Kerennya Pembukaan Festival Jathilan Bromo 2019

oleh -1,933 views

PROBOLINGGO – Suara gendang menggema menggetarkan Amphiteater Terbuka Bromo, Desa Wonotoro, Kecamatan Sukapura, Probolinggo. Suaranya tegas menemani suara slompret yang menjadi ciri khas musik seni Jathilan. Alunannya begitu pas mengiringi 74 penari cilik di pembukaan Festival Jathilan Bromo 2019, Sabtu (24/8).

Gerakan mereka begitu kompak. Sambil membawa kuda-kudaan dari anyaman bambu mereka bergerak lincah laksana prajurit berkuda.

Suasana pembukaan makin meriah dengan penampilan Tim Universitas Negeri Yogyakarta dan Bale Seni Condoradono. Jathilan yang bercerita tentang perjuangan Pangeran Mangkubumi berhasil membuat takjub tamu dan wisatawan.

Berikutnya ada Jathilan Bareng Doktor Jathilan dan Bale Seni Condroradono Yogyakarta. Tak berhenti sampai disitu, penampilan khusus kelompok jathilan dari Probolinggo, Temanggung dan Sleman turut menghangatkan susana.

“Jathilan menjadi sebuah seni budaya yang sangat layak untuk menjadi salah satu atraksi terbaik bagi wisatawan. Atraksi ini memberikan nuansa lain karena memberikan ruang untuk berinteraksi dengan penontonnya. Lihat saja perhelatan Festival Jathilan Bromo 2019 ini. Begitu menarik untuk disaksikan,” Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani yang hadir langsung di acara.

Ucapan Rizki jelas tak terbantahkan. Dinginnya kabut Bromo yang turun bahkan seperti tidak dihiraukan wisatawan yang berdatangan. Makin sore bahkan makin padat. Tepuk riuh para wisatawan pun selalu menyertai setiap penampilan para penari. Bahkan wisman yang turut hadir pun begitu antusias.

Apalagi diakhir acara seluruh penari turun panggung menarikan tari Jathilan masal. Tak lupa mereka pun mengajak seluruh tamu dan undangan untuk ikut menari bersama. Dari mulai Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani, Bupati Probolinggo Puput Tantriana, Ketua Tim Quick Win Super-Prioritas Ipang Wahid, hingga Penggagas Festival Jathilan Bromo Sigit Pramono. Semua diajak larut menari bersama.

“Ini menjadi sebuah upaya untuk rebranding kawasan Bromo. Selain sebagai destinasi wisata alam juga sebagai destinasi wisata seni budaya. Disatu sisi jelas memperbanyak atraksi wisata yang terjadwal dengan pasti di Bromo. Karena dengan festival ini Probolinggo akan memiliki tambahan 12 kali atraksi wisata selama 2019. Dimana setiap bulannya akan ada pertunjukan Jathilan di tempat ini,” kata Sigit Pramono.

Sementara itu Bupati Probolinggo Puput Tantriana menyatakan, jika festival ini merupakan kerja bersama seluruh stakeholder pariwisata. Dari mulai Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Probolinggo, Jiwa Jawa Resort, Pemkab Probolinggo hingga Kemenpar. Dirinya menyakini jika dengan kerja sama yang begitu baik maka percepatan pembangunan pariwisata di Probolinggo akan semakin cepat.

“Festival Jathilan Bromo akan melengkapi event-event lain. Seperti Upacara Kasada dan Eksotika Bromo, serta Jazz Gunung Bromo yang selama ini sudah digelar di kawasan wisata Bromo. Dengan itu daya tarik wisata di Bromo akan semakin banyak lagi. Apalagi festival ini memakai format kompetisi. Setiap grup yang tampil tentunya akan menampilkan karya terbaiknya,” papar bupati muda tersebut.

Bagi Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya, peran serta berbagai pihak adalah sebuah kekuatan lebih dari pariwisata Bromo. Semua begitu bersemangat membangun iklim pariwisata yang baik di kawasan tersebut. Dengan itu pariwisata Bromo dapat terus berkembang kearah yang lebih baik lagi. Apalagi kini telah ditetapkan sebagai salah satu dari 10 Destinasi Prioritas.

“Sebuah kolaborasi yang sangat baik antara seluruh stakeholder pariwisata Probolinggo. Semua bersemangat memberikan atraksi terbaik untuk mengangkat pariwisata Probolinggo. Ini harus dicontoh oleh daera-daerah lainnya,” ucap Mantan Dirut Telkom itu.

Menpar juga menambahkan, festival ini pun semakin mengukuhkan Probolinggo sebagai daerah yang jeli membaca peluang. Ini terlihat dari konsep unik festival yang ditawarkan yang menonjolkan akar budayanya.

“Membuat atraksi berkelas tanpa melupakan akar budayanya. Ini baru keren. Karena memang budaya itu semakin dilestarikan semakin mensejahterakan. Laku di jual kepada wisatawan. Saya harap ini bisa menjadi atraksi yang jauh berkembang lagi. Karena ini merupakan atraksi wisata yang menjanjikan,” pungkas pria yang murah senyum itu. (*)

No More Posts Available.

No more pages to load.