Festival Crossborder Badau 2019 Jilid 2 Gerakan Ekonomi Masyarakat

oleh -1,921 views

BADAU – Festival Crossborder Badau 2019 jilid 2 kembali memantik pergerakan ekonomi di perbatasan. Event menarik wisatawan asal Serawak, Malaysia, dalam jumlah menjanjikan. Aliran transaksinya pun mencapai ratusan juta rupiah. Angka ini langsung dinikmati masyarakat perbatasan di Badau.

Fungsi ekonomi sukses dijalankan Festival Crossborder Badau 2019, Minggu (24/6). Lokasinya berada di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Nanga Badau, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Festival menghadirkan artis Iyeth Bustami dan Tika Zeins. Kehadiran mereka di perbatasan mampu menggerakan massa besar. Publik Serawak, Malaysia, pun ikut menyeberang ke venue festival.

“Pergerakan pengunjung di Festival Crossborder Badau 2019 jilid 2 memang menjanjikan. Venue penuh oleh lautan manusia. Selain domestik, publik Serawak juga ikut bergabung. Hal ini tentu sangat bagus karena makin mempererat hubungan persaudaraan serumpun khususnya di perbatasan,” ungkap Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional II Kemenpar Adella Raung, Selasa (25/6).

Menikmati pesta dangdut dan bergoyang bersama, pergerakan wisatawan Serawak mencapai 816 orang. Mereka masuk melalui pintu PLBN Nanga Badau. Apalagi, kemudahan diberikan oleh Imigrasi Kelas III Non TPI Putussibau. Mereka membolehkan warga Serawak masuk hanya dengan berbekal Identity Card (IC) selama event. Zonasi penggunaanya juga diperluas.

Selain venue festival, IC bisa dipakai di 5 kecamatan di Kapuas Hulu. sebut saja Kecamatan Empanang, Puring Kencana, Badau, Batang Lupar, hingga Embaloh Hulu. Menegaskan kenyamanannya, Festival Crossborder Badau akan menyediakan shuttle bus gratis. Bus dengan long chassis ini punya kapasitas angkut 17 orang. Shuttle bus ini standby di kawasan bisnis Lubok Antu, Sri Aman, Serawak.

“Kehadiran wisatawan di Festival Crossborder tentu membawa banyak keuntungan. Sebab, mereka ini memiliki spending yang bagus. Dengan beragam transaksinya, tentu membawa keuntungan bagi warga perbatasan. Ada tambahan inkam di sini. Lebih lanjut, perekonomian di Badau dan sekitarnya bergerak karena ada perputaran uang yang positif,” kata Adella lagi.

Meski digelar sehari, aktivitas transaksi di Festival Crossborder Badau mencapai angka Rp371 Juta. Nilai tersebut kompetitif, sebab mayoritas wisatawan Negeri Jiran tidak menginap di sekitar kawasan Badau. Begitu event selesai, mereka langsung kembali ke Serawak. Adella pun menambahkan, penyelenggaraan event di Badau tahun ini memberi impact positif bagi ekonomi masyarakat.

“Secara keseluruhan, perputaran uang di Badau dan sekitarnya positif dari 2 festival. Kami tentu sangat gembira karena ini menjadi salah satu tujuan utama event. Yaitu, menggerakan perekonomian di wilayah perbatasan. Dengan begitu, pembangunan akan positif. Kalau pariwisata di Kapuas Hulu itu bagus, aliran investor akan besar. Jaminannya perbaikan ekonomi secara menyeluruh,” lanjut Adella lagi.

Mengacu 2 Festival Crossborder Badau tahun ini, event mampu mengalirkan inkam total sekitar Rp1,3 Miliar. Sebab, perputaran maksimal terjadi pada Festival Crossborder Badau 2019 jilid 1, 4-5 Mei. Digelar 2 hari, festival menghasilkan inkam sekitar Rp930 Juta. Sebab, pergerakan wisatawan Negeri Jiran yang masuk mencapai Rp1.181 orang.

“Pergerakan wisman dan impactnya terhadap perekonomian masyarakat perbatasan menjanjikan. Hal ini tentu akan menjadi bahan masukan untuk event-event yang akan datang. Kami memiliki banyak opsi. Harapannya, event semakin optimal menghasilkan value ekonomi bagi masyarakat,” kata Kepala Bidang Pemasaran Area III Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional II Kemenpar Sapto Haryono.

Optimalisasi fungsi ekonomi terlihat dari Festival Crossborder Badau 2019 jilid 2. Festival menyediakan 12 booth bagi para pelaku bisnis di Badau dan sekitarnya. Slot besar bahkan diberikan bagi para pelaku UMKM dengan 7 booth. Ada 2 booth yang memajang produk kerajinan dan souvenir. Masing-masing 1 booth diisi kuliner dan GenPI Kapuas Hulu. Berbagi space, para pelaku bisnis dari Serawak juga diberi 1 booth.

“Muara dari festival dan aktivitas pariwisata tentu kesejahteraan masyarakat. Beragam catatan positif di Badau tentu menjadi salah satu implementasi Nawacita. Melalui pariwisata, pembangunan dimulai dari perbatasan. Kami optimistis, pariwisata dan potensi bisnisnya akan terus tumbuh. Apalagi, sebentar lagi zona penunjang di PLBN Nanga Badau juga aktif. Hal ini akan menegaskan Badau sebagai destinasi menarik,” tutup Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya yang juga Menpar Terbaik ASEAN.(*)

No More Posts Available.

No more pages to load.