YOGYAKARTA – Branding destinasi berbasis desa wisata di DI Yogyakarta dan Jawa Tengah terus diperkuat Kemenparekraf. Selain fisiknya, polesan riasan cantik kini diberikan untuk tampilannya di dunia maya. Treatmentnya diberikan melalui Bimtek dengan menu praktek Fotografi dengan smartphone dalam program Perjalanan Wisata Pengenalan Destinasi Prioritas untuk Pasar Nusantara, Selasa (29/3) di Hotel Mercure, Yogyakarta.
Darah seni fotografi disuntikan kepada pelaku industri pariwisata di sana demi menaikan impresi positif dan menaikkan kurva kunjungan wisatawan nusantara.
“Konten berkualitas menjadi kunci untuk menaikkan arus kunjungan wisatawan. Untuk itu, kemampuan menghasilkan konten berkualitas menjadi vital bagi para pelaku industri pariwisata. Kemenparekraf terus berkomitmen untuk mendukung peningkatan skill berkualitas tersebut,” ungkap Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno.
Program ini diikuti 20 orang dari 10 desa wisata dan member Astindo. Adapun komposisi desa wisatanya adalah, Pentingsari, Rejowinangun, Kandri, Lerep, dan Candirejo. Komposisi lain ada Desa Wisata Tinalah, Sambi, Jatimulyo, Karangrejo, dan Nglanggeran. Mereka pun terlihat serius melahap setiap sesi bimtek dengan fokus materi pengetahuan dasar fotografi dengan memakai smartphone. Narasumbernya Bachelor and Master in Photography Program, Dewi Sartika Bukit.
“Kami optimistis industri pariwisata di Yogyakarta dan Jawa Tengah akan cepat pulih. Kondisi Covid-19 terus tertangani dengan sangat bagus seiring positifnya implementasi program vaksinasi. Penyesuaian juga terus dilakukan destinasi untuk menjamin keamanan dan kenyamanan wisatawan. Kondisi ini akan diketahui dan direspon positif wisatawan kalau brandingnya dilakukan maksimal. Selain masif, kontennya harus bagus dan menarik. Karena desa wisata meningkatkan kesejahteraan dan membuka lapangan kerja,” kata Sandiaga.
Menguatkan branding dengan konten terbaik, kemampuan fotografi para pelaku industri pariwisata memang viral. Fotografi pada era sekarang memang memiliki dampak signifikan pada peningkatan jumlah kunjungan wisatawan ke suatu destinasi. Kualitas foto yang bagus dapat menjadi pemikat bagi wisatawan untuk mengunjungi destinasi wisata tertentu. Pada titik itu, fotografi memiliki peranan yang cukup penting bagi branding dan promosi destinasi wisata.
“dengan menghadirkan program tepat sasaran, tepat manfaat, dan tepat waktu, pandemi mulai terkendali dengan baik,” kata Direktur Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenparekraf Ricky Fauziyani.
Menurut dia, melalui momentum ini, sektor pariwisata san ekonomi kreatif mulai kembali bangkit. Kreativitas para pelaku industri pariwisata terus diasah. Oleh karenanya, Ricky menilai pelaku industri juga harus memanfaatkan momentum dan perkembangan teknologi digital yang luar biasa.
“Ekonomi mulai bangkit, sektor pariwisata dan ekonomi kreatif pun mulai menggeliat, dan tentu saja lapangan kerja baru tercipta lebih luas,” kata Ricky.
Saat ini, Ricky melanjutkan, sektor pariwisata telah siap untuk melakukan ‘reshape, revival, dan rebound’. Pelaku bisnis Parekraf harus bersiap mencuri start dan melakukan ‘giant leap’.
“Untuk mengulas tentang prospek dan tren di industri pariwisata dan ekonomi kreatif di 2022, Kemenparekraf bekerjasama dengan Inventure akan menghadirkan Indonesia Tourism and Creative Industry Forum (ITCIF) 2022,” ulasnya.
Selain itu juga akan dirilis dua buku keren yang berjudul ‘Outlook Parekraf 2022’ dan ‘Tren Industri Pariwisata 2022’.
Mengeksplorasi potensi peserta Bimtek, beragam tips dan teknik fotografi yang benar pun diberikan agar foto yang dihasilkan mampu berbicara banyak. Maka dari itu, perlu persiapan yang baik sebelum mengambil obyek fotografi. Selain itu, tempat yang luas untuk background dan produk, lalu pastikan semuanya dalam keadaan bersih tak terhalang kotoran.
Untuk memaksimalkan hasil jepretan, maka tak perlu banyak melakukan proses editing. Ia pun membocorkan rahasianya. Gunakan editing sederhana seperti brightness, contrast, saturation dan lain sebagainya. Lalu, saran pun diberikan agar ratio foto disesuaikan dengan platform yang ingin digunakan. Sementara peralatan yang diperlukan adalah kamera, tripod, timer, background, properti pendukung dan produk yang ingin dijadikan obyek.
“Foto sangat penting dalam sebuah branding apapun, apalgi tetkait destinasi wisata. Maka penting diperhatikan persiapan sebelum memotret seperti pencahayaan sekitar yang memadai dan pastikan arah cahaya yang datang. Jangan gunakan fitur zoom digital karena akan membuat kualitas gambar berkurang. Atur fokus dengan menekan layar secara manual, ambil beberapa variasi detail produk dan pastikan kualitas foto sudah berada pada yang terbesar. Penting juga untuk menggunakan timer,” jelas Dewi Sartika Bukit, Bachelor and Master in Photography Program.(*)