DENPASAR – Para travel agent dan tour operator (TA/TO) asal Timor Leste yang menjadi peserta Famtrip Bali-Mandalika, tiba di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, Rabu (21/8) sore. Tidak membuang-buang waktu, para peserta langsung disuguhkan wisata kuliner.
Lokasi wisata kuliner yang dipilih adalah Bebek Tepi Sawah di sekitar Denpasar. Para peserta famtrip disuguhkan dengan salah satu menu terbaik Bebek Tepi Sawah, bebek crispy. Bebek yang sangat gurih dan disajikan dengan 3 jenis sambel sekaligus.
Kehadiran peserta Famtrip Bali-Mandalika disambut Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional III Muh Ricky Fauziyani, dan Kasubbid Area IIB Regional III Herbin Saragi.
“Buat teman-teman travel agent dan tour operator Timor Leste, saya ucapkan selamat datang. Saat ini kalian berada di resto Bebek Tepi Sawah. Salah satu lokasi wisata kuliner terbaik di Bali. Dan termasuk lokasi favorit saya. Setiap datang ke Bali saya selalu kesini,” papar Ricky.
Para peserta tersebut adalah perwakilan dari Dili World Travel, Cofi Travel, Ramelau Travel, Ave Branca Tours and Travel, Uno Travel, Fatubesi Travel, Ace Travel, Ezgo Travel, RIIR Travel, Island Explorer Holidays Travel, dan Antika Tour & Travel.
Kepada para peserta, Ricky berharap kegiatan famtrip bisa memberikan gambaran seutuhnya mengenai Indonesia. Khususnya, mengenai Bali dan Mandalika yang akan dikunjungi.
“Saya berikan gambaran mengenai Mandalika. Tahun 2020 Mandalika akan menjadi tuan rumah kejuaraan dunia MotoGP. Saya yakin bisa dijual. Karena potensinya sangat luar biasa. Ini bisa menjadi gambaran buat rekan-rekan di Timor Leste,” tutur Ricky.
Sedangkan Bali, menjadi salah satu pintu masuk utama wisatawan mancanegara ke Indonesia. Selain Jakarta dan Greater Batam.
Menariknya, para peserta famtrip juga mendapatkan bekal pengetahuan usai makan. Sebab, Ricky Fauziyani mendatangkan perwakilan Nusa Dua Bali Convex dan Nusa Dua Bali Tour and Travel. Mereka membagikan ilmu untuk mengelola paket perjalanan.
“Ini kesempatan untuk medapatkan ilmu. Bagaimana membuat paket. Apalagi untuk perjalanan ke Bali. Karena Nusa Dua Bali sangat berpengalaman,” papar Ricky.
Sementara Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata Rizki Handayani, mengatakan famtrip ini dilakukan untuk memperkenalkan semua potensi kepada peserta.
“Karena pesertanya TA/TO, kita tentu berharap mereka bisa membuat paket perjalanan berdasarkan pengalaman yang mereka dapat selama trip. Baik wisata alam, budaya, hingga kuliner. Dan mereka bisa menyajikannya dengan storytelling. Sehingga menjadi sebuah penawaran yang lengkap buat wisatawan,” papar wanita yang akrab disapa Kiki itu.
Pernyataan tidak jauh berbeda disampaikan Menteri Pariwisata Arief Yahya. Menurutnya, famtrip adalah cara yang sangat efektif untuk memperkenalkan destinasi.
“Lewat famtrip peserta akan langsung melihat, merasakan apa yang ada di destinasi. Yang kita harapkan adalah impact. Yaitu TA/TO bisa membuat sebuah paket dan meningkatkan kunjungan wisatawan negaranya ke Indonesia,” papar mantan Dirut PT Telkom itu.(***)