BANJARNEGARA – Magnet Dieng Culture Festival masih sangat kuat. Buktinya, tiket yang dijual sudah sold out. Bahkan okupansi hotel, penginapan, juga homestay rata-rata sudah berada diangka 95% hingga Kamis (1/8). Dieng Culture Festival 2019 digelar 2-4 Agustus. Venuenya di Desa Wisata Dieng Kulon, Banjarnegara, Jawa Tengah.
“Dieng Culture Festival 2019 selalu dibanjiri oleh wisatawan. Pergerakannya selalu positif. Hal ini tidak lepas dari banyaknya acara menarik yang disajikan. Nuansa budayanya sangat khas dengan tradisi yang dijalankan turun temurun. Tradisi tersebut juga disajikan secara utuh di sini,” ungkap Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani.
Tahun ini, Dieng Culture Festival sudah memasuki pelaksanaan tahun ke-10. Tema yang diusung adalah ‘The Inspiration of Culture’. Ada 9 event utama yang akan disajikan. Selain budaya, ada juga lingkungan, carnaval, live music, hingga kuliner.
Atraksi yang disajikan ini direspon positif wisatawan. Tingkat hunian meningkat tajam. Bahkan, banyak homestay yang full. Lebih menarik lagi, ada banyak rumah warga yang sementara beralih fungsi sebagai penginapan. Sedikitnya ada 250 rumah warga (non homestay) yang dipesan.
Bukan hanya Dieng Kulon, alih fungsi rumah warga juga merambah wilayah lain. Sebut saja, Desa Dieng Wetan, Dukuh, Banteng, hingga Kepakisan.
“Dieng Culture Festival 2019 memang jadi fenomena. Arus wisatawan tersebut tentu menjadi berkah ekonomi. Seluruh masyarakat merasakan manfaatnya dengan income bagus disepanjang event,” terang Rizki.
Nah, bagi yang belum mendapatkan penginapan tidak perlu khawatir. Dieng Culture Festival Ke-10 ini menawarkan alternatif Camping Ground. Lokasinya strategis karena berada di kawasan Candi Arjuna. Kapasitasnya sekitar 1.000 orang. Harga sewa lokasi plus tendanya berkisar Rp300 Ribu hingga Rp350 Ribu untuk 3 hari.
“Biar nyaman, maka wisatawan harus melengkapi dengan beragam peralatan pribadi. Harus bawa baju hangat, apalagi mereka yang menikmati camping,” katanya lagi.
Mengantisipasi temperatur khas pegunungan, wisatawan harus membekali diri dengan beberapa piranti. Selain baju hangat, idealnya membawa juga jaket, kaus kaki, syal, sarung tangan, penutup kepala, hingga sleeping bag. Untuk membantu menghangatkan badan, beberapa spot perapian dibangun. Konsepnya tradisional dengan anglo hingga api unggun mini.
“Dieng Culture Festival 2019 sangat eksotis. berkunjung ke sana, tentu akan ada banyak experience yang didapat wisatawan. Pokoknya semuanya serba menarik. Kami tentu gembira melihat tingginya anemo publik terhadap festival ini. Artinya, beragam tradisi yang dimiliki Dieng Plateau akan terus lestari dan berkembang,” tegas Ketua Tim Pelaksana CoE Kemenpar Esthy Reko Astuty.
Besarnya serapan penginapan sejalan dengan penjualan tiket event. Sebanyak 4.500 lembar tiket dengan banderol Rp350 Ribu sudah sold out di akhir Juni kemarin. Penambahan 500 tiket juga diberikan dengan harga Rp250 Ribu per lembarnya. Tiket tersebut diantaranya bisa mengakses konten Jazz Atas Awan yang menampilkan Gugun Shelter Blues. Bisa juga menikmati Senandung Atas Awan.
“Antusiasme publik sangat besar, bahkan sudah terlihat dari beberapa bulan terakhir. Selain domestik, respon besar juga diperlihatkan mancanegara. Konfirmasi sudah diberikan TA/TO Banjarnegara. Bila kamar penginapan full, silahkan bergabung di Camping Ground saja. Slotnya cukup besar,” papar Ketua Panitia Dieng Culture Festival 2019 Alif Fauzi.
Selain menikmati beragam warna seni dan budaya, wisatawan juga penasaran dengan fenomena Embun Upas. Familiar juga sebagai Bun Upas atau Embun Beku, berpotensi muncul. Sebab, fenomena alam unik tersebut sebelumnya kerap terjadi di musim kemarau. Rentang tata waktunya akhir Juni hingga awal September.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menyatakan, Dieng Culture Festival event fantastis.
“Ada banyak experience yang bisa dinikmati wisatawan. Fenomena Embun Beku di Dieng selalu dinanti. Wisatawan sangat penasaran dengan nuansa eksotisnya. Secara keseluruhan, kami mengapresiasi atas penyelenggaraan event ini. Potensi dari Dieng memang besar dan festival ini menjadi media branding yang potensial. Arus wisatawan akan terus optimal khususnya setelah event,” tutup Menpar.(*)