Tanjungpinang – Festival Gerhana Matahari Cincin Tanjungpinang, Kepulauan Riau, pada 23-26 Desember 2019 dinilai mampu mengangkat sektor ekonomi kreatif di wilayah tersebut dan sekitarnya.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Kadisparbud) Tanjungpinang Surjadi di Tanjungpinang, Kamis (25/12/2019) mengatakan Festival Gerhana Matahari Cincin mendapatkan respons yang positif dari wisatawan.
“Festival ini berisi tentang pengetahuan astronomi, panggung kreativitas, parade musik, hingga bazaar. Serta digelar dalam 3 venue berbeda, Hall TCC Mall, Gedung Kesenian Aisyah Sulaiman, dan Pelataran Gedung Gonggong,” katanya.
Acara pertama yang digelar adalah Workshop Ilmu Falaq (Perbintangan)-Riwayat dan Sejarah yang digulirkan Senin (23/12) di Hall TCC Mall, Tanjungpinang.
“Kami gembira karena respons publik bagus sejak awal. Wisatawan antusias dan tertarik dengan fenomena Gerhana Matahari Cincin. Untuk memberikan pemahaman, kami menyampaikan berbagai pengetahuan terkait fenomena ini termasuk Falaq. Pengetahuan yang didapat diharapkan akan menambah wawasan wisatawan. Kabar baik yang lain adalah ekonomi kreatif kami terangkat dan sangat bergerak. Buktinya banyak booth ekonomi kreatif yang saat ini sangat ramai dikunjungi wisatawan,” ungkapnya.
Ilmu Falaq merupakan ilmu yang mempelajari lintasan benda langit. Lebih khusus, obyek yang diamati bumi, bulan, dan matahari. Muaranya adalah penetapan tata waktu di bumi.
“Ilmu Falaq sangatlah penting meski teknologi sekarang sudah sangat modern. Dalam pengaplikasiannya secara Islam, Falaq memiliki peranan penting terhadap pelaksanaan ibadah. Sebut saja, arah kiblat beserta bayangannya, tata waktu shalat, awal bulan, hingga gerhana. Gerhana Matahari Cincin ini juga termasuk di dalamnya,” terang Surjadi.
Adapun Gerhana Matahari Cincin terjadi saat posisi segaris dari matahari, bulan, dan bumi. Pada momentum ini, posisi bulan yang teramati lebih kecil dari rupa matahari. Puncaknya, bagian tengah matahari gelap dan sisi luarnya terang hingga seperti cincin.
Kepala Dinas Pariwisata Kepulauan Riau Buralimar menjelaskan, Tanjungpinang layak dipilih menjadi lokasi untuk menikmati fenomena Gerhana Matahari Cincin.
“Beragam pengetahuan ini jadi bekal positif sebelum menyambut fenomena Gerhana Matahari Cincin pada Kamis (26/12). Secara geografis, Tanjungpinang menjadi spot terbaik menikmati fenomena alam ini. Di sini, wisatawan bisa menikmati Gerhana Matahari Cincin dengan durasi sekitar 3 menit 36 detik,” jelas Buralimar.
Sementara itu Walikota Tanjungpinang H Syahrul, menambahkan, Tanjungpinang sehak awal telah menyiapkan diri untuk menyambut wisatawan saat Festival Gerhana Matahari Cincin.
Tanjungpinang didukung dengan nature, culture, hingga kuliner khas. Ada juga karya kreatif lainnya berupa produk kerajinan tangan, fashion, tas, dan beragam aksesoris.
“Festival Gerhana Matahari Cincin jadi gambaran beragamnya kekayaan Tanjungpinang. Wisatawan akan mendapatkan beragam sisi terbaik bila datang langsung ke Tanjungpinang,” tuturnya.
Festival juga menyajikan Workshop Bumi-Matahari-Bulan dan Prakarya Lubang Jarum dengan Kotak Sepatu. Digelar Senin (23/12) siang, Workshop tersebut disampaikan oleh tim Bosscha ITB Bandung. Tim ini juga menjadi pembicara dalam Seminar Gerhana Matahari Cincin dengan tema Bumi-Matahari-Bulan.
“Ada banyak value yang didapatkan wisatawan selama berada di area festival. Dengan beragam konten yang bagus, wajar bila venue selalu ramai oleh wisatawan. Kami yakin mereka sangat berkesan dengan beragam agenda yang ditampilkan,” kata Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional I Kemenparekraf Dessy Ruhati.
Selain pengetahuan, wisatawan juga diajak bergembira lewat live music pada Rabu (25/12). Band pengisinya diantaranya Audio Freak dan The Guru. Ada juga Back Sound.
Festival Gerhana Matahari Cincin Tanjungpinang pun semakin menarik karena menjadi media berekspresi para milenial. Kontennya dikemas melalui Pensi Anak Sekolah.
“Festival tersebut sangat ramah bagi kaum milenial. Para milenial bisa mencurahkan semua kreativitasnya di dalamnya. Dan, lebih penting, posisi pasar milenial ini sangat besar. Kalau dioptimalkan, slot pasar milenial akan memberi impact positif,” papar Dessy.
Rangkaian Festival Gerhana Matahari Cincin Tanjungpinang mencapai puncaknya pada Kamis (26/12), ditandai Pembacaan Ayat Suci Alqur’an. Ada juga Tari Persembahan dari Bintan Telani. Menjadi pengantar Gerhana Matahari Cincin, festival menampilkan Lomba Menggambar dan Mewarnai Gerhana. Lomba ini diperuntukan bagi siswa TK, SD, dan SMP.
Festival semakin menghibur dengan Live Mural dan Music, Dangkong, hingga panggung puisi. Event lalu dilanjutkan dengan Shalat Gerhana direntang pukul 12.00-13.00 WIB. Selain doorprize, panggung live music disajikan masif. Total ada 7 band yang ditampilkan. Band tersebut diantaranya, Tujuh Svara, Junos Akustik, Mezzaluna, Nada Svara, dan Keroncong Anggrek Merah.
“Pengetahuan, hiburan, hingga aktivitas religi di festival ini tentu luar biasa. Keberagaiman itu jadi bukti betapa kayanya Tanjungpinang dan Kepri sebagai destinasi wisgata. Tetap bergabung di Festival Gerhana Matahari Cincin, apalagi moment ini cukup langka. Harus menunggu 12 tahun lagi,” kata Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenparekraf Rizki Handayani.(***)