KEFAMENANU – Wilayah perbatasan (Crossborder) Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali pikat wisatawan dari negara tetangga. Kali ini lewat Road Race Piala Bergilir Kapolda NTT dan Piala Tetap Gubernur NTT. Race akan digelar di Sirkuit Oemanu – Kefamenanu, Kabupaten Timur Tengah Utara (TTU), 21-23 Juni 2019.
Dalam Road Race ini, ditargetkan diikuti 300 pembalap dari 20 tim. Sebagian dari Timor Leste. Balap motor amatir ini bakal disaksikan puluhan ribu warga TTU dan sekitarnya serta dari warga negara tetangga, Timor Leste.
Ada 20 Kelas yang di lombakan dibagi dalam tiga kategori, kelas pemula dan kelas open. Kelas pemula terdiri dari dua kelas, yaitu kelas bebek 2 tak standar (std) sampai 125cc pemula lokal dan kelas sport std sampai 155cc pemula lokal.
Sedangkan kelas open terdiri dari kelas bebek 4 tak tuneup sampai 125cc pemula/sedeed, kelas bebek 4 tak tuneup sampai 150cc pemula/sedeed, kelas tak 2 std 116cc pemula/sedeed, kelas 2 tak std sampai 125cc pemula/sedeed, kelas matic std. sampai 130cc pemula/sedeed, kelas matic tuneup sampai 150cc pemula/sedeed, kelas 4 tak std sampai 130 pemula. Kelas khusus king sampai 140cc, kelas sport std sampai 155cc open.
Ketua Panitia Robertus Nailiu mengatakan, event ini jadi kegiatan tahunan. Tahun-tahun sebelumnya berlangsung sukses dan lancar berkat dukungan penuh pemerintah daerah, Kepolisian dan Kementerian Pariwisata (Kemenpar).
“Lomba berjalan lancar berkat dukungan banyak pihak, termasuk Kementerian Pariwisata, balapannya minim kecelakaan. Kami terus melakukan evaluasi untuk perbaikan-perbaikan event ini,” ujar Robertus, Senin (17/6).
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani mengatakan, selain menjadi kegiatan hiburan bagi masyarakat, road race juga menggerakkan perekonomian. Dia mengungkapkan, dalam dua hari gelaran, hotel-hotel dan penginapan penuh, semua pedagang makanan yang ada di arena juga ludes terjual.
“Sport tourism memang menjadi andalan di TTU, tiap kali menggelar sport tourism selalu dilihat belas ribu orang. Sehingga terlihat sekali perputaran ekonomi saat event itu,” ungkap Rizki.
Rizki menilai, wilayah Crossborder TTU minim akan destinasi wisata. Sebab itu pihaknya akan menggenjot dari sisi wisata buatan dari kekuatan kebudayaan dan sport tourism sebagai atraksinya untuk memikat wisatawan.
Dengan dua kekuatan tersebut, dirinya optimistis akan bersumbangsih dalam menyumbang datangkan wisatawan mancanegara (wisman) melalui crossborder seperti yang dicanangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Pariwisata Arief Yahya.
“Kita rajin membuat event-event yang bisa menarik warga dari negara tetangga Timor Leste. Mereka serumpun, kesukaan mereka sama. Selain itu kami akan terus membenahi destinasi wisata,” kata Rizki.
Sementara, Kabid Pemasaran Area II Regional III di Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Hendry Noviardi mengatakan, tidak salah bila mendukung penuh event sport tourism di perbatasan. Menurutnya, event olahraga cukup efektif menarik wisatawan crossborder.
“Kemenpar dengan senang hati terus mendukung kegiatan seperti ini. Kegiatan seperti ini selain bermanfaat bagi masyarakat, juga cukup membantu mendatangkan wisman yang tahun ini targetnya mencapai 20 juta orang,” kata Hendry.
Hendry menambahkan, sudah tepat bila Menteri Pariwisata Arief Yahya menggenjot sport tourism dan festival di perbatasan. Karena terbukti bisa menjadi market potensial di daerah perbatasan termasuk NTT yang berbatasan langsung dengan Timor Leste ini.
“Timor Leste sangat bisa diajak untuk terlibat dalam festival karena antara timur dan barat Pulau Timor memiliki budaya yang sama. Sport tourism kini juga bisa menjadi atraksi baru. Semuanya menjadi ajang untuk meningkatkan hubungan persahabatan yang lebih erat lagi bagi dua negara bertetangga ini,” kata Hendry.
Kegiatan ini yang oleh Menpar Arief Yahya disebut sebagai crossborder event, dimaksudkan untuk menjaring wisatawan di perbatasan sekaligus menghidupkan ekonomi masyarakat di crossborder area.
“Dalam portofolio pariwisata, sport event ini masuk dalam kategori manmade, wisata buatan. Salah satu cara mempromosikan destinasi di perbatasan adalah event,” kata Menpar Arief Yahya.(**)