BATAM – Meski pameran tanaman hias, nyatanya Batam Flower Festival 200 tak melulu memamerkan tumbuh-tumbuhan yang biasa menjadi hiasan. Pameran yang diselenggarakan di Mega Mall Batam Center itu juga memberikan ruang untuk UMKM memamerkan produk unggulan mereka. Salah satunya adalah Batik Batam yang eksistensinya semakin dikenal masyarakat Indonesia.
Salah satu pengrajin Batik Batam, Rinta Nurhayati menuturkan Batik Batam memiliki ciri motif yang elegan namun tetap dinamis menyesuaikan dengan perkembangan zaman. “Sama seperti di daerah lainnya, Batik Batam juga merepresentasikan kebudayaan yang berkolaborasi dengan karya seni,” kata Rinta menjelaskan, Senin (23/11/2020).
Ia melanjutkan, ada sepuluh motif Batik Batam yang telah dipatenkan. Di antaranya adalah motif Awan Larat, Bunga Sakat Mayang Terurai, Bunga Sakat Dara Merajok, Siput Gonggong Kuntum Berendam dan Siput Gonggong Bunga Semayang. Kemudian Motif Rajung bersusun, Bunga Kundur Awan Menjulang, Bunga Hutan, Perio Kere Sulor Bekait dan Kasih Bersambut.
Untuk warna dasar, Rinta menerangkan jika Batik Batam memiliki warna dasar utama pada motifnya adalah merah, hijau dan hitam. Saat ini juga tengah dikembangkan motif Batik Batam baru yakni Batam Madani yang terdapat gambar jembatan Barelang. Untuk harga, Rinta menerangkan jika Batik Batam amat terjangkau. Ia berharap ke depan Batik Batam semakin digandrungi dan menjadi produk ekonomi kreatif yang mendukung keberlangsungan pariwisata Indonesia, khususnya di Kota Batam.
“Tentu kami berharap Batik Batam semakin mendapat tempat di masyarakat sehingga dia bisa menjadi produk ekonomi kreatif,” harapnya. Jika tertarik membelinya, silakan datang ke Batam Flower Festival yang akan berlangsung hingga 22 Desember 2020. Batam Flower Festival 2020 merupakan ajang yang memanjakan pecinta tanaman hias. Event ini diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam dan didukung penuh oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf).
Koordinator Pemasaran Regional I Area I Kemenparekraf/Baparekraf, Taufik Nurhidayat menuturkan, gelaran Batam Flower Festival 2020 menjadi pemacu semangat sektor pariwisata dan industri kreatif untuk kembali bangkit usai terdampak COVID-19. Dikatakannya, meski mengundang masyarakat untuk menyaksikan, namun Taufik meminta masyarakat tak perlu khawatir terpapar COVID-19. Sebab, protokol kesehatan berjalan dengan baik pada event ini. “Tentu saja kita optimistis pariwisata dan ekonomi kreatif fi Indonesia, khususnya di Kota Batam akan segera pulih. Sebagaimana menjadi ketetapan pemerintah, protokol kesehatan menjadi hal yang mesti dikedepankan di era adaptasi kebiasaan baru ini,” ujarnya.
Ditambahkannya, Batam Flower Festival tak lagi sekadar ruang bertemunya pebisnis dan pecinta tanaman hias, tetapi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari atraksi sektor pariwisata. “Event ini menjadi perhelatan pariwisata. Ini menambah khasanah kepariwisataan di Kota Batam yang berorientasi pada peningkatan jumlah kunjungan wisatawan,” papar dia.
Direktur Pemasaran Regional I Kemenparekraf/Baparekraf, Vinsensius Jemadu menambahkan, Batam Flower Festival menjadi tonggak kebangkitan pariwisata di Kota Batam. Event ini sudah barang tentu menjadi sarana promosi pariwisata efektif untuk kembali menggeliatkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif,” kata dia.
Vincensius berujar jika Batam Flower Festival menjadi wisata yang memiliki segmentasi edukasi bagi para pengunjungnya. “Mereka yang datang ke sini sudah barang tentu segmen wisatawan yang memiliki minat edukasi terutama dalam hal tanaman hias. Ini menambah warna baru atraksi pariwisata di Kota Batam,” tuturnya. (*)