Jakarta – Kementerian Pariwisata kembali memperkenalkan destinasi wisata Indonesia ke mancanegara. Kali ini, melalui program familiarization trip (famtrip). Pesertanya adalah media dan travel agent/tour operator asal Penang Malaysia.
Famtrip merupakan hasil koordinasi antara Kemenpar, Pemkab Banyuwangi, KJRI Penang, industri Pariwisata lokal, serta peserta Famtrip itu sendiri.
Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional II Kementerian Pariwisata Adella Raung menjelaskan, famtrip berlangsung 21-25 Juli 2019.
“Ada dua destinasi yang dikunjungi, yaitu Banyuwangi dan Bali. Peserta yang berpartisipasi berjumlah 17 orang. Terdiri dari 8 tour operator/travel agent dan 9 peserta dari media ternama di Penang,” papar Adella, Rabu (24/7).
Dijelaskannya, destinasi utama dari Famtrip kali ini adalah Banyuwangi. Diharapkan, dari famtrip ini penjualan paket Banyuwangi kepada pasar Malaysia semakin meningkat.
“Tidak itu saja, kita juga ingin mendukung keberlangsungan rute penerbangan langsung internasional Kuala Lumpur – Banyuwangi oleh maskapai Citilink,” terang Adella.
Citilink sendiri akan menambah frekuensi penerbangan Banyuwangi-Kuala Lumpur. Menjadi 2 kali seminggu. Citilink rute ini akan terbang setiap hari Kamis & Minggu (periode: 1 Agustus-31 Oktober).
Dalam Famtrip, Kemenpar dan Disbudpar Kabupaten Banyuwangi juga menggelar Table Top. Kegiatan ini dilangsungkan 22 Juli lalu. Atau hari ke-2 famtrip. Table top dilakukan di pendopo Kantor Disbudpar. Sebagai peserta, Disbudpar mengundang industri pariwisata Banyuwangi. Mereka dipertemukan langsung dengan TA/TO Penang.
“Kita berharap itinerary Famtrip dapat dijadikan referensi oleh peserta TA/TO Penang. Khususnya, dalam pembuatan paket tour. Agar menjadi lebih menarik dan siap jual kepada wisatawan Malaysia,” terangnya.
Dalam famtrip, para peserta akan diajak mengunjungi beberapa tempat di Banyuwangi. Seperti De Djawatan, Kawah Ijen, dan Baluran National Park. Lalu peserta juga mengunjungi atraksi wisata Bali sebagai destinasi kedua yaitu Pantai Lovina, Kuta dan Kintamani.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata Rizki Handayani, mengatakan famtrip merupakan bagian dari upaya memenuhi target kunjungan wisatawan.
“Tahun 2019, target kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia mencapai 20 juta. Dengan perolehan devisa sebesar US $20 miliar. Famtrip menjadi salah satu upaya kita untuk mencapai target itu,” katanya.
Untuk mendukung kegiatan ini, Kemenpar juga menjalin kerjasama dengan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Penang, VITO Malaysia, Maskapai CItilink dan Stakeholders pariwisata baik di Indonesia dan di Malaysia.
Malaysia merupakan fokus pasar wisatawan mancanegara ke Indonesia. Bahkan menduduki peringkat pertama. Berdasarkan realisasi wisman pada tahun 2018, kunjungan wisatawan Malaysia ke Indonesia mencapai 2.501.594. Jumlah ini meningkat 17,9% dibandingkan tahun 2017 sebesar 2.121.888.
Sedangkan untuk di tahun 2019, target Kemenpar untuk pasar Malaysia sebanyak 3.400.000 kunjungan wisatawan, sehingga diperlukan pendekatan yang tepat dan inovatif untuk menggarap pasar ini.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menilai famtrip cara yang sangat efektif. Karena bukan hanya memperkenalkan, tetapi juga menjual destinasi ke wisatawan mancanegara.
“Dalam famtrip ini, yang dilibatkan adalah media dan TA/TO. Ini sangat efektif. Karena TA/TO langsung membuatkan paket yang akan ditawarkan ke wisatawan negara mereka. Sedangkan media akan memberitakan keindahan destinasi yang mereka kunjungi,” ujar Menpar.(***)