JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) menggenjot penyerapan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pertanian di Jawa Timur. Saat ini, sosialisasi terus digencarkan. Salah satunya di Kabupaten Mojokerto.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, KUR Pertanian memiliki sejumlah keutamaan dalam hal peningkatan produktivitas dan memacu kesejahteraan petani. Jika KUR Pertanian dimanfaatkan dengan baik, Mentan SYL optimistis maka pertanian Indonesia diyakini akan semakin maju dan modern.
“Perubahan konsep berpikir pertanian Indonesia harus terus digulirkan agar mencapai pertanian maju, mandiri dan modern. Selain produktivitas, efisiensi dan kualitas harus naik, kinerja pertanian yang sudah bagus harus dipertahankan, di antaranya melalui program KUR Pertanian ini,” lanjut dia.
Tahun lalu, Kementan mengalokasikan dana program KUR Pertanian sebesar Rp70 triliun. Pada tahun ini jumlahnya melonjak cukup drastis menjadi Rp90 triliun.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil menambahkan, penggunaan KUR mendorong produktivitas dan kesejahteraan petani makin meningkat. Apalagi, pemerintah telah menyiapkan berbagai perlengkapan modern seperti teknologi dan mekanisasi dalam melakukan produksi.
“Dengan penggunaan KUR maka akselerasinya pertanian kita jauh lebih kuat dan jauh lebih cepat. Dengan begitu, kesejahteraan petani juga akan meningkat,” ulas Ali.
Dikatakan Ali, Jawa Timur merupakan salah satu wilayah prioritas penyerapan KUR Pertanian. Hal itu lantaran Jawa Timur merupakan lumbung pangan dan penyumbang komoditi pangan yang cukup besar di tingkat nasional.
“Kami saat ini mendorong percepatan penyerapan KUR Pertanian di Jawa Timur,” katanya. Saat ini, pihaknya tengah menggenjot penyerapan KUR Pertanian di Mojokerto. Ali merinci, realisasi KUR Pertanian di Mojokerto mencapai Rp106,040 miliar.
“Untuk tanaman pangan jumlah kredit sebesar Rp54,775 miliar, hortikultura Rp6,337 miliar, perkebunan Rp19,609 miliar, peternakan Rp18, 696 miliar, mix farming Rp5,891 miliar dan jasa pertanian, perkebunan dan peternakan sebesar Rp692 juta. Adapun jumlah debitur secara keseluruhan sebanyak 2.961 debitur,” kata Ali.
Dikatakan Ali, alokasi dana KUR Pertanian untuk Provinsi Jawa Timur masih sangat besar. Ia berharap petani dapat memanfaatkan program ini untuk mengembangkan budidaya pertanian mereka. “Secara keseluruhan, realisasi KUR Pertanian di Jawa Timur sebesar Rp5,544 triliun dengan jumlah debitur sebanyak 163.255 debitur,” papar Ali.
Ali berharap seluruh stakeholder terkait ikut mensosialisasikan program KUR Pertanian ini. Katanya, KUR Pertanian amat membantu petani dalam mengembangkan budidaya pertaniannya. Selain itu, dengan memanfaatkan program KUR Pertanian, rasa memiliki di antara petani terhadap aset pertanian mereka juga akan semakin kuat.
“KUR ini sangat penting agar petani lebih mudah dalam mengembangkan usaha pertaniannya dan rasa kepemilikan petani atas aset pertaniannya menjadi tinggi,” tegas Ali.
Direktur Pembiayaan Ditjen PSP Kementan, Indah Megahwati menambahkan, KUR Pertanian dapat diakses untuk modal awal, pembelian pupuk subsidi hingga pengembangan budidaya pertanian dari hulu hingga hilir. “Anggaran yang besar tersebut dapat digunakan masyarakat yang memiliki kemauan dan semangat tinggi untuk berkarya di dunia usaha tani,” tutur Indah.
Dikatakannya, pemanfaatan KUR dapat dilakukan untuk mendukung berbagai kegiatan pertanian. “Dari musim tanam, kemudian panen, pascapanen, pengadaan Taxi Alsintan bahkan hingga packaging,” jelasnya.
Menurutnya, KUR akan berguna untuk meningkatkan nilai jual produk-produk pertanian. “Kita mengupayakan agar petani tidak langsung menjual hasil panennya. Tetapi diolah lagi dan dikemas agar nilai jualnya tinggi. KUR bisa mendukung hal tersebut,” kata Indah.
Dikatakan Indah, dengan adanya KUR, petani tidak perlu mengkhawatirkan permodalan. Sebab, KUR membantu memenuhi hal itu. “Petani juga tidak perlu khawatir untuk mengembalikannya. Karena, KUR bisa dikembalikan dengan cara dicicil atau saat panen,” tutur Indah.(*)