Jatim – Kunci dalam grand strategi pariwisata era industri 4.0 adalah Sumber Daya Manusia. Demikian disampaikan pemerhati media sosial Yulianus Firmansyah Ladung, menanggapi Pelatihan Dasar SDM Kepariwisataan Goes to Campus (GTC) yang digagas Kemenpar. Kali ini, kegiatan berlangsung di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, Jawa Timur, Selasa 9/7).
Menurut Yulianus, setidaknya ada lima tema besar yang dipersiapkan dalam pengembangan SDM kepariwisataan. Meliputi Strategic Theme: Wonderful Indonesia Digital Tourism 4.0, serta Strategic Imperatives for Transforming Tourism HR to Win Global Competition in Industry 4.0. Selanjutnya, 5 Technology Enabler, 9 Key Initiatives for Discipline Executions, dan Pentahelix Collaboration Approach.
“Di sisi lain, perlu adanya penerapan program transformasi SDM pariwisata pada 5 unsur pentahelix. Yaitu pihak akademisi seperti para mahasiswa sekolah pariwisata, para pelaku industri wisata, pemerintah, komunitas, dan media,” ungkapnya.
Yulianus sependapat, penguatan SDM sangat penting dan perlu difokuskan. Sebab, banyak pelaku industri pariwisata yang belum memiliki kesiapan menghadapi dunia digital. Padahal, industrinya sendiri sudah sangat siap.
“Sebagaimana program Presiden Jokowi, sekarang adalah tahunnya SDM. Dan mahasiswa sebagai generasi millenial adalah kaum yang sangat tepat untuk membantu pariwisata. Khususnya melalui sosial media,” tegas Yulianus, diamini rekannya Alfin Merancia.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur, Sinarto berharap, kegiatan GTC dapat memacu berkembangnya wisata religi di Jatim. Terlebih, daerah ini memiliki sejumlah tempat sebagai peninggalan Wali Songo.
“Jawa Timur memiliki destinasi yang lengkap. Mulai dari wisata alam, wisata kota, hingga wisata religi dan sejarah. Namun yang cukup menarik perhatian adalah wisata religi,” ujarnya.
Hal ini memang tak terlepas dari keberadaan Wali Songo. Jejak penyebar agama Islam di Pulau Jawa ini terus memberikan pengaruh dan menjadi magnet bagi wisata religi. Bahkan, tak jarang ada wisatawan asing yang juga tertarik untuk mengikuti perjalanan wisata religi.
“Untuk wisata religi, ada beberapa makam Wali Songo yang selalu ramai dikunjungi peziarah. Antara lain makam Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Giri, dan Sunan Gresik. Sebagai penyebar agama Islam di Pulau Jawa, pengaruh mereka memang luar biasa,” ungkapnya.
Deputi Bidang Industri dan Kelembagaan Kemenpar, Ni Wayan Giri Adnyani menegaskan, Pelatihan Dasar SDM Kepariwisataan Goes to Campus digelar dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas dan wawasan SDM pariwisata. Dari kegiatan ini, diberharap muncul kader-kader pariwisata yang bisa berpartisipasi dalam mengembangkan wisata berkelanjutan.
“Pariwisata terbukti mampu meningkatkan ekonomi dan perkembangan industri. Karenanya, Kemenpar mendorong pariwisata melalui penguatan SDM. Yang jelas, pariwisata memiliki spektrum fundamental pembangunan yang lebih luas. Antara lain sebagai alat persatuan dan kesatuan bangsa, penghapusan kemiskinan (poverty alleviation), dan pembangunan berkesinambungan (sustainable development),” ungkapnya.
Asisten Deputi Pengembangan SDM Pariwisata dan Hubungan Antarlembaga Kemenpar Wisnu Bawa Tarunajaya menjelaskan, melalui SDM yang kompeten akan tercipta suatu proses pelayanan yang berkualitas. Dengan kata lain, mampu memberikan nilai (value) kepuasan bagi pihak yang menerima pelayanan jasa yaitu wisatawan
“Peran SDM merupakan faktor yang sangat strategis, khususnya pada sektor pariwisata yang karakteristik usahanya lebih banyak bersifat jasa,” terangnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menuturkan, Pelatihan Dasar SDM Kepariwisataan Goes to Campus akan dilakukan di beberapa perguruan tinggi di sejumlah daerah. Semua dilakukan untuk meningkatkan kesadaran dan kepekaan tentang kepariwisataan. Khususnya melalui Sadar Wisata dan Sapta Pesona
“SDM Kepariwisataan merupakan tantangan yang cukup berat. Sebab, SDM sangat menentukan segala sesuatu yang berhubungan dengan pariwisata,” tandasnya.(**)