Manggarai,- Kebun kopi dan produk kopi Manggarai memiliki potensi besar untuk mendukung kemajuan ekonomi petani dan kemajuan ekonomi Kabupaten Manggarai, maka dari itu diperlukan sentuhan ilmu dan teknologi agar pengelolaan kebun kopi bisa dilakukan secara professional dan menghasilkan produk kopi kualitas unggul agar memberikan manfaat ekonomi yang optimal bagi semua pemerintah dan masyarakat. Salah satu potensi yang layak untuk dimanfaatkan secara maksimal adalah menjadikan kebun kopi dan produk kopi Manggarai sebagai destinasi wisata baru sehingga menjadi alternative kunjungan bagi para wisatawan yang datang ke Manggarai.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melalui Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infratruktur menggelar Workshop Peningkatan Pengelolaan Kawasan Agrowisata Kopi dan Kedai Kopi Dalam Rangka Mendukung Destinasi Wisata Baru Di Manggarai – Flores pada hari Selasa 2/8/2022 di Efata Ruteng, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur berkolaborsi dengan Pemerintah Kabupaten Manggarai, KADIN Kabupaten Manggarai, Dinas Pariwisata MAnggarai, serta para pelaku di bidang Kopi dari hulu hingga hilir yang berjumlah 100 orang terdiri dari pengelola MPIG Kopi Flores Arabica dan Robusta Manggarai, pengusaha dan pengelola kopi, pelaku sector Parekraf.
Hadir dalam acara Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infratruktur, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Vinsensius Jemadu, Bupati Manggarai Barat, Herybertus Geradus Laju Nabi serta narasumber yaitu, Anggota DPR RI Komisi IV, Dapil NTT I sekaligus ketua Dekranasda Provinsi NTT, Julie Laiskodat, Direktur Utama Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF), Shana Fatina, Kadispar Kabupaten Manggarai, Ifridus Buntanus, Kepala Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka) Jember, Ucup Sumirat, LSM/Yayasan Ayo Indonesia, Tarsis Hurmali.
Dalam pidatonya saat membuka acara Vinsensius Jemadu mengungkapkan pengembangan agrowisata di Kabupaten Manggarai perlu di tingkatkan untuk menjadi penyangga Destinasi Pariwisata Super Prioritas Labuan Bajo. Vinsen berpesan, “Kepada teman-teman yang memiliki produk, ciptakan lah narasi/storytelling yang unik. Hal itu akan menciptakan engagement dan interaksi, hal tersebut yang akan menciptakan keunikan dan kearifan local. Hal tersebut yang akan menciptakan value.” Kata Vinsen.
Sejalan dengan arah pandang Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno Inovasi, Adaptasi, dan Kolaborasi perlu dilakukan utuk meningkatkan kualitas dari hasil Kopi Manggarai.
Vinsen juga mengapresiasi Festival Kopi Manggarai (FKM) yang digelar pada Senin 1/8/2022 di Lapangan Motang Rua Ruteng, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur. “Apresiasi luar biasa untuk panitia Festival Kopi Manggarai (FKM). Ada sekitar 50-60 UMKM yang ada di lapangan dan saya sempat berbincang dengan sekitar belasan orang asing (Belanda, Rusia, Amerika) yang ada di event tersebut. Mereka sangat apresiasi event kopi ini dan event ini benar-benar memiliki potensi yang luar biasa. FKM sudah pantas untuk masuk Kharisma Event Nusantara .” Ucap Vinsen.
Bupati Manggarai, Herybertus Geradus Laju Nabi mengatakan Pemerintah Kabupaten Manggarai mengapresiasi langkah Kemenparekraf dalam mendukung pengembangan destinasi wisata kopi di Kabupaten Manggarai. Hery berpesan kepada para Pengelola dan Penggiat Kopi Manggarai harus menyesuaikan cita rasa kopi dengan permintaan konsumen pecinta kopi. Pemerintah Kabupaten Manggarai pun sedang mengerjakan sarana air minum untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan memperbaiki rasa kopi. “Dalam mengelola dan memasarkan kopi flores mari kita saling kolaborasi bukan kompetisi agar membentuk ekosistem yang saling mendukung.” Pesan Bupati.
Anggota DPR RI Komisi IV, Dapil NTT I sekaligus ketua Dekranasda Provinsi NTT, Julie Laiskodat mengungkapkan terdapat 13 Kabupaten penghasil kopi dari total 22 Kabupaten di NTT. Arahan Gubernur NTT untuk memajukan kopi flores harus menyeluruh dari hulu (produsen) hingga hilir (konsumen). Menurut Julie dalam mengelola dan memasarkan kopi flores, harus berbagi tugas. Kab Manggarai Timur fokus kepada produksi kopi, Kabupaten Manggarai fokus pada menciptakan roaster dan barista kopi terbaik, Kabupaten Manggarai Barat sebagai lokasi untuk memasarkan kopi flores. Bila perlu paksa hotel-hotel di Labuan bajo untuk menggunakan kopi flores, akan di bentuk pergub nya. Melaui Dekranasda program Pemerintah Daerah akan menyasar petani kopi Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG), Pemda akan memberikan dukungan alat pengering kopi agar tidak ada lagi yang menjemur kopi di pinggir jalan di aspal karena sudah diberi bantuan alat pengering. Pemda juga akan memberikan bantuan kepada pihak processor kopi dengan syarat 50% terdiri dari anak muda dan tergabung dalam Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG).
Ditemui di Jakarta Direktur Pengembangan Destinasi II, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wawan Gunawan menyampaikan apresiasi kepada para pelaku usaha Kopi di Manggarai Flores yang telah semangat mengikuti Workshop ini. Wawan meyakini kualitas Kopi Manggarai ini sudah mendunia sehingga kedepannya harus terus di promosikan dan menjadi destinasi wisata baru di Kabupaten Manggarai.
“Melalui Workshop Peningkatan Pengelolaan Kawasan Agrowisata Kopi dan Kedai Kopi kami berharap kedepannya akan tumbuh ekosistem yang harmonis sehingga Kabupaten Manggarai tumbuh menjadi destinasi agrowisata Kopi yang berkualitas, terintegrasi dan berkelanjutan serta menjadi andalan pariwisata di DPSP Labuan Bajo” Tutup Wawan.