PEMALANG – Keinginan kelompok tani (poktan) Maju Karya untuk bisa menanam hingga tiga kali bakal terwujud. Petani yang berada di Desa Tundagan, Kecamatan Watukumpul, Kabupaten Pemalang itu sudah dapat memanfaatkan DAM Parit.
Ketua poktan Maju Karya, Zaenal Ansor mengatakan, DAM parit di wilayah ini akan memiliki lebar 2 meter. Estimasinya, DAM parit dapat mengairi lahan kurang lebih 32 hektar dari sumber air Sungai Maryam sepanjang tahun. Produktivitasnya mencapai 5,5 ton/ha.
“Mudah-mudahan kelak mampu panen 3 kali dalam setahun karena ketersediaan air di sawah tercukupi serta meningkatkan produksinya,” kata Zaenal.
Kepala Bidang Tanaman Pangan Dispertan Pemalang Sukardi menjelaskan, program pembangunan DAM parit merupakan bantuan pemerintah dari Kementerian Pertanian (Kementan). Bantuan tersebut dikerjakan swakelola oleh poktan bersama sama.
“Menghadapi musim kemarau diimbau kepada petani segera olah lahan dan percepatan tanam di musim kedua dengan menanam padi di daerah sumber air dan palawija berumur pendek di daerah tergantung curah hujan,” ajak Sukardi.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, pembangunan embung atau DAM parit untuk mengantisipasi musim kering. Pembangunan itu diharapkan bisa menampung air hujan dan mengairi sawah, sehingga mampu meminimalisir kerugian petani.
“Program pembangunan embung itu merupakan program strategis untuk penampungan air hujan atau sumber sumber mata air di tempat lain. Luas layanan minimal 25 Ha (tanaman pangan), 5 Ha (hortikultura, perkebunan, dan peternakan),” ujar Mentan SYL.
Menurut Mentan SYL, pembuatan embung untuk meningkatkan pendapatan petani melalui penerapan pertanian yang lebih baik.
“Masyarakat dan para petani diharapkan bisa menjaga dan merawat apa yang telah dibangun oleh pemerintah,” pintanya.
Sementara, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy menjelaskan, untuk pembangunan infrastruktur ini dicanangkan 400 Unit di 30 Provinsi dan lebih dari 226 Kabupaten/Kota. Kegiatan dapat berupa Embung, Dam Parit, dan Longstorage.
“DAM Parit sesuai dengan kebutuhan petani. Sebagian besar dananya disalurkan melalui sistem swakelola petani. Dengan swakelola oleh petani, hasilnya umumnya akan lebih bagus dan petani merasa lebih memiliki. Kita membangun secara bertahap berdasarkan kebutuhan masyarakat petani,”ujar Sarwo Edhy.
Sarwo Edhy menambahkan, dengan diserahkannya program bantuan pemerintah langsung kepada kelompok tani, maka pembangunan infrastruktur akan dilakukan secara gotong royong atau swakelola.
“Bantuan ini diharapkan bisa membantu petani yang tujuannya bisa mensejahterakan petani,” jelas Sarwo Edhy.(*)