TOBA – Kran manfaat ekonomi desa wisata di Destinasi Super Prioritas Danau Toba terus diperbesar. Optimalisasi aspek bisnisnya akan didorong melalui pembangunan Village Business Park di kawasan destinasi. Program unggulan tersebut disounding melalui Rapat Koordinasi Pengembangan Desa Wisata Danau Toba Kemenparekraf/Baparekraf, Jumat (28/8).
Kemenparekraf/Baparekraf menggulirkan Rapat Koordinasi Pengembangan Desa Wisata Danau Toba di Hotel GM Marsaringar, Lumban Dolok Haume Bange, Balige, Toba, Sumatera Utara. Jumlah pesertanya 80 orang. Mereka berasal dari Toba, Tapanuli Utara (Taput), hingga Humbang Hasundutan (Humbahas). Rapat koordinasi semakin menarik karena pemerintah melalui Kementerian Perdesaan , PDT dan Transmigrasi akan mengembangkan Village Business Park.
“Pemerintah akan terus men-support desa wisata. Untuk mengoptimalkan potensi sumber dayanya dan ekonomi, Village Business Park akan dibangun di Danau Toba. Kehadirannya mempercepat akselerasi pertumbuhan kawasan Danau Toba secara menyeluruh,” ungkap Kasubdit Sarana dan Prasarana Telekomunikasi, Direktorat Pengembangan Sarana dan Prasarana Desa, Ditjen PPMD Kemendes, PDT, dan Transmigrasi Minarni Marbun, Jumat (28/8).
Secara konsep, Village Business Park merupakan ruang terbuka hijau dengan beragam fasilitas lengkap. Kawasan ini free WiFi, selain dilengkapi panggung/balai kesenian tradisional. Village Business Park juga dinagun homestay, ruang pameran, outlet komoditi, gazebo, dan toilet. Ada juga coffee shop, jogging track, taman bermain anak, dan penerangan.
“Village Business Park merupakan kawasan yang lengkap. Spot ini akan terintegrasi dengan kawasan pengembangan obyek wisata hingga pemukiman penduduk. Untuk itu, kami membutuhkan komitmen dari desa wisata untuk mengembangkan diri. Mereka harus maju dan mandiri. Dengan begitu, fungsi dan keberadaan Village Business Park semakin optimal,” terang Minarni.
Menjadi program unggulan, Village Business Park pun hanya dikembangkan pada 2 destinasi saja. Selain Destinasi Super Prioritas Danau Toba, Village Business Park rencananya akan dibangun di Mandalika, Nusa Tenggara Barat. Secara detail, fokusnya diperuntukan bagi lokus desa wisata pilot project. Spot ini memiliki beberapa persyaratan utama.
Village Business Park akan ditempatkan pada kawasan desa wisata dengan status Maju dan Berkembang. Status Maju sebuah desa wisata ditandai kesadaran tinggi masyarakat dan menjadi destinasi terkenal. Spot di sini juga memiliki infrastruktur memadai, lalu masyarakatnya memiliki manajerial pengelolaan dana desa yang positif.
Adapun status Berkembang desa wisata dilihat dari parameter mulai populernya destinasi tersebut dan adanya pergerakan wisatawan. Sarana prasarananya mulai dikembangkan, lalu munculnya lapangan pekerjaan dan aktivitas ekonomi. Kesadaran masyarakat akan potensi pariwisata desanya juga mulai muncul, selain masih memerlukan pendampingan dari pihak terkait (pemerintah atau swasta).
“Village Business Park ini program yang sangat bagus. Spot tersebut akan mendukung destinasi dan desa wisata secara menyeluruh. Village Business Park jadi momentum positif untuk akselerasi kawasan destinasi Danau Toba. Kini tinggal daerah yang harus proaktif. Mereka ini secepatnya harus memberikan informasi lengkap profil desanya, masterplan Desa wisata ,rencana pengembangan desa wisata nya kedepan serta dukungan dana desa untuk desa wisata ,” jelas Direktur Pengembangan Destinasi Regional I Oni Yulfian.
Mendukung destinasi, Village Business Park memiliki beberapa persyaratan wajib. Daerah punya lahan sebagai sentra aktivitas di daerah wisata. Diperlukan juga adanya support riil anggaran dari pemerintah kabupaten/kota. Support ini wajib menyertakan Rencana Anggaran Biaya dan Masterplan . Pegerakan wisatawan pada destinasi tersebut minimal 10 Ribu orang per tahun.
Lebih lanjut, Village Business Park membutuhkan kepastian aspek legal desa wisata. Bentuknya berupa, surat keputusan bupati atau sekretaris daerah terkait penetapan desa wisata. Desa wisata juga dikelola oleh BUMDes atau Pokdarwis. Pokdarwis dilibatkan karena menjadi unit usaha BUMDes. Selain Village Business Park, pemerintah juga mengembangkan bantuan Pengembangan Obyek Wisata.
“Village Business Park dan beragam bantuan lainnya menjadi stimulan terbaik. Apalagi, ekonomi saat ini sangat berat karena terdampak Covid-19. Program ini seolah menjadi pengurai benang kusut masalah ekonomi secara umum. Sebab, Village Business Park menawarkan kesempatan yang besar bagi kemajuan destinasi,” tegas Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Hari Santosa Sungkari.
Pengembangan Obyek Wisata juga akan memberi 5 jenis bantuan fisik. Dengan volume masing-masing 1 unit, rincian bantuannya adalah Pembangunan Jalan Lingkungan hingga Pembangunan Toilet lengkap dengan perlengkapannya. Ada juga Pembangunan Homestay, Gazebo, juga Balai Kesenian Tradisional. Bantuan sarana prasarana akan dialirkan ke Toba, Taput dan Humbahas .
“Kehadiran Village Business Park akan menyempurnakan desa wisata dan destinasi Danau Toba. Daya tawar destinasi tentu akan semakin naik karena infrastrukturnya lengkap dan berkualitas. Untuk itu, desa wisata segera melengkapi persyaratan yang diminta agar Village Business Park lekas dibangun dan berfungsi,” tutup Koordinator Area I Pengembangan Destinasi Regional I Wijonarko didampingi Sub Koordinator Area I A Pengembangan Destinasi Regional I Andhy Marpaung.(*)