KAHYANGAN.NET– Lagi, Jogja kehadiran destinasi wisata alam. Namanya Seribu Batu Songgo Langit. Destinasi ini wajib anda kunjungi ketika berwisata ke Jogjakarta. Terlebih jika saat ini sedang menghadiri Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF) 2018.
Tempatnya cozy abis. Banyak spot instagramable. Pokoknya boombastis. Dijamin membuat para wisatawan betah tak mau pulang. Ada Rumah Seribu Kayu Negeri Dongeng, Rumah Hobbit, Taman Tumpah, dan arena uji adrenalin flying fox.
Lokasinya ada di Kawasan Wana Wisata Budaya Mataram Mangunan. Atau, tak jauh dari gerbang utama Kawasan Wisata Hutan Pinus Mangunan.
“Dalam 1 minggu, kami menerima sekitar 3.000 hingga 500 wisatawan yang berkunjung ke destinasi ini. Bahkan pernah mendekati 2.000 wisatawan dalam 1 hari,” kata Operator Seribu Batu Songgo Langit Haris Purwanto, Kamis (29/11).
Torehan tersebut cukup fantastis. Apalagi destinasi ini adalah destinasi yang dikelola secara swadaya oleh masyarakat. Padahal, tempat tersebut awalnya hanyalah hutan biasa yang tak pernah dilirik.
Padahal, masyarakat sekitar hidup pas-pasan. Banyak diantara mereka hanya bekerja sebagai penyadap getah pinus. Dalam 1 bulan, mereka hanya dibayar Rp 600 hingga Rp 700 ribu.
Namun kini semua berubah. Berkat destinasi yang mereka bangun secara swadaya, taraf penghidupan mereka berubah 180 derajat.
Dalam 1 bulan pihak pengelola Seribu Batu Songgo Langit mengeluarkan biaya sebesar Rp 80 juta. Biaya tersebut untuk melakukan pemeliharaan serta membayar karyawan yang notabene merupakan warga sekitar.
“Dulu siapa sih yang mau ke Mangunan? Gak ada apa-apanya. Jalannya becek kalau hujan. Listrik tidak ada. Masyarakatnya miskin. Makan pun hanya dengan tiwul. Sekarang Mangunan menjadi salah satu penyumbang PAD terbesar untuk Provinsi DI Yogyakarta. Bahkan karyawan kita gajinya melebihi UMR Jogja,” ungkap Haris.
Bukan itu saja. Destinasi ini pun memberikan multiplier effect lain. Masyarakat sekitar pun semakin bergairah mengangkat pariwisata. Berbagai sarana pendukung pun lahir dari boomingnya pariwisata. Permintaan tinggi akan amenitas pun dijawab warga dengan membuka guest house. Jumlahnya sebanyak 22 buah. Warga sekitar kini pun membuka warung-warung kuliner yang akhirnya menambah pundi-pundi pendapatan masyarakat.
“Ada juga jeep wisata yang dikelola masyarakat. Pokoknya kami ingin memaksimalkan seluruh potensi yang kita punya. Sehingga terjadi peningkatan perekonomian masyarakat dari kepariwisataan,” pungkas Haris.
Mendengar hal tersebut, Menteri pariwisata pun sumringah. Menpar mengatakan, pilihan warga Mangunan yang mengedepankan pariwisata sudah tepat. Pasalnya, pariwisata terbukti menjadi cara cepat mengangkat perekonomian masyarakat.
“Pariwisata itu merupakan core ekonomi bangsa. Ini sudah ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Potensi yang kita punya melimpah, tinggal bagai mana kita mengolahnya,” ujar Menpar.
Selain itu, dengan dijadikannya Kawasan Mangunan sebagai destinasi wisata juga akan semakin membuat kawasan tersebut lestari. Warga dengan sadar ikut menjaga keasrian kawasan hutan Mangunan. Ini tentunya sesuai dengan prinsip pariwisata berkesinambunga yang tengah di galakkan Kemenpar.
“Dari dulu saya berprinsip, tidak boleh merusak alam dan memegang teguh prinsip konservasi, karena pariwisata adalah urusan pelestarian. Ada banyak contoh, konservasi yang membawa rezeki jangka panjang. Semakin dilestarikan semakin mensejahterakan,” ucap Arief Yahya.