KAHYANGAN.NET– Festival Lawang Kota Tua (FLKT) 2018 menggelar episode perdananya di Calendar of Event Kementerian Pariwisata. Tidak tanggung-tanggung, atraksi budaya dan sajian kuliner langsung ditampilkan.
Dari unsur budaya, penyelenggara memilih menggelar Lomba Tari Bapang dan Grebeg Sabrang FLKT 2018, Kamis (27/9). 15 grup ambil bagian dalam kegiatan ini. Pesertanya adalah pelajar dari tingkat dasar hingga atas.
Tari Bapang jadi kesenian khas Kabupaten Malang. Tarian ini pernah menyita perhatian. Karena, sukses memecahkan rekor MURI dan rekor dunia, Desember 2017.
“Tari Bapang aset besar wilayah ini. Bapang itu spesialis tari topeng Kabupaten Malang. Ciri khasnya, Bapang memakai topeng dengan hidung panjang. Kalau topeng yang hidungnya biasa, itu Tari Grebeg Sabrang. Ada filosofi yang dimiliki tarian-tarian ini. Kesemuanya jadi gambaran watak keras tapi tetap jenaka,” ungkap Juri Lomba Tari FLKT 2018 Jumaira.
Tari Bapang adalah bagian dari pagelaran Wayang Topeng. Karakternya lalu diperkuat dengan tradisi khas wilayah Malang. Penguatan ini harus dilakukan. Sebab, varian Wayang Topeng ada banyak. Selain versi Malang, ada Wayang Topeng karakter Cirebon dan Yogyakarta. Diadopsi dari Tari Topeng Malangan, gerakan Tari Bapang tegas dan dilakukan patah-patah.
“Gerakan patah-patah ini jadi ciri khas Tari Topeng Malangan. Gerakannya memang berbeda dari tarian di Jawa Tengah yang mengalir halus. Gerakan Tari Bapang ini memakai kekuatan kaki sebagai tumpuan dan siku,” terangnya lagi.
Lalu, bagaimana dengan Tari Grebeg Sabrang? Tarian ini menggambarkan prajurit yang siap berangkat menuju medan perang. Nukilan ini disebut sebagai grebeg, kalau di wayang dikenal sebagai bodhokan. Tarian ini diiringi Gedhing Gondo Boyo atau keras.
“Untuk mudahnya, Grebeg Sabrang itu tari topeng biasa. Secara karakter gerakan dan filosofinya kurang lebih sama,” kata Jumaira lagi.
Untuk menunjang performa, tarian ini ditopang dengan kostum terbaik. Baju didominasi dengan warna merah. Ini jadi simbol karakter tangguh prajurit Sabrang. Kostumnya juga dilengkapi dengan Rapek atau semacam ‘rok’.
Untuk kepala dilengkapi mahkota berupa Irah-Irahan. Aksesoris lain berupa pedangan dan sampur (selendang). Menegaskan energinya, pada kaki kanan dilengkapi Gongseng (lonceng kecil).
“Secara performa, tarian ini unik. Kami gembira karena tarian ini mendapat ruang di FLKT. Apalagi, tari ini dibawakan oleh generasi milenial. Mereka masih mau mengenal dan melestariak kearifan lokal. Yang jelas, tarian ini akan jadi potensi besar untuk mendukung pariwisata Kabupaten Malang,” terangnya.
Untuk memperkuat kesan pariwisata, FLKT juga menyajikan kuliner terbaik. Salah satunya, Onde-Onde Herbal. Kuliner ini unik dan nikmat. Dan merupakan karya terbaik PKK Kecamatan Lawang. Onde-Onde Herbal adalah ikon baru Kabupaten Malang. Kuliner ini adalah juara Lomba Onde-Onde di Festival Budaya 2017.
Sesuai namanya, Onde-Onde Herbal ini terbuat dari komponen ‘empon-empon’ atau bahan pembuat jamu.
