UNGARAN – Seru, segar! Suasana akhir pekan di Kopi Janji Jiwa Ungaran di Radja Pendapa Gallery, Leyangan. Jumat, Sabtu, Minggu, sore sampai malam menjadi best time di tempat ngopi kekinian itu. “Selalu ada live music, live acoustic di Kopi Janji Jiwa Ungaran ini,” sebut Nora Aprilita, pemilik kedai kopi yang sudah memiliki lebih dari 800 gerai itu.
Mulai pekan ini, setiap hari Sabtu Minggu, start 8-9 Februari 2020, kafe akan dibuka hingga pukul 00.00 WIB. Mulai buka tetap dari jam 10.00 WIB. Ini karena setiap akhir pekan, para pengunjung enggan beranjak dari Radja Pendapa Gallery, meskipun sudah closed order. “Juga memberi kesempatan pada pengunjung yang niat datang dari Semarang, Salatiga, Ambarawa,” jelas Nora.
Selain itu, juga sudah disiapkan beberapa camilan sebagai “teman-nya kopi.” Menikmati kopi itu memang tidak bisa sendirian. Perlu ada teman, pacar, saudara, sahabat, rekan, tetangga, juga ada makanan kecil sebagai teman ngobrol, agar semakin asyik. Apalagi duduk berlama-lama di pendopo, joglo dan teras rumah adat.
Kopi dulu saat ditemukan oleh penggembala Ethiopia, Afrika, juga tidak sengaja. Saat biji kopi dimakan oleh domba, binatang berkaki empat yang dagingnya lezat itu terlihat makin agresif. Maka biji kopi dijadikan bahan camilan untuk menambah energy. “Maka, wajar jika minum kopi bikin melek. Dan, kalau jam 22.00 sudah tutup, pengunjung sampai di rumah juga susah tidur, maka kami akan buka sampai jam 00.00,” jelasnya.
Buka sampai tengah malam, pukul 00.00 itu bukan hanya minggu ini saja. Tetapi akan terus dievaluasi, agar tetap bisa memberikan pelayanan yang terbaik pada customers. “Selamat Ngumpul, Ngobrol, dan Ngopi di Janji Jiwa Ungaran Radja Pendapa Gallery Leyangan,” ajaknya.
Musik dan kopi itu juga ibarat dua sejoli. Satu pasangan yang serasi, saling mengisi, saling melengkapi. Musik itu menghidupkan suasana. Apalagi langsung dimainkan dari instrumentalia dan disuarakan oleh para penyanyinya. Yang paling penting adalah interaksi, antar pengunjung, dengan musisi atau penyanyinya.
Ketika ada yang ikut mendendangkan lagu, teman sejiwa yang ikut rombongan pun ikut memberi support. Memberi tepuk tangan bahagia. Tidak terlalu penting, suaranya fals atau tidak. Juga tidak teramat utama, apakah hafal lagunya atau harus baca teks dari smartphone-nya. “Yang penting asyik dan rame,” ungkapnya.
Maka hampir setiap momentum, selalu ada jamming, mengajak pengunjung menjajal mic, ikut tarik suara. Teman-temannya di meja, kadang ikut membantu menyanyi dari kursinya. Sebagian menyalakan video cam-nya, untuk diabadikan dan dishare di media social. “Ya, begitulah anak-anak muda, digital savvy. Semua spot bisa menjadi objek foto yang menarik,” kata Nora.
Pilihan lagu-lagunya juga khas anak-anak muda. Lagu-lagu hindi, menjadi favourite, dan hampir setiap malam selalu menjadi langganan request. Suasana kafe yang berada di atas perbukitan, bisa menatap view Gunung Ungaran adalah salah satu kekuatannya. Udaranya masih bersih, tidak banyak polusi, dan sejuk. “Apalagi malam, saran saya bawa jaket, agar tidak kedinginan,” ucap Nora yang juga musikus klasik itu.
Orang datang ke Kopi Janji Jiwa Ungaran, lanjut Nora, bukan sekedar minum aneka menu berbasis kopi saja. Ada juga earl grey tea, ada cokelat, dan lainnya. Jadi yang tidak terlalu hobi minum kopi, masih ada banyak varian yang bisa dicoba. (*)