisatawan semakin positif. Selain race, wisatawan bisa mempelajari sisi lainnya,” kata Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenpar Muh. Ricky Fauziyani.
Memberikan relaksasi, konsep Raperis diberikan. Raperis adalah teknik spa bagi kerbau. Selain dipijit khusus, kerbau pacu dimandikan dengan air hangat. Lebih spesial, ada ramuan khusus yang diberikan. Komposisinya rauannya berupa rempah yang berupa aneka akar dan dedaunan. Agar semakin impresif, kerbau pun rutin melakukan latih tanding melalui simulasi balapan.
“Ada banyak value yang didapat wisatawan saat menikmati Saka Buffalo Race Series. Sebab, ada warna budaya yang kental. Tampilannya semakin menarik karena kerbau juga dihias secara khusus. Ada warna tertentu dengan beragam asesoris yang jadi ‘riasan’ kerbau. Pokoknya Festival Pesona Moyo 2019 makin keren dengan Saka Buffalo Race Series,” tutup Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya yang juga Menpar Terbaik ASEAN.(****)