YOGYAKARTA – Kabar gembira datang dari pariwisata Indonesia. Itu setelah destinasi desa wisata siap menyambut wisatawan Nusantara. Ya, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) menggagas program perjalanan wisata Nusantara. Dengan begitu, desa wisata yang menjadi andalan wisata pedesaan siap menyambut kembali kedatangan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.
Seperti diketahui, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) tengah mendorong pengembangan desa wisata. Diharapkan, desa wisata ini dapat membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya baik di sektor pariwisata maupun ekonomi kreatif.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, program desa wisata bertujuan memajukan perekonomian pedesaan dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Melalui program ini, Sandi menyebut Kemenparekraf berupaya semaksimal mungkin memperhatikan kesejahteraan masyarakat pedesaan.
“Segala potensi yang dimiliki oleh desa wisata akan kembali kita kembangkan secara kolaboratif untuk menyambut kunjungan wisatawan. Tentu kita berharap program ini mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di pedesaan,” kata Sandiaga, Senin (28/3/2022).
Dikatakannya, desa wisata memiliki potensi yang cukup besar dalam konteks pengembangan kepariwisataan dan ekonomi kreatif di Indonesia. “Melalui program ini, saya optimis desa wisata dapat menjadi lokomotif bagi kemajuan pariwisata Indonesia,” kata Sandiaga.
Menurut Sandiaga, desa wisata tak hanya menarik minat wisatawan, akan tetapi juga turut membuka lapangan pekerjaan dan peluang usaha baru bagi pelaku ekonomi kreatif. “Desa wisata selalu bertalian erat dengan kreativitas, pembukaan lapangan pekerjaan dan penciptaan peluang usaha baru bagi masyarakat,” kata Sandiaga.
Sandiaga mengatakan, desa wisata menjadi salah satu kekuatan pariwisata yang mengedepankan pelestarian budaya dan lingkungan. Hal ini tentu memiliki manfaat ekonomi secara berkeadilan yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.
“Desa wisata diharapkan mampu mengurangi urbanisasi masyarakat dari desa ke kota karena banyak aktivitas ekonomi yang dapat diciptakan,” kata Sandiaga.
Oleh karenanya, peran stakeholder pariwisata sangat diperlukan dalam mengelola desa wisata, melalui prinsip 3C (Commitment, Competence dan Champion), agar program yang dijalankan dapat tepat sasaran, tepat manfaat dan tepat waktu.
Ia berharap melalui kegiatan yang digelar oleh jajarannya mampu meningkatkan daya saing pariwisata dengan peningkatan kapasitas masyarakat dalam mengelola desa wisata secara digital dengan mengembangkan kreatifitas dalam membuat konten kreatif sebagai media promosi pariwisata.
“Mari bersama hadirkan kepulihan ekonomi dan kebangkitan pariwisata. Demi wujudkan visi pembangunan kepariwisataan nasional yaitu Indonesia sebagai negara tujuan pariwisata berkelas dunia, berdaya saing, berkelanjutan dan mampu mendorong pembangunan daerah dan kesejahteraan rakyat,” tandasnya.
Arahan orang nomor satu di Kemenparekraf itu langsung dieksekusi oleh jajarannya. Salah satunya melalui program Perjalanan Wisata Pengenalan Destinasi Prioritas untuk Pasar Nusantara yang digelar di Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 28-31 Maret 2022. Formulasinya super lengkap dengan konten famtrip, bimtek, kurasi paket wisata, hingga kegiatan table top.
Direktur Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenparekraf Ricky Fauziyani menerangkan, melalui program ini, potensi eksotis desa wisata di zonasi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah yang bisa dieksplorasi oleh wisatawan.
“Desa wisata di Yogyakarta bahkan Jawa Tengah sudah siap menyambut kehadiran wisatawan. Berbagai pembenahan sebelumnya sudah dilakukan. Kini finalisasinya dikuatkan dengan program Perjalanan Wisata Pengenalan Destinasi Prioritas untuk Pasar Nusantara. Desa wisata ini tetap eksotis dengan karakteristik uniknya masing-masing,” ungkap Ricky.