“Onde-Onde ini unik dan menjadi ikon Kabupaten Malang. Semua bahan pembuatnya kapi pilih yang terbaik. Untuk isiannya, kacang hijaunya kami pilih yang organik. Kami beli dari petani organik yang ada di wilayah Lawang ini,” ujar Owner Kelompok Mbok Dhe Nurwaningsih Tolua.
Berdasarkan cita rasanya, Onde-Onde Herbal ini terbagi dalam 4 produk. Ada Onde-Onde Jahe Merah yang menghangatkan. Rasa ini cocok dengan udara sejuk wilayah Kabupaten Malang. Berikutnya, Onde-Onde Green Tea bagi yang suka diet. Lalu, ada juga Onde-Onde Jinten Hitam. Jinten Hitam punya khasiat sebagai penurun asam urat, kolesterol, hingga antioksidan bagi tubuh.
“Varian lainnya, Onde-Onde Kopi. Onde-Onde Kopi biasanya disukai oleh kalangan Bapak-Bapak yang suka ‘ngopi’. Semua Onde-Onde Herbal ini tidak memakai pengawet. Jadi, daya tahannya hanya 24 jam. Kami saat ini hanya pasarkan secara online di wilayah Malang saja,” ujar Nurwaningsih lagi.
Bila berminat, silahkan saja kunjungi Facebook nurwaningsih91@yahoo.com dan ikadewi82@gmail.com. Atau, datang langsung di gelari Mbok Dhe, Jalan Kalianyar, Sidodadi, Lawang, teleponnya 082232772294. Selain Onde-Onde Herbal, FLKT juga memiliki ‘Produk Pangan Sehat’. Bentuknya beras organik dengan varian hitam, merah, dan putih. Ada juga sereal organik dengan jenis merah dan hitam.
“Kami berikan jaminan kualitas kuliner terbaik. Beras organik putih ini ada jenis tuton, wangi, dan IR64. Untuk produk organik ini dihasilkan oleh Lawang. Di sini, ada 20 hektar lahan organik dan 25 hektar semi organik. Sekali panen beras organik sekitar 6 ton per hektar, kalau semi organik ini 7 ton sehektar. Semua treatment dilakukan alami,” tutur Ketua Poktan Desa Sumber Kepok Kemin Hardiyanto.
Staf Khusus Menteri Bidang Multikultural Kemenpar Esthy Reko Astuty, memuji potensi yang dimiliki Lawang.
“Potensi Lawang dan Kabupaten Malang ini sangat besar. Kualitas budaya dan kulinernya seimbang. Semuanya yang terbaik. Silahkan berkunjung ke Lawang dan sekitarnya. Wilayah ini layak jadi destinasi utama untuk berlibur,” tegas Esthy yang juga Ketua Tim Calendar of Event 2018 Kemenpar.
Pariwisata di Lawang semakin sempurna dengan potensi 30 destinasi. Komposisinya itu 10 destinasi alam dan 20 buatan. Aksesibilitasnya mudah dengan dukungan Bandara Abdul Rachman Saleh Malang dan Bandara Juanda Surabaya. Pilihan hotelnya juga sangat banyak.
Menteri Pariwisata Arief Yahya juga memuji pelaksanaan Festival Lawang Kota Tua. Terlebih inilah pertama kalinya FLKT masuk dalam CoE Kemenpar.
“FLKT ini baru pertama digelar, tapi menyajikan sisi lain yang luar biasa dari Lawang. Sebagai tujuan wisata, FLKT dan Lawang ini sangat lengkap. Aspek 3A-nya (atraksi, aksesibilitas, dan amenitas) sangat bagus. Bukan sekedar menarik kunjungan wisatawan, kolaborasi ini akan menjadi mesin ekonomi yang besar,” tutup Menteri yang membawa Kemenpar No 1 dan terpilih sebagai #TheBestMinistryofTourism2018 se Asia Pacific di Bangkok. (*)