Program Perjalanan Wisata Pengenalan Destinasi Prioritas untuk Pasar Nusantara saat ini digelar di Yogyakarta selama empat hari. Program ini digulirkan di Desa Karangrejo, Yogyakarta dan Candirejo, Magelang, Jawa Tengah, pada Senin (28/3/2022). Program ini diikuti oleh 20 orang dari 10 desa wisata dan member Astindo. Adapun komposisi desa wisatanya adalah Pentingsari, Rejowinangun, Kandri, Lerep dan Candirejo. Selain itu ada Desa Wisata Tinalah, Sambi, Jatimulyo, Karangrejo dan Nglanggeran.
Memantik pergerakan pasar Nusantara, program ini digelar dengan agenda padat. Pada hari pertama, peserta program langsung diajak mengeksplorasi destinasi wisata Karangrejo dan Candirejo. Selang sehari berikutnya ada program Bimtek dan Kurasi Paket Wisata ‘Perjalanan Wisata Pengenalan Destinasi Prioritas untuk Pasar Nusantara’. Rangkaian aktivitas lalu ditutup Famtrip Desa Wisata Penting Sari dan Table Top. Table Top mengusung penguatan penjualan pasar wisata di Yogyakarta dan Jawa Tengah.
“Wisatawan dijamin akan puas saat mengeksplorasi berbagai destinasi wisata di sini. Ada banyak sisi eksotis yang bisa dinikmati, seperti alam dan budayanya. Destinasi ini juga banyak menawarkan berbagai kuliner yang nikmat. Aspek amenitasnya juga sangat bagus. Semua tetap didasarkan kepada regulasi protokol kesehatan,” terang Ricky.
Menjadi venue program, Desa Candirejo menawarkan beragam warna eksotisme. Wisatawan bisa menikmati warna indah dari Bukit Menoreh. Di Wisata Menoreh, wisatawan juga bisa mengeksplorasi sistem pertanian tradisional. Ada juga tarikan adrenaline melalui menu offroad dengan jalan kontur perbukitan dan aliran Sungai Progo. Wisatawan juga bisa menangkap ikan langsung di sungai secara tradisional. Ekperimen lainnya dihadirkan melalui cita rasa kuliner ikan endemik beong. Untuk cinderamata dihadirkan kerajinan pahat Batu Merapi.
“Liburan di desa wisata Jawa Tengah dan Yogyakarta akan memberikan sensasi yang luar biasa. Dengan program ini, kami optimistis experience yang diterima wisatawan semakin lengkap dan sempurna. Sebab, program Perjalanan Wisata Pengenalan Destinasi Prioritas untuk Pasar Nusantara mengemas beragam potensi yang ada semakin bagus,” tegas Ricky lagi.
Lalu, bagaiman dengan potensi eksotis Desa Wisata Karangrejo? Desa Wisata Karangrejo sebelumnya menjadi spot syuting film Ada Apa Dengan Cinta 2. Berada di sana, wisatawan akan diajak berkeliling desa dengan transportasi unik. Menggunakan mobil VW Klasik atas terbuka, wisatawan akan mengeksplorasi sawah, kebun dan budaya masyarakat desa. Berbasis agribisnis, wisatawan juga bisa belajar bercocok tanam.
Experience wisatawan semakin lengkap saat berdiri di Bukit Punthuk Setumbu. Dari puncak bukit ini, wisatawan bisa menikmati kemegahan Candi Borobudur. Ada juga lanskap Gunung Merapi dan Merbabu. Wisatawan juga bisa melihat proses pembuatan langsung kerajinan dan produk lokal. Kalau ingin menginap, destinasi ini juga menyediakan homestay dengan fasilitas lengkap. Product & Operation Manager Expose Leisure Management, Heben Ezer yang juga menjadi narasumber di rangkaian acara tersebut mengatakan, desa wisata menjadi menu terbaik liburan.
“Desa wisata banyak menyediakan beragam warna menarik yang menyegarkan wisatawan. Apalagi, kini ada program Perjalanan Wisata Pengenalan Destinasi Prioritas untuk Pasar Nusantara. Wisatawan dijamin semakin mudah dan nyaman mengakses beragam sisi eksotis yang ditawarkan desa wisata tersebut,” kata Heben.(*